Di Tempat Saya Satu Bungkus Nasi Rp 5.000,-

Reporter : Pahlevi

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Baca juga: Percobaan Pembunuhan Ke 2 Terhadap Trump

Surabaya (optika.id) - Judul tulisan saya diatas itu menanggapi pernyataan sahabat saya yang sekarang menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Mas Prof. Muhadjir Effendy yang mengatakan bahwa anggaran Rp 7.500 per porsi untuk makan bergizi gratis, dinilai cukup. Namun, pemerintah masih menggodok kebijakan terkait makan bergizi gratis ini. "Saya kira untuk daerah tertentu Rp 7.500 sudah sangat besar itu," kata Mas Muhadjir Effendy di Jakarta yang dikutip berbagai media (18/7/2024). Sahabat saya itu berpendapat soal pemotongan alokasi anggaran makan siang gratis dari Rp 15.000 ke Rp 7.500.

Ditempat saya di Kabupaten Sidoarjo setiap pagi ada banyak penjual nasi bungkus yang berjajar dipinggir jalan baik yang arah ke kota Surabaya dan sebaliknya. Penjual nasi itu menjual dagangannya nasi bungkus seharga Rp 5.000 6.000. Ada nasi campur, nasi ikan teri, nasi telor, nasi ayam dsb. Banyak pembelinya terutama para karyawan atau buruh pabrik yang membelinya (termasuk saya pernah membeli). Namun dengan harga Rp. 5.000 itu tentu nasi bungkus nya sangat sederhana, misalkan nasi ikan teri itu terdiri dari nasi sedikit, ikan teri sedikit, mie sedikit, tahu goreng yang ukurannya kecil dan tipis. Kalau nasi ayam, ikan ayam gorengnya sebesar ibu jari.

Tapi apakah nasi seharga Rp. 5.000 seperti itu memenuhi standar gizi untuk konsumsi anak-anak didik kita? Tentu belum!. Padahal salah satu pesan presiden terpilih pak Prabowo kepada tim nya yang menggodok program makan siang gratis harus bergizi.

Baca juga: Asosiasi Pengusaha Juga Dipecah – Belah Seperti Parpol

Kontroversi tentang anggaran program makan siang gratis ini disinggung oleh media Singapura CNA baru-baru ini berjudul To cut or not to cut Indonesian president-elect Prabowo's free lunch initiative under spotlight over funding. Berita media Singapura itu membahas apakah anggarannya per anak didik itu Rp 15.000 ataukah Rp 7.500. CNA melaporkan: An economist involved in the programme has claimed that its budget would be slashed, potentially halving the original allocation of 15,000 rupiah (US$0.93) per child for five days a week to 7,500 rupiah. However, Mr Prabowos deputy and incoming vice-president Gibran Rakabuming Raka has pushed back against the claims. Berita simpang siur tentang jatah makan siang gratis itu menjadi Rp 7.500 memang dibantah oleh mas Gibran seperti yang dilaporkan CNA itu.

Yang menarik dari pemberitaan CNA itu adalah foto dimana pak Prabowo sepertinya ngangsu kaweruh atau belajar dari negeri Cina tentang program makan siang gratis ini, dibawah foto itu ada kalimat Mr Prabowo Subianto reviewed a free lunch programme in China when he visited the Beijing No. 2 Middle School in April. (Photo: Prabowo's public relations team). Cuma tidak disebutkan berapa anggaran yang dialokasikan pemerintah Cinauntuk program seperti itu dan bagaimana takaran gizinya.

Selanjutnya CNA melaporkan secara kritis tentang anggaran yang diperlukan program makan siang gratis tersebut: The Free Nutritious Meal programme, previously known as the Free Lunch programme before its rebranding in May, aims to address child malnutrition. According to data from the United Nations Childrens Fund (UNICEF), an estimated one in five children in Indonesia suffers from stunted growth.However, analysts have warned that the cost of MrPrabowo's free lunch initiative for some 82.9 million Indonesian children could undermine Indonesia's track record of fiscal discipline. (Program Makanan BergiziGratis, yang sebelumnya dikenal sebagai program Makan Siang Gratis sebelum rebranding pada bulan Mei, bertujuan untuk mengatasi kekurangan gizi anak. Menurut data dari United Nations Children's Fund (UNICEF), diperkirakan satu dari lima anak di Indonesia menderita pertumbuhan terhambat. Namun, para analis telah memperingatkan bahwa biaya inisiatif makan siang gratis Prabowo untuk sekitar 82,9 juta anak-anak Indonesia dapat merusak rekam jejak disiplin fiskal Indonesia.).

Baca juga: Oh Ternyata Itu Hanya Analisa To …

Memang program memberikan makanan gratis kepada anak-anak kita merupakan program yang noble atau mulia, namun perlu disadari tentang terbatasnya anggaran pemerintah yang memiliki banyak program pembangunan termasuk Ibu Kota Nusantara/IKN.

Dan yang terpenting perlu diperhatikan adalah soal pemberian asupan gizi kepada anak-anak generasi penerus bangsa ini, jangankan karena ngotot program ini harus dijalankan tapi dengan cara memangkas alokasi jatah makan gratis dengan biaya serendah-rendahnya yang berakibat pada rendahnya gizi yang diberikan pada anak-anak kita itu.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru