Optika.id - Banyaknya berbagai penyakit yang muncul mulai dari cacar monyet, hepatitis akut hingga munculnya virus Hendra baik ketika pandemic maupun endemi ini ditegaskan oleh Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman bukan karena long Covid-19 atau gejala sakit berkepanjangan seusai dinyatakan sembuh dari virus menular tersebut.
Baca Juga: Epidemiolog Minta Waspada Transmisi Lokal Cacar Monyet
Alih-alih demikian, dia menyebut bahwa sejumlah penyakit itu muncul karena dampak dari pandemic Covid-19 sendiri. tak hanya itu, perubahan iklim juga turut berpengaruh pada munculnya penyakit. Di sisi lain, tingkah laku manusia yang merusak ekosistem sehingga menyebabkan perubahan iklim pun turut berkontribusi dalam munculnya penyakit menular baru ini.
Jadi penyakit-penyakit ini enggak ada kaitan dengan long COVID-19. Tapi, kaitannya dengan dampak pandemi itu. Jadi karena orang fokus pada COVID-19, aspek pelayanan kesehatan atau pencegahan yang lain tidak terjadi, itu dampaknya, tutur Dicky, Rabu (20/9/2023).
Adapun faktor lain mengapa penyakit tersebut muncul adalah karena mengglobalnya kehidupan manusia. Menurutnya, kerusakan ekosistem dan faktor iklim yang berubah ini membuat dunia makin terancam oleh penyakit anyar yang muncul serta gampang mewabah dengan cepat.
Ini semua berkontribusi pada ancaman atau semakin rawannya dunia, jelas peneliti Health Global Security itu
Baca Juga: Siaga Hadapi Ancaman Pandemi di Masa Depan
Misalnya dia mencontohkan munculnya penyakit hepatitis akut dan cacar monyet muncul lantaran kewaspadaan negara-negara di dunia yang kian meningkat atau awas terhadap penyakit sekecil apapun. Namun yang alpa diperhatikan adalah kemampuan deteksi dini terhadap penyakit itu masih belum merata lantaran keterbatasan kemampuan deteksi masyarakatnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di satu sisi, imbuh Dicky, negara makin kian membuka telinga serta mata lebar-lebar untuk selalu memantau penyakit yang berpotensi mewabah dan mereka trauma oleh Covid-19, namun hal yang berbeda justru terjadi di negara berkembang dan negara miskin seperti Afrika yang kemampuan mereka serta kesehatan mereka belum memadai untuk sampai ke sana.
Adapun potensi lahirnya penyakit baru yang bisa mewabah umumnya dia amati lahir dari negara maupun wilayah yang dekat hubungannya atau kontak antara manusia, hewan dan lingkungan. Sebagai contoh, di Afrika, Asia, Amerika Latin dan sebagian wilayah Eropa. Ke depannya Dicky juga memprediksi akan muncul wabah bertubi-tubu seperti pandemic yang tidak hanya pada satu penyakit, melainkan bisa dua, tiga, atau bahkan lebih.
Baca Juga: Kesenjangan Belajar Siswa Indonesia Diakibatkan Kerentanan Berlapis, Apa Solusinya?
Menurut Dicky, setiap tahunnya WHO akan bertugas mendeteksi penyakit baru yang cenderung bermunculan di musim-musim tertentu. Lebih lanjut dia menerangkan bahwa sekitar 10 ribu virus telah berpotensi menular ke manusia di mana 75% virus tersebut berasal dari hewan atau zoonosis.
Nah artinya, kita benar-benar semakin rawan dan enggak bisa itu menghindari lahirnya penyakit baru itu. Kita enggak bisa berdiri sendiri, dunia ini harus bersatu. Selama manusia hidup ini akan bisa saja muncul penyakit-penyakit baru yang memang belum pernah ada sebelumnya. Nanti kita ke depan mungkin ada lagi dan itulah makanya ilmu-ilmu pengetahuan itu berkembang, ucapnya.
Editor : Pahlevi