Optika.id - Calon Presiden Indonesia Anies Baswedan mengatakan, soal tuduhan apapun pada pada dirinya, tak pernah akan dijawab dengan kata-kata, melainkan dengan kenyataan. Salah satunya soal tuduhan tidak menjunjung nilai-nilai pluralisme.
Baca Juga: Pengamat Ungkap Anies Kandidat Pilgub Punya Kesuksesan Tinggi!
Saya cenderung untuk tidak menjawab dengan kata-kata, tapi cenderung untuk menjawab dengan kenyataan, katanya dalam acara IDE Conference di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis, (20/7/2023).
Oleh karenanya, saat ada tuduhan dirinya tidak pluralis pada Pilkada 2017, Anies mengaku hanya bisa berdoa agar diberikan umur panjang untuk membuktikannya.
Saya cuma berdoa semoga Tuhan memberi umur panjang, sehingga ketika saya bertugas di Jakarta saya bisa menunjukkan apakah Jakarta menjadi sebuah kota yang antipluralisme, jelasnya.
Nah, setelah dirinya bertugas selama 5 tahun di Jakarta, ia baru bisa membuktikan bahwa tuduhan itu tidak benar.
Baca Juga: Hasto Soal Pilkada Jakarta, Masukan Rakyat Masih Didengarkan!
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Apakah Jakarta menjadi kota yang tidak menghormati kemajemukan? Apakah Jakarta diskriminatif terhadap minoritas? Apakah Jakarta tidak beri ruang ke minoritas? katanya.
Menurutnya, saat dirinya menjadi Gubernur DKI Jakarta, ia menjadi pemimpin untuk semua golongan. Contohnya, kata dia, masyarakat Hindu Tamil yang kemudian dibangunkan rumah ibadah usai puluhan tahun tidak mendapatkan haknya tersebut.
Baca Juga: Pilgub DKI Jakarta 2024: Muncul Nama Anies Baswedan, Ridwan Kamil Sampai Risma
Alhamdulillah sekarang mereka pertama kalinya punya rumah ibadah di Jakarta, ini pertama kali dan terbesar, jelasnya.
Masyarakat Nasrani merayakan menuju Natal sekarang ada Christmas Carol di jalan-jalan utama sebagaimana kalau malam lebaran yang muslim mengadakan takbiran di jalan, dan apa yang terjadi ruang untuk berekspresi bagi seluruh kelompok masyarakat itu diberikan, ujarnya.
Editor : Pahlevi