Surabaya (optika.id) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya mengimbau seluruh masyarakat di kota setempat tetap menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mencegah terpapar penyakit Flu Singapura.
"Antisipasi Flu Singapura dengan PHBS, seperti rutin mencuci tangan, tidak berbagi alat makan dan minum," kata Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina di Surabaya, Rabu, (17/4/2024).
Baca juga: Pekerjaan Rumah Abadi Perbaiki Transportasi Publik di Indonesia
Masyarakat juga diimbau memperhatikan kebersihan perabotan di rumah yang berpotensi menjadi media penularan virus, seperti gagang pintu, meja dan remote televisi.
Nanik menjelaskan penyebab Flu Singapura dikarenakan infeksi strain coxsackievirus dan yang paling sering adalah jenis A16.
Gangguan kesehatan itu disebut juga dengan penyakit tangan, mulut, dan kaki atau hand, mouth, and foot disease (HMFD).
Gejala awal yang ditimbulkan adalah muncul tanda berupa lepuh atau luka di bagian mulut. Kemudian adanya ruam di tangan dan kaki.
"Gejala yang timbul umumnya ringan sehingga dapat hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari," ujar dia dilansir dari Antara.
Baca juga: Sering Batuk Pilek Saat Pancaroba dan Hujan? Coba Konsumsi Ini, Ampuh Naikkan Imunitasmu
Tak hanya itu, bagi masyarakat yang baru tiba seusai mudik dan mendapati gejala demam, sakit tenggorakan, sariawan, nyeri lidah serta gusi agar secepatnya memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan masyarakat (fasyankes) terdekat, sesuai anjuran pemerintah pusat.
Pun demikian dengan munculnya ruam berwarna merah, putih, serta abu-abu yang tidak menimbulkan rasa gatal atau terlihat seperti benjolan kecil langkah serupa harus dilaksanakan.
"Kemudian nyeri perut, batuk, dan kehilangan selera makan," lanjutnya.
Baca juga: Dorong Penguatan UMKM, Khofifah Lepas Ekspor Test Market ke Singapura
Berdasarkan data Dinkes setempat, pada periode Januari hingga April 2024 sudah ada laporan 61 kasus gejala Flu Singapura di Surabaya.
Puluhan laporan itu masuk dari pihak fasyankes di Surabaya melalui aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
"Dari kasus tersebut telah dilakukan tata laksana layanan sesuai standar dan rawat jalan oleh dokter yang menangani," katanya.
Editor : Pahlevi