Caleg Banyuwangi Temukan Dugaan Kecurangan Surat Suara

Reporter : Danny

Banyuwangi (optika.id) - Caleg PDIP yang maju di Dapil Jatim 3 Chandra Astan menemukan ada kejanggalan yang mengarah pada indikasi kecurangan berbentuk pencurian suara. Mengenai temuan itu, KPU Kabupaten Banyuwangi menampik adanya dugaan pencurian data tetapi mengakui adanya kesalahan baca sistem online.

Komisioner Divisi Teknis Penyelenggara KPU Banyuwangi Ari Mustofa mengakui dia mendapat banyak keluhan dan pertanyaan terkait hasil input suara baik dari Partai maupun dari caleg di wilayah Blambangan.

Baca juga: Wajah Baru yang Berpotensi Duduk di DPRD Kota Surabaya Dapil I Periode 2024-2029

"Semua orang-orang pasti menduga-duga saat ini, tapi yang jelas kami pastikan bahwa pencurian suara atau penggelembungan suara, kami pastikan tidak ada," katanya melansir dari DetikJatim, Selasa (20/2/2024).

Ari menyebutkan ada kemungkinan penginputan data karena pemanfaatan sistem online masih menggunakan jasa manusia yang bisa saja melakukan kesalahan. Namun, Ari mengaku sudah menegaskan kepada anggotanya untuk tidak macam-macam.

"Yang menginput itu juga masih manusia, potensi kesalahan itu tetap ada. Tapi kami sudah sampaikan ke jajaran kami untuk tidak melakukan hal-hal di luar ketentuan, kami selalu menekankan kepada teman-teman untuk selalu menjaga integritas," ungkap Ari.

Mengenai dugaan pencurian suara dalam sistem Sirekap seperti yang disampaikan oleh Chandra Astan, Ari menyebutkan hal itu terjadi karena adanya kesalahan baca pada sistem online itu.

"Ada karakter X yang dijadikan indikator bahwasanya itu nol itu Khan diberi tanda silang itu kadang-kadang dibaca delapan," kata Ari. "Faktor terburu buru dari teman-teman KPPS sehingga mekanisme yang seharusnya dilakukan edit pada aplikasi Sirekap itu terlewatkan."

Meski kesalahan input dalam satu suara bisa mencapai ribuan, Ari tetap bersikukuh bahwa kesalahan itu merupakan kesalahan pembacaan pada sistem online.

"Angka 2.000, 700 itu kan memang cukup banyak. Sehingga suara resmi di rekapitulasi tingkat kecamatan itu akhirnya dilakukan pembetulan-pembetulan," jawab Ari.

Dia menegaskan bahwa kesalahan input suara itu terjadi tidak pada semua partai maupun caleg. Hanya ada beberapa partai dan caleg yang suaranya terus melambung sementara lainnya justru hilang misterius.

Baca juga: Peta Perolehan Suara Parpol di Jatim Bergeser: PKB Berhasil Tekuk PDIP

"Saya pastikan hasil yang dimunculkan di pemilu2024.go.id yang di Sirekap itu belum valid karena masih banyak kesalahan baca sistem atau human error di teman-teman KPPS. Makanya kami pastikan di rekapitulasi tingkat kecamatan itu akan dilakukan pembenahan," kata Ari.

Sebelumnya, caleg PDIP Chandra Astan menyatakan mulai melihat adanya perubahan perolehan suaranya di Sirekap pada 17 Februari 2024, pukul 13.40 WIB. Awalnya perolehan suara Chandra Astan dari 8.800 suara turun menjadi 8.157 suara.

Chandra menegaskan dia dan timnya menghitung secara mandiri dari data-data penghitungan di lapangan yang dikumpulkan oleh para saksi. Menurutnya, awalnya penghitungan suara di lapangan sama dengan yang ada di Sirekap.

"Ini data KPU di awal masih cukup valid, sama seperti penghitungan yang kami lakukan. Namun mulai tanggal 17 itu ada yang janggal. Suara saya seperti hilang misterius sebanyak 723 suara," ujar Chandra.

Dia pun terus memantau perkembangan perolehan suaranya secara intensif hingga pada 17 Februari petang sekitar pukul 19.30 WIB, suaranya bertambah menjadi 11.088.

Baca juga: Perolehan PDIP di Banyuwangi Potensial Akan Menang Lagi

Setelah operasional Sirekap terhenti total pada Minggu (18/2), Chandra Astan dan tim kembali menemukan dugaan pencurian suara dengan jumlah kehilangan lebih banyak pada Senin (19/2). Dia kehilangan suara mencapai 2.224 suara.

Dalam laman Sirekap pada 17 Februari pukul 19.00 WIB, suara Chandra Astan mencapai 11.088. Namun, pada 19 Februari 2024 pukul 14.00 WIB, suara Chandra Astan turun drastis menjadi 8.864. Bahkan, pantauan terakhir tadi pagi pukul 06.00 WIB, suara Chandra Astan tersisa 7.479.

"Ini jelas tidak mungkin, saksi yang kami terjunkan saja 7.722 yang jelas deklarasi dukungan untuk kami. Lalu suara saya bahkan sekarang di bawah jumlah saksi," tegas Chandra Astan.

Ia menduga ada upaya-upaya culas yang dilakukan sekelompok orang, baik itu penyelenggara maupun peserta pemilu. Ia menilai suara rakyat telah menjadi komoditas yang diperjualbelikan di pasar pemilu.

"Ini tidak pantas dan tidak benar, saya dengan sekuat tenaga ingin demokrasi ini berjalan sehat. Mulai tanpa politik uang dan menjadikan suara rakyat sebagai amanah di pundak wakil rakyatnya," tutur Chandra Astan.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru