Epidemiolog Minta Waspada Transmisi Lokal Cacar Monyet

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Rabu, 25 Okt 2023 10:17 WIB

Epidemiolog Minta Waspada Transmisi Lokal Cacar Monyet

Optika.id - Temuan kasus Monkeypox (Mpox) alias Cacar Monyet baru-baru ini menjadi alarm kewaspadaan bagi Indonesia. menurut Epidemiolog dan peneliti kesehatan global dari Griffith University, Dicky Budiman, munculnya kasus Mpox perlu diwaspadai karena penularannya melalui transmisi lokal. Adapun penyebab kasus yang semula impor ini menjadi transmisi lokal lantaran pada kasus pertama dan berikutnya, sudah tidak terdeteksi dan menyebabkan transmisi lokal pada kasus-kasus berikutnya.

Kedua, kemungkinannya juga adalah karena kontak tracing yang dilakukan tidak memadai sehingga luput men-tracing kontak kasus yang akhirnya menjadi pemicu penularan berikutnya, ujar Dicky, kepada Optika.id, Selasa (24/10/2023).

Baca Juga: Epidemiolog Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada Covid-19 Saat Mudik Lebaran

Lebih lanjut, Dicky menyebut jika penyakit Mpox ini tidak terbatas hanya pada satu kelompok tertentu saja. Karakter penyakit ini pun jauh lebih rentan terjadi pada kelompok yang tertutup serta melakuka perilaku berisiko misalnya gonta-ganti pasangan, perilaku seks tidak aman, serta pasangan homoseksual yang melakukan seks tidak aman.

Faktor-faktor tersebutlah yang menambah mudahnya transmisi lokal Mpox serta bisa terjadi di kota-kota besar lainnya.

Kendati menurut Dicky kasus Mpox tidak memiliki kemungkinan menjadi pandemic, namun tetap saja hal tersebut memiliki risiko untuk menyebar lebih luas. Sebagai upaya mitigasi, dia meminta agar Dinas Kesehatan dan Kementerian Kesehatan segera melakukan kontak tracing yang tuntas dari riwayat pasien yang bersangkutan.

Penyakit ini, seperti yang tersebut dalam Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Mpox terbaru dari Kemenkes Maret 2023, dinyatakan sebagai penyakit yang dapat menyebar langsung melalui kontak langsung dari kulit ke kulit atau membrane mukosa. Yang termasuk ketika berhubungan seks, berciuman, bersentuhan dengan orang yang terinfeksi.

Adapun masa inkubasi virus Mpox ini sekitar 6-13 hari dan di beberapa kasus Mpox masa inkubasinya 5 21 hari. Ada dua fase masa infeksi Mpox ini yang pertama fase akut yang berlangsung selama 0 5 hari sejak infeksi dan kedua fase erupsi pada 1 3 hari setelah gejala demam timbul.

Baca Juga: Epidemiolog Desak Pemerintah Segera Tetapkan Kasus Gagal Ginjal Akut Jadi KLB

Senada dengan Dicky, Masdalina Pane selaku Epidemiolog Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) menilai jika ada transmisi komunitas karena Mpox transmisi lokal sudah terdeteksi. Dia khawatir jika angka transmisi komunitas itu akan jauh lebih banyak. Di sisi lain, banyak dari pasien Mpox yang tidak muncul ke permukaan lantaran mereka melakukan pengobatan mandiri pada gejala-gejala fisik yang timbul. Apalagi, ketika bergejala tidak melakukan polymerase chain reaction (PCR).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Masdalina menegaskan bahwa Mpox bisa sembuh dengan sendirinya apabila daya tahan tubuh penderita kuat dan pengobatannya tepat.

(Namun) Menyebabkan kasus yang tidak menular luas jadi ditutupi, kata dia

Baca Juga: Epidemiolog Beri Catatan Terkait Kebijakan Cabut PPKM

Adapun kasus Mpox ini baru bisa muncul apabila tidak segera dilakukan investigasi wabah atau biasa yang disebut dengan outbreak investigation yang menyeluruh, serta pemantauan yang lemah pada kontak-kontak erat.

Juga containment (isolasi dan karantina) yang tidak tuntas menyebabkan penularan terus berlanjut. Pada kasus yang tidak severe (parah) ini kerap terjadi, ujar Masdalina.

Kendati demikian, dia mengimbau agar masyarakat harus waspada namun tidak perlu khawatir secara berlebihan. Pasalnya dia memprediksi bahwa penularan Mpox ini tidak akan meluas di Indonesia seperti Covid-19.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU