Optika.id - Pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, mengklaim telah meraih "kemenangan besar" atas Israel, yang disebutnya melampaui kemenangan Hizbullah pada Juli 2006. Klaim tersebut disampaikan dalam pidato pertamanya setelah gencatan senjata diberlakukan di Lebanon, pada Jumat (29/11/2024).
Saya secara resmi menyatakan bahwa kita telah mencapai kemenangan besar yang melampaui kemenangan Juli 2006, ungkap Qassem. Ia menambahkan, kemenangan ini diraih karena Hizbullah berhasil mencegah upaya Israel untuk menghancurkan organisasi mereka atau melemahkan perlawanan.
Baca juga: Kelaparan Mengancam Gaza: Toko Roti Tutup Akibat Kekurangan Pasokan
Sebelumnya, Hizbullah juga menyatakan kemenangan setelah gencatan senjata mulai berlaku di Lebanon. Dalam pernyataannya, Hizbullah menegaskan bahwa para pejuangnya tetap bersiap menghadapi ambisi Israel.
Baca juga: Paus Fransiskus Desak Penyelidikan Genosida Israel di Gaza, Ini Tanggapan Muhammadiyah
"Kemenangan dari Tuhan yang Maha Kuasa adalah sekutu dari tujuan yang benar," tulis Hizbullah dalam pernyataan resmi yang dirilis Kamis (28/11). Pernyataan ini menjadi tanggapan pertama mereka sejak gencatan senjata diberlakukan pada Rabu (27/11/2024). Meski demikian, Hizbullah tidak menyebut secara spesifik tentang isi atau ketentuan gencatan senjata tersebut.
Konflik ini memanas sejak 23 September lalu, ketika Israel semakin intens melancarkan serangan udara yang menargetkan markas Hizbullah di Lebanon, diikuti pengerahan pasukan darat ke Lebanon bagian selatan. Eskalasi ini terjadi di tengah konflik lintas perbatasan yang telah berlangsung selama setahun terakhir, bersamaan dengan perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Baca juga: Israel Serang Pasukan UNIFIL, 6 Tentara Malaysia Terluka
Hizbullah sebelumnya menyatakan bahwa serangan mereka terhadap Israel adalah bentuk solidaritas terhadap Hamas, menandai keterkaitan antara kedua konflik tersebut.
Editor : Pahlevi