Jakarta (optika.id) - Gubernur Jawa Timur (Jatim) periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansamengatakan di musim pemilihan kepala daerah (pilkada) sering muncul dalil-dalil yang menyebut daerah yang dipimpin perempuan, tidak akan bahagia.
Khofifah menyampaikan hal itu dalam program ROSI ketika dilihat melalui Kompas TV, Sabtu (13/7/2024) malam.
Baca juga: Khofifah: Muhammadiyah adalah Pilar Kemajuan Bangsa dan Kemanusiaan
Ia menjawab pertanyaan host Rosiana Silalahi tentang kekalahannya di Pilkada Jatim saat melawan Soekarwo pada 2008 dan 2013.
"Biasa, Mbak, kalau musim-musim pilkada kemudian muncul hujjah atau dalil-dalil nggak akan bahagia sebuah negara atau daerah kalau dipimpin oleh perempuan, begitu, kata dia.
"Jadi memang untuk bisa membangun kepercayaan bahwa perempuan mampu berbuat, kita memang harus membuktikan dulu.
Menurut Khofifah, ada proses penetrasi persepsi yang memang harus dilakukan.
Hal itu, kata dia, menjadi penting saat membangun jejaring lebih kuat dan lebih kuat lagi untuk meyakinkan dan membangun persepsi mengenai peran, kemampuan, kapasitas, dan kompetensi perempuan.
Ia membenarkan bahwa saat dirinya kalah di pilkada, dirinya sudah menjadi Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama (NU). Tapi, menurutnya jabatan ketua muslimat saja tidak cukup.
Baca juga: Debat Ketiga Pilgub Jatim: Khofifah-Emil Tekankan Jawa Timur Sebagai Gerbang Nusantara
Nggak cukup, karena Ketua Muslimat itu hanya memimpin perempuan, dan itu ormas.
Kalau kemudian harus mengambil keputusan-keputusan publik yang bisa berdampak pada banyak dimensi kehidupan masyarakat, kemudian ada yang mempertanyakan, ya itulah PR kita bersama, bahwa kultur-kultur patrilineal itu memang masih harus kita jelaskan, bebernya.
Saat Rosiana menanyakan apakah kemenangannya di Pilkada Jatim 2018 disebabkan karena dirinya tidak lagi melawan Soekarwo atau karena masyarakat sudah bisa menerima pemimpin perempuan, Khofifah menyebut keduanya memengaruhi.
Saya rasa dua-duanya. Jadi ada proses di mana kita hadir kan lebih banyak lagi dalam waktu 10 tahun, tuturnya.
Baca juga: Muhammadiyah Peringati Milad yang Ke-112, Khofifah Ucapkan Selamat
"Kemungkinan itu berperan untuk mengubah persepsi masyarakat yang mungkin tadinya agak kurang berseiring dengan kehadiran kepemimpinan perempuan. Ibaratnya, wong lanang sakmene akehe kok dipimpin wong wedok (pria ada sekian banyak, kok dipimpin perempuan).
Seperti diberitakan, Khofifah berencana maju lagi dalam Pilkada Jatim 2024, berpasangan dengan Emil Dardak. Pasangan tersebut telah mendapat dukungan dari Partai Golkar, PAN, Partai Demokrat, Partai Gerindra, dan Perindo.
Pada Jumat (12/7/2024), Khofifah-Emil secara resmi juga mendapat dukungan dari PPP untuk bertarung di Pilkada Jatim 2024.
Editor : Pahlevi