Optika.id - Fahri Hamzah selaku Wakil Ketua Umum Partai Gelora mengklaim jika dirinya pantas menjadi presiden, akan tetapi belum memiliki banyak uang untuk membiayai pemilihan presiden. Dalam momen tersebut Fahri juga menyindir Menteri BUMN Erick Thohir sebagai sosok yang belum matang secara politik namun dibekali banyak uang.
Hal itu disampaikan Fahri menanggapi pertanyaan mengenai target Partai Gelora dan sosok kader dari partainya yang dijagokan dalam Pilpres 2024.
Baca Juga: Erick Thohir Berencana Evaluasi Pasca Indonesia Dikalahkan China
"Kalau saya jadi presiden kan pantes dong, ya kan. Pantaslah! Masa saya enggak pantas jadi presiden, cuman enggak punya uang," ujar Fahri di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (12/6/2022).
Menurut pendapat Fahri, mendapatkan mandat dan amanah dari rakyat merupakan hal krusial untuk menjadi seorang presiden. Oleh sebab itu, Partai Gelora hanya akan fokus untuk lolos ke Senayan pada Pemilu 2024 daripada muluk-muluk memikirkan calon presiden atau bahkan memenangkan kursi itu.
"Makanya lebih baik kita fokus di legislatif dulu," jelasnya.
Fahri juga mengkritisi cara Menteri BUMN Erick Thohir terkait dengan pentingnya mandat rakyat ini. Erick Thohir yang berminat jadi presiden ini dikritisi oleh Fahri melalui foto Erick yang terpampang di berbagai fasilitas umum. Bagi Fahri, cara tersebut dilakukan lantaran adanya ketidakpercayaan diri dari partai politik untuk mengusung kadernya sendiri.
Baca Juga: Indonesia Belum Terkalahkan, Siap Lawan China Selasa Besok
"Menteri BUMN (Erick Thohir) itu anak muda masih baru, tiba-tiba ada gambarnya di mana-mana, di semua ATM, di semua pelayanan, enggak bener ini, enggak sehat begini. Dia tertarik, dia merasa punya uang untuk beli tiket. Enggak boleh begitu!," tegas Fahri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Fahri, pemimpin partai politik harusnya mempersiapkan kader-kadernya dengan lebih matang dengan belajar konsitusi dan seluk-beluk republik.
"Ini orang (Erick Thohir), enggak pernah belajar konstitusi, enggak pernah belajar republik ini, tiba-tiba, karena merasa punya uang, seperti semuanya bisa dibeli. Itu ganjil dalam demokrasi. Enggak boleh dibiarkan begitu!" pungkas Fahri Hamzah.
Baca Juga: Gerindra Sebut Ada Kejutan di Pilkada Jakarta, Apakah itu Erick Thohir?
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi