Surabaya (optika.id) - Hasil Pemilu 2024 membuat peta politik di Jawa Timur berubah. Pemegang kursi terbanyak DPRD Jatim kini dipegang oleh PKB dengan 27 kursi. Kondisi ini dinilai akan banyak berimbas untuk konstelasi Pilgub Jatim 2024.
Figur yang saat ini terang-terangan akan maju di Pilgub November mendatang adalah Khofifah Indar Parawansa. Ketua Umum PP Muslimat NU itu merupakan petahana yang menjabat Gubernur Jatim periode 2019-2024.
Baca juga: Pengamat: Naiknya Kursi Golkar Jatim Berkat Pengalaman Sarmuji
Khofifah kini sudah mengantongi tiket pencalonan dari PAN, Gerindra, Golkar dan Partai Demokrat. Dengan peta politik terbaru, banyak yang memprediksi PKB bakal memunculkan calon penantang.
Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam menganalisa, dengan perolehan kursi Pemilu 2024, PKB dipandang punya dukungan moril yang kuat untuk menatap Pilgub Jatim.
Apalagi dari kacamata politik, PKB dinilai akan sulit bergabung dengan Khofifah. Terlebih pada Pilpres 2024, Khofifah berseberangan dengan PKB. Dan dalam berbagai kesempatan Khofifah menyatakan akan menggandeng kembali Emil Dardak.
Baca juga: Peneliti SSC: Petahana DPR RI Dapil Jatim 1 Punya Potensi Lolos ke Senayan
"Dengan demikian PKB menurut saya hampir bisa dipastikan akan berada dalam kubu penantang petahana," kata Surokim dikutip dari TribunJatim, Rabu (13/3/2024).
Menurut Surokim, PKB punya banyak opsi untuk menjadi penantang. Misalnya, dengan melanjutkan koalisi Pilpres bersama NasDem dan PKS di tingkat Pilgub Jatim. Opsi lain, memperluas koalisi dengan menggandeng PDI Perjuangan.
Baca juga: Soal Putusan PN Jakpus Tunda Pemilu, Surokim: Putusannya Terlalu Berani dan Lebihi Takaran!
Sebab diketahui, PDI-P hingga saat ini juga belum menentukan langkah politik terkait Pilgub Jatim 2024. Opsi semacam ini dinilai terbuka untuk PKB yang kini menguasai secara mayoritas kursi DPRD Jatim hasil Pemilu 2024.
"Menurut saya begitu. Sulit rasanya PKB bergabung dengan kubu Bu Khofifah jika melihat konstelasi yang ada," ungkap Surokim yang merupakan politisi senior Surabaya Survey Center (SSC).
Editor : Pahlevi