[caption id="attachment_9675" align="alignnone" width="300"] Oleh: Cak A. Cholis Hamzah[/caption]
Orang membayangkan kalau di Amerika Serikat (AS) itu seperti yang tergambar di film-film Holywood dimana ada pahlawan yang menembak mati orang jahat baik di jalan, di restoran atau gedung-gedung tinggi atau adegan adu tembak marinir Amerika Serikat dengan teroris dan sebagainya. Analogi dengan hal tersebut, sebaliknya mungkin orang Amerika Serikat juga membayangkan kalau di Indonesia itu banyak hantu karena melihat film-film Indonesia yang berjudul Suster Ngesot, Kuntilanak dan sebagainya.
Baca juga: Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila Melalui Pembuatan Buku di Sekolah
Karena itu memang tidak tepat kalau menyimpulkan budaya, gaya hidup masyarakat disuatu negara seperti Amerika Serikat atau Indonesia hanya berdasarkan pada film belaka, karena memang film-film itu dibuat banyak berdasarkan cerita fiksi.
Anak SMA Tembak Temannya
Namun, kejadian anak SMA di Amerika Serikat menembak teman-temannya sendiri di kelas itu memang benar adanya, bukan khayalan atau fiksi. Baru-baru ini (30 November 2021) terjadi insiden di Oxford Michigan dimana seorang siswa berusia 15 tahun melepaskan tembakan di Oxford High School. Awalnya menewaskan 3 siswa dan melukai 7 lainnya dan seorang guru, sebelum ditangkap.
Salah satu yang terluka meninggal sehari kemudian. Tersangka didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan dan tujuh tuduhan percobaan pembunuhan sementara orang tuanya, yang membelikannya pistol yang digunakan dalam penembakan sebagai hadiah Natal awal, didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan tak disengaja.
Polisi (Sheriff) setempat dalam konferensi pers mengatakan bahwa anak SMA si penembak ini memang sudah memiliki rencana untuk membunuh. Pembunuhan berencana memang hukumannya berat.
Tahun 2021 Terjadi 638 kali Penembakan
Menurut data terbaru pada tahun 2021 ini saja telah terjadi insiden penembakan sebanyak 638 kali yang mengakibatkan 482 orang meninggal dan 1.927 orang luka-luka.
Dan diperkirakan bahwa warga sipil AS memiliki 393 juta senjata api, dan bahwa 35% sampai 42ri rumah tangga di negara itu memiliki setidaknya satu senjata. AS sejauh ini memiliki perkiraan jumlah senjata per kapita tertinggi di dunia, yaitu 120,5 senjata untuk setiap 100 orang.
Amandemen Kepemilikan senjata api di AS memang diperbolehkan hal ini disebut di Undang Undang negaranya yaitu pada Amendmen Kedua Konstitusi Amerika Serikat. Jadi menyimpan dan memiliki senjata itu merupakan hak warganegara.
Penjualan Senjata Meningkat
Baca juga: Insiden Penembakan di Kafe Kurdi Paris Tewaskan 3 Orang
Data Pemerintah Pusat (Federal) AS menunjukkan bahwa penjualan senjata telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama selama pandemi virus corona. Pada tahun 2020, jumlah pemeriksaan latar belakang federal bulanan untuk pembelian senjata secara konsisten setidaknya 20% lebih tinggi daripada pada bulan yang sama pada tahun 2019.
Sekitar setengah dari orang Amerika (48%) melihat kekerasan senjata sebagai masalah yang sangat besar di negara ini saat ini, menurut survei Pew Research Center yang dilakukan pada April 2021. Itu sebanding dengan bagian yang mengatakan hal yang sama tentang defisit anggaran federal (49%), kejahatan kekerasan (48%), imigrasi ilegal (48%) dan wabah virus corona (47%).
Hanya satu masalah yang dipandang sebagai masalah yang sangat besar oleh mayoritas orang Amerika: keterjangkauan perawatan kesehatan (56%).
Memang sangat mengerikan kalau melihat begitu seringnya insiden penembakan di Amerika Serikat, juga menakutkan kalau melihat kegiatan demonstrasi yang dilakukan dua kelompok masa dimana sering kita lihat ada demonstran dari pihak penentang demonstran pertama menenteng senjata api, tidak tanggung-tanggung senjata serbu militer seperti M16 atau AK47.
Berbagai insiden penembakan di Amerika Serikat menyebabkan politik terbelah. Presiden dari Partai Demokrat seperti Barrack Obama dan Joe Biden mengusulkan ada pembatasan-pembatasan yang ketat terhadap kepemilikan senjata api.
Sementara musuh-musuhnya di Partai Republik menolak usulan seperti itu. Ada Perkumpulan Senjata Nasional bernama NRA (National Rifle Association). NRA didirikan tahun 1871 oleh dua veteran perang saudara Amerika Serikat. Perkumpulan ini di bidang politik pengaruhnya sangat kuat, dan pernah memberikan donasi yang cukup besar kepada Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.
Baca juga: Bukan Karena Covid-19, Ini Alasan Presiden AS Tak Hadir Dalam Gala Dinner KTT G20
NRA ini yang selalu menolak usulan presiden AS dari partai Demokrat tentang pengaturan kepemilikan senjata api.
Kita di Indonesia ini boleh meniru kemajuan Amerika Serikat dibidang inovasi, kreatifitas, ilmu pengetahuan dan teknologi, industri film, musik, masyarakatnya yang haus akan ilmu dan kerja keras pantang menyerah.
Tapi soal kepemilikan senjata api jangan ditiru.
[removed][removed]
Editor : Pahlevi