Perang Dunia Media

Reporter : Pahlevi

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Baca juga: Asosiasi Pengusaha Juga Dipecah – Belah Seperti Parpol

Surabaya (optika.id) - Dulu ketika perkembangan teknologi IT belum berkembang seperti sekarang ini masyarakat dunia hanya tergantung pada berita yang diproduksi oleh media barat, Amerika Serikat dan sekutunya terutama negara-negara Eropa. Saluran TV yang umumnya dilihat adalah saluran TV miliki Amerika Serikat dan Eropa misalnya CNN, Fox, BBC, ABC, DW dsb. Sekarang dunia berubah dengan cepat akibat kemajuan IT tadi sehingga bermuncculan media alternatif kalau saluran TV ada Press TV milik Iran, TNT milik Turkitye, Russian Today milik Rusia, CGTN milik China dan juga media alterntif dalam bentuk podcast, youtube, tiktok dsb. Akibatnya masyarakat dunia makin terbuka dengan berbagai informasi dan bisa melihat mana media yang hanya memberitakan berita sepihak bahkan seringkali bersifat propaganda.

Dalam perang antara Ukraina dan Rusia yang masih berlangsung maka media barat hanyalah memberitakan kemenangan pihak Ukraina dan kekalahan di pihak Rusia. Masyarakat dunia yang menonton dan membaca media alternatif baru mengetahui bahwa tentara Rusia terus maju mencaplok wilayah-wilayah Ukraina dan korban di pihak Ukraina lebih dari 500.000 jiwa, angka itu belum yang luka-luka.
Dalam konflik Israel- Palestina yang juga sedang berlangsung, masyarakat dunia mengetahui dengan jelas tindakan bengis genosida yang dilaukan tentara Israel terhadap warga Palestina baik di jalur Gaza maupun di wilayah Tepi Barat Palestina. Media barat tidak menyiarkan tindakan keji Israel itu, namun berkali-kali menyiarkan berita bila ada warga Israel yang dibunuh Hamas.

Akibat dari munculnya berbagai media alternatif dunia itu, maka pihak pemerintah Amerika Serikat mulai khawatir dan kecewa melihat kenyataan bahwa masyarakat Global South baik yang ada di benua Afrika, Amerika Latin, Asia dan Timur Tengah makin tidak percaya pada kepemimpinan dunia Amerika Serikat, malahan pro terhadap Rusia dan Palestina.

Pemerintah Amerika Serikat lewat Menteri Luar Negerinya Anthony Blinken menyuarakan keprihatinannya bahwa masyarakat Global South lebih percaya pada propaganda Rusia, karena itu secara resmi mengumumkan pelarangan saluran TV Rusia Russian Today mengudara di Amerika Serikat dan bersama sekutunya Inggris dan Kanada melakukan kampanye bersama untuk meyakinkan pemerintah-pemerintah Selatan seperti negara-negara Afrika dan India untuk juga melarang RT itu diwilah negaranya masing-masing.

Raksasa media sosial Meta mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka juga melarang outlet media Rusia RT, beberapa hari setelah pemerintahan Biden menuduh RT bertindak sebagai kepanjangan tangan mata-mata Moskow. Aplikasi Meta termasuk Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Threads.

Baca juga: Oh Ternyata Itu Hanya Analisa To …

"Setelah mempertimbangkan dengan cermat, kami memperluas penegakan hukum kami yang sedang berlangsung terhadap outlet media pemerintah Rusia. Rossiya Segodnya, RT dan entitas terkait lainnya sekarang dilarang dari aplikasi kami secara global karena aktivitas campur tangan asing," kata juru bicara Meta dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Pesan Untuk Prabowo dan TNI Polri dari IKN

Pemerintahan Biden pada hari Jumat mengumumkan sanksi baru dan seorang pejabat Departemen Luar Negeri menyebut outlet media itu "anggota lengkap aparat intelijen dan operasi pemerintah Rusia" untuk perang di Ukraina.

Para pejabat AS kemudian menuduh RT melakukan operasi perang informasi rahasia di seluruh dunia atas nama agen mata-mata Rusia.
James Rubin, koordinator Pusat Keterlibatan Global Departemen Luar Negeri, mengatakan RT adalah "tempat propaganda, disinformasi, dan kebohongan disebarkan ke jutaan, jika tidak miliaran, orang di seluruh dunia."

Beberapa operasi RT disembunyikan, kata pejabat AS. Pejabat AS menuduh bahwa di Afrika, RT berada di balik platform online yang disebut "African Stream" tetapi menyembunyikan perannya; bahwa di Jerman, diam-diam menjalankan situs berbahasa Inggris yang berbasis di Berlin yang dikenal sebagai "Red"; dan bahwa di Prancis, ia mempekerjakan seorang jurnalis di Paris untuk melakukan "proyek pengaruh" yang ditujukan untuk audiens berbahasa Prancis. The Biden administration is imposing sanctions on a state-funded broadcaster that oversees RT, TV-Novosti; another state media company, Rossiya Segodnya; and its director, Dmitry Kiselyov, officials said.

AS sebelumnya menuduh Rusia mencoba ikut campur dalam pemilu AS dengan menabur perselisihan dan perpecahan, dan pada tahun 2018, Departemen Kehakiman AS mengumumkan dakwaan terhadap 12 warga negara Rusia yang menuduh kejahatan dunia maya yang dimaksudkan untuk mengganggu pemilu 2016 termasuk meretas komputer Komite Nasional Demokrat dan mencuri email.

Rusia telah membantah menjalankan operasi informasi untuk mencampuri pemilu Amerika atau politik negara lain. Sahabat dekat Rusia yaitu pemerintah India sudah mengeluarkan pernyataan resminya tidak mengikuti arahan Amerika Serikat untuk menutup siaran RT di India.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Jumat, 13 Sep 2024 08:24 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Berita Terbaru