Optika.id - Jika Donald Trump memenangkan Pemilu Presiden AS 2024, Israel kemungkinan akan mendapat dukungan lebih besar untuk aksi di wilayah pendudukan Palestina, kata Andrea Abdul Rahman Azzqy, pengamat hubungan internasional.
"Israel akan mendapat dukungan lebih besar untuk kampanye mereka, tidak hanya terkait Palestina, Gaza, Tepi Barat, dan Hebron, tetapi juga terhadap Lebanon, Suriah, Irak, dan Iran," kata Andrea dilansir dari ANTARA, Rabu (6/11/2024).
Baca juga: Mantan Presiden Trump Bekerja di McDonald
Andrea, yang juga merupakan akademisi Universitas Budi Luhur, menambahkan bahwa Israel mungkin akan mengincar beberapa negara yang dianggap sebagai musuh, sejalan dengan kampanye PM Benjamin Netanyahu dalam visi Greater Israel.
Menurut Andrea, Trump berupaya mendapatkan dukungan dari senator serta politisi AS yang pro-Israel. Selain itu, Trump menghadapi kebijakan yang disebut Esther Policy, yang menyatakan bahwa siapa pun yang mendukung kemerdekaan Palestina atau memiliki keterkaitan dengan Hamas akan dianggap sebagai teroris atau pendukung teroris.
Baca juga: Pengamat Hubungan Internasional: Trump Proteksionis, Harris?
"Hal ini menjadi kekhawatiran besar bagi Trump," jelas Andrea.
Perhitungan cepat oleh Associated Press (AP) menunjukkan Donald Trump dari Partai Republik sementara unggul dari Kamala Harris, kandidat Demokrat yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden AS saat ini.
Baca juga: Saat Kampanye, Donald Trump Terkena Tembak di Bagian Telinga
Data AP terbaru mencatat Trump dengan perolehan 51,2 persen suara, sementara Harris mendapat 47,4 persen. Pada Rabu sore, Trump semakin dekat menuju kemenangan dengan 248 suara elektoral, sementara Harris memperoleh 214. Seorang kandidat butuh 270 suara elektoral untuk menang.
Pemilihan Presiden dan Kongres AS ke-60 yang digelar 5 November 2024 akan menentukan presiden ke-47 dan wakil presiden ke-50. Kamala Harris (60) menjadi kandidat Demokrat setelah Presiden Joe Biden tidak melanjutkan pencalonan. Sementara itu, Donald Trump (78) maju untuk ketiga kalinya demi kembali ke Gedung Putih.
Editor : Pahlevi