Miris! 774 Juta Anak di Seluruh Dunia Menderita Karena Krisis Iklim

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Sabtu, 31 Des 2022 13:23 WIB

Miris! 774 Juta Anak di Seluruh Dunia Menderita Karena Krisis Iklim

Optika.id - Organisasi sosial Save The Children melaporkan sebanyak 774 juta anak di seluruh dunia atau setara dengan sepertiga dari populasi anak di dunia sepanjang tahun 2022 hidup dengan dampak ganda, terancam kemiskinan dan terdampak ancaman darurat iklim.

Baca Juga: Patut Waspada! Perubahan Iklim Bisa Kurangi Angka Harapan Hidup Manusia

Indonesia sendiri menempati posisi kesembilan dalam skala global sebagai negara dengan jumlah anak yang menghadapi dampak ganda tersebut.

Save The Children juga menggali data dan informasi dengan melakukan survei dan dialog bersama 54 ribu anak dari 41 negara, termasuk di antaranya 20 ribu anak Indonesia. sebanyak 59,8% anak merasakan perubahan iklim yang memengaruhi lingkungan sekitar mereka. 30,7% anak di antaranya merasakan ketimpangan yang berdampak pada hak-hak dasar anak.

Melansir Generation Hope program Save The Children pada Sabtu (31/12/2022) menunjukkan bahwa lebih dari 60 juta anak di Indonesia setidaknya satu kali mengalami dampak dari kejadian iklim ekstrem dalam setahun.

Fakta tersebut memperjelas bahwa anak-anak kini menanggung beban yang tidak proporsional yang mana mereka tumbuh dalam situasi yang mengancam. Sementara anak-anak juga mempunyai faktor-faktor yang membuatnya makin rentan secara fisik, sosial ekonomi, dan psikologis.

Menurut Chief of Advocacy, Campaign, Communication, Media & MarkComm / Save the Children Indonesia, Troy Pantouw, dampak dari perubahan iklim tidak melulu berbicara soal bencana alam saja, misalnya terjadi di Kabupaten Donggala ada seorang bapak dengan 7 anak yang tinggal di pesisir pantai dan memiliki mata pencaharian sebagai seorang nelayan.

Baca Juga: Masyarakat Diminta Lakukan Gaya Hidup Ramah Lingkungan Untuk Dukung Ekonomi Hijau

Troy mengaku, akibat dari perubahan iklim, hasil tangkapan ikannya kian hari kian berkurang. Bahkan, dia sering tidak mendapatkan hasil dan hal tersebut berdampak pada perekonmian keluarga, pendidikan dan kesehatan ketujuh anaknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Krisis Iklim adalah krisis terhadap hak-hak anak. Anak-anak terancam menghadapi kemiskinan jangka panjang, dan sangat berdampak pada hak pendidikan, kesehatan, dan perlindungan, kata Troy dalam keterangannya dikutip Optika.id, Sabtu (31/12/2022).

Apabila krisis iklim dan ketimpangan ini tidak segera ditangani, Troy khawatir jika frekuensi dan tingkat keparahan krisis kemanusiaan serta biaya hidup akan terus membengkak. Artinya, anak-anak ini terancam hidup dalam kondisi yang tidak layak dan tidak aman.

Baca Juga: Kontestasi Politik Saat Ini Sepi Isu Lingkungan

Sekarang saatnya untuk melakukan aksi adaptasi dan mitigasi untuk memperbaiki keadaan dan memberikan masa depan yang lebih baik kepada anak-anak di Indonesia dan seluruh dunia tegasnya.

Ia menambahkan, beberapa langkah prioritas yang harus segera dilakukan oleh seluruh pihak, di antaranya adalah mengambil langkah aksi yang nyata dan ambisius untuk membatasi kenaikan suhu maksimal 1,5°C.

Selanjutnya, menjalankan komitmen pendanaan iklim untuk mitigasi dan adaptasi yang berpihak pada anak. Kemudian, melibatkan anak-anak sebagai pemangku kepentingan yang setara dan agen perubahan utama dalam mengatasi krisis iklim dan lingkungan, termasuk membangun mekanisme dan platform yang ramah anak untuk memfasilitasi keterlibatan mereka dalam penyusunan kebijakan iklim oleh pemerintah.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU