Optika.id - Ketua Satuan Tugas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, Sukamto Koesnoe mengingatkan bahwa orang dewasa perlu mendapatkan vaksin lain agar terlindungi dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Selain vaksin Covid-19 lengkap, Sukamto menyebut bahwa ada banyak vaksin yang bisa didapatkan masyarakat demi melindungi dan membentuk kekebalan tubuhnya dari berbagai penyakit. Untuk mendapatkan vaksin yang sesuai, dia menyarankan masyarakat untuk bisa mengingat singkatan HALO.
Baca juga: Kesehatan dan Alkohol: Apa yang Harus Anda Ketahui?
HALO merupakan akronim dari Health (kesehatan), Age (usia), Lifestyle (gaya hidup) dan Occupation (pekerjaan).
"H itu health, yaitu sedang hamil atau enggak. Kalau sedang hamil rekomendasi vaksinnya influenza, WHO juga menganjurkan, lalu Covid-19 di musim Covid-19," kata Sukamto dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Optika.id, Rabu (24/1/2024).
Khusus untuk Covid-19, imbuhnya, pada orang yang berusia lanjut (lansia) dengan komorbid atau penyakit penyerta, maka disarankan mendapat penguat lanjutan atau booster vaksin setiap enam bulan. Kemudian untuk usia dewasa muda di atas 18 tahun dengan komorbid dan penyandang obesitas, maka disarankan mendapatkan booster tiap satu tahun.
Sementara itu, bagi ibu hamil, disarankan untuk mendapat penguat lanjutan pada waktu hamil. Dan para tenaga kesehatan maupun petugas yang kerap bersinggungan dengan pasien disarankan untuk mendapat penguat lanjutan tiap satu tahun.
Tak hanya itu, seseorang berusia di atas 19 tahun dan di bawah 45 tahun kini bisa mendapatkan vaksin dengue sebagai pencegahan terkena demam berdarah.
Selanjutnya, untuk dewasa, Sukamto merekomendasikan vaksin-vaksin yang didapatkan misalnya Vaksin Pneumokokal PCV-13 yang bisa diberikan sejak usia 19 tahun dengan tujuan agar mencegah pneumonia, tetanus, difteri dan pertussi. Semula vaksin ini dibeirkan mulai usia 50 tahun.
Baca juga: Kenali Penyebab Kesemutan pada Wajah dan Waktu yang Tepat untuk Konsultasi
Vaksin lainnya adalah Human Pappiloma Virus (HPV) dan Zoster. Lalu Measles, Mumps dan Rubella (MMR), Hepatitis A dan B, Japanese Encephalitis (JE), Rabies, Polio dan Yellow Fever.
Kemudian mengenai faktor L atau lifestyle alias gaya hidup, Sukamto menyebut jika lingkungan pekerjaan dan gaya hidup bisa memungkinkan seseorang tertular penyakit tertentu. Misalnya, orang yang naik gunung berhari-hari akan kemungkinan terkena luka tinggi dan terinfeksi apabila tidak dibersihkan dan dirawat dengan baik.
Apabila orang tersebut tidak memiliki antibody terhadap tetanus, sambung Sukamto, maka kemungkinan besar dapat terkena tetanus. Demikian juga dengan orang-orang yang sering berpergian ke luar negeri misalnya Amerika dan Eropa yang mulai memasuki musim influenza dan Covid-19. Maka dari itu, dia menyarankan orang-orang untuk mendapatkan vaksin Influenza dan Covid-19.
"Sebelum rekomendasi keluar dari pemerintah tentang vaksin booster itu sebelumnya direkomendasikan orang yang bepergian silahkan divaksin Covid-19," tutur Sukamto.
Baca juga: 5 Perubahan Warna Lidah yang Mengungkap Kondisi Kesehatan Anda
Terakhir, O yakni Occupation atau pekerjaan. Mereka yang bekerja sebagai dokter atau wartawan yang bertemu banyak orang bisa berisiko terkena influenza. Lalu, untuk para pekerja yang bekerja di luar ruangan yang berisiko terkena demam berdarah direkomendasikan vaksin dengue dan influenza.
"Kalau kemudian ada komorbid kembali ke H, ada asma maka disarankan vaksin influenza dan pneumonia," ucap Sukamto.
Editor : Pahlevi