Optika.id - Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Penny K. Lukito mengatakan, saat ini perkembangan vaksin Merah Putih telah sampai pada tahap uji klinis fase dua yang dilakukan pada manusia sebelum diberikan izin penggunaan darurat oleh BPOM.
"Masih Sedang disiapkan, mungkin ada revisi untuk protokolnya uji klinis. Langkahnya setelah vaksin premier dilanjutkan uji untuk vaksin booster," jelasnya, Jumat (3/12/2021).
Baca juga: Rektor Unair Cabut Pembekuan BEM FISIP: Kebebasan Berpendapat Tetap Terjaga
Penny menilai, asalkan seluruh tahapan vaksin primer sudah dilakukan, pengembangan untuk booster maupun efektivitas pada varian baru tidak akan membutuhkan waktu yang lama.
Vaksin Merah Putih bila difokuskan dipergunakan sebagai vaksin penguat atau booster, maka vaksin karya peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) itu setelah uji klinis primer, masih membutuhkan uji klinis tahap lanjutan.
"Pengembangan dan uji klinis yang sedang berlangsung saat ini untuk menghasilkan vaksin primer, sehingga akan ada kemungkinan perubahan protokol uji klinis," katanya.
Penny menambahkan, BPOM mendorong berbagai industri farmasi lain untuk mendukung perluasan kapasitas produksi, salah satunya PT Biotis Pharmaceutical Indonesia yang menjadi mitra dari Universitas Airlangga (Unair) dalam pengembangan vaksin Merah Putih.
Baca juga: Pimnas Ke-37 di Unair Diikuti Lebih dari 3000 Peserta
BPOM sedang mendampingi pengembangan vaksin Merah Putih bersama PT Biotis untuk segera mendapatkan cara pembuatan obat yang baik (CPOB) maupun fill and finish, katanya.
Pengembangan vaksin dalam negeri merupakan terobosan baru, sehingga perlu menambah kapasitas produksi vaksin di Tanah Air, selain yang diproduksi PT Bio Farma.
Baca juga: Rekrutmen Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Reporter: Jeni Maulidina
Editor: Amrizal
Editor : Pahlevi