Cegah Stunting, Dosen D3 K3 Unair Gelar Pengabdian Masyarakat di Desa Bremi Probolinggo

Reporter : Seno
IMG-20211114-WA0019

Optika.id -  Dalam rangka pencegahan Stunting anak usia dini, Tim Dosen D3 (Diploma 3) Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Airlangga menggelar pengabdian masyarakat serta memperkenalkan ASIPS kepada masyarakat di Desa Bremi, Kabupaten Probolinggo. Stunting adalah masalah utama pada gizi anak balita yang ada di negara berkembang di dunia.

Stunting kini menjadi perhatian penting. Karena pada masa balita adalah masa kritis yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Stunting menggambarkan kejadian kurang gizi pada balita yang berlangsung dalam jangka waktuu yang lama dan berdampak irreversible tidak hanya jangan pendek namun jangka panjang (Prendergast, et al, 2014).

Baca juga: Anak Susah Makan, Kenal dan Pahami Penyebabnya

Dari beberapa wilayah di Jawa Timur, Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu wilayah yang menjadi sasaran 100 Kabupaten prioritas penanggulangan stunting dengan urutan peringkat kedua di antara beberapa kabupaten di wilayah Jawa Timur. Probolinggo termasuk ke dalam 11 wilayah di Jawa Timur yang menjadi prioritas penanggulangan kemiskinan dengan angka stunting cukup tinggi sebesar 49,43%.

Selain masalah stunting, ternyata di Desa Bremi perangkat desa kurang pengetahuan tentang pentingnya surveilans data terkait status gizi anak untuk mencegah stunting, kurangnya pengetahuan tentang aplikasi untuk melakukan surveilans data terkait status gizi untuk pencegaham stunting dari pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Selain itu problematika lain yang ada yakni, belum adanya sistem dokumentasi data surveilans terkait status gizi untuk pencegahan stunting di desa dengan basis IT.

[caption id="attachment_7933" align="alignnone" width="300"] Anak-anak hadir di Balai Desa Bremi. (IST/optika)[/caption]

Tepat pada tanggal 28 Oktober 2021 29 Oktober 2021, tim pengabdian melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Bremi, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo. Dengan target sasarannya adalah ibu-ibu kader poasyandu di daerah tersebut. Pelaksanaan kegiatan pengmas ini di mulai dengan pembuatan teknologi tepat guna ASIPS.

Baca juga: Stunting dan Kelaparan Tersembunyi Menghantui, Indonesia Perlu Sosialisasi Sarapan Sehat

Tim berkoordinasi dengan vendor pembuatan dan melakukan uji coba penggunaan ASIPS. Lalu dilanjutkan dengan, penyuluhan tentang pentingnya surveilans data status gizi sebagai langkah pencegahan stunting, sosialisasi aplikasi dari kemenkes, pelatihan dan pendampingan penggunaan ASIPS kepada ibu-ibu kader posyandu yang ada di daerah tersebut.

ASIPS (Aplikasi Surveilans Dan Informasi Pencegahan Stunting) adalah aplikasi yang dirancang khusus supaya bisa digunakan untuk membantu kader posyandu dan petugas puskesmas untuk melakukan surveilans dengan baik dan terpadu melalui aplikasi dengan basis andorid.

Dengan adanya aplikasi ini dan berbasis android diharapkan nantinya aplikasi ini dapat diakses di manapun ketika kader posyandu melakukan assignment status gizi dan membentu puskesmas untuk mengumpulkan data serta menemukan kasus stunting sejak usia dini di tempat kerjanya.

Baca juga: Anak Sering Diberi Pantangan Makanan, Berisiko Kena Stunting dan Malnutrisi

Oleh: Septyani Prihatiningsih, S.KM., M.K.K.K (Dosen D3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Airlangga)

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru