Optika.id - Mahasiswa kembali menunjukkan sebagai kekuatan politik oposisi terhadap rezim Prabowo. Melalui gerakan sosial di jalanan, mahasiswa mengoreksi rezim dan tindakan aneh Prabowo. Mereka tampil dengan sikap dan aksi keras di jalanan tiap kota besar di Indonesia dengan menuding Indonesia telah menuju ke arah Indonesia Gelap.
Sejumlah pengamat menilai legitimasi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto "sudah oleng" menyusul aksi demonstrasi mahasiswa bertajuk 'Indonesia Gelap' yang berlangsung di berbagai daerah. Aksi ini digelar sebagai respons terhadap berbagai keputusan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat dan mengancam masa depan generasi mudasalah satunya adalah pemotongan anggaran di sejumlah sektor.
Para akademisi mengatakan krisis kepercayaan kepada pemerintah bisa lebih besar apabila tidak ada perubahan dalam kebijakan pemerintah dalam waktu dekat.
"Paling tidak aksi demonstrasi ini akan terus menjadi guncangan buat pemerintahan Prabowo yang secara faktual sudah merosot nilai dukungannya," ujar akademisi dan sejarawan Andi Achdian, (BBC, 21/02/2025).
Lili Romli, peneliti Senior dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menganalisis Indonesia Gelap dan tagar #KaburAjaDulu merupakan bentuk kekecewaan masyarakat atas kondisi yang terjadi di Indonesia.
Menurut Lili, masyarakat menaruh harapan pada presiden-wakil presiden yang terpilih di Pilpres 2024. Namun, harapan rakyat justru kandas setelah menyaksikan arah policy dan tindakan politik rezim Prabowo.
"Mereka semula menaruh harapan yang tinggi bahwa pasca pemilu nanti, pemimpin dan para elit memberikan harapan baru, seperti tentang lapangan pekerjaan, naiknya penghasilan, daya beli meningkat, dan sejumlah harapan lain yang diidam-idamkan kalangan muda," kata Lili dilansir CNNIndonesia.com, Selasa (18/2/2025).
"Harapan itu ternyata tinggal harapan yang kemudian muncul kekecewaan. Bentuknya seperti demo dan tagar #kaburajadulu, antara lain," imbuhnya.
Senada, Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI) Ali Rif'an juga berpendapat masyarakat kian resah dengan kebijakan pemerintah.
Menurutnya, efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah bukan dialokasikan untuk hal-hal esensial, misalnya untuk tunjangan kinerja dosen. Tapi malah untuk melaksanakan program MBG yang sudah banyak dikritik.
"Refleksi dari keresahan publik terkait kondisi Indonesia, lantaran terjadi sejumlah paradoks," ucap Ali.
Ali pun menilai dua gerakan itu akan berkembang sesuai dengan dinamika politik. Menurutnya, jika pemerintahan Prabowo Subianto tak bisa merespons dengan benar, gerakan itu bisa berlanjut dan membesar.
"Catatannya, jika pemerintahan Prabowo tidak segara mengklarifikasi dan memberikan argumentasi yang kuat atas paradoks-paradoks yang terjadi, aksi semacam itu bisa muncul lagi dan berlanjut makin membesar," tutur dia.
Bertalian dengan itu, Ali menyampaikan kedua gerakan tersebut berdampak politik bagi Prabowo. Salah satunya, bisa menurunkan tingkat kepuasan publik atas kinerja pemerintahan Prabowo.
"Seperti turunnya citra pemerintah atau menurunnya tingkat kepuasan kinerja, jika tidak segera dijelaskan dan diklasifikasi tuntutan-tuntutan para mahasiswa tersebut," katanya.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro juga mendorong pemerintah segera merespons kedua aksi tersebut jika tak ingin ada eskalasi. Ia meminta pemerintah tak perlu bersikap defensif dan agresif.
"Jadi ini diapresiasi, direspons dengan cepat saja oleh pemerintah supaya tidak ke mana-mana. Jangan defensif, jangan agresif, berlebihan semacam itu karena justru akan membuat gerakan-gerakan ekstra parlementer semakin membesar," kata Agung.
Dia mengatakan sebaiknya pemerintah mengajak publik berdialog untuk menyelesaikan berbagai isu yang dibawa dalam tuntutan.
Reaksi Pemerintah
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi tak sepakat dengan tajuk Indonesia Gelap yang digunakan massa mahasiswa dalam demonstrasi.
Prasetyo menghormati warga yang menyampaikan aspirasi lewat demonstrasi. Namun, ia meminta massa aksi tak memainkan narasi yang tidak benar.
"Inilah namanya kebebasan berekspresi, tapi tolong sekali lagi, jangan membelokkan apa yang sebenarnya tidak seperti itu. Enggak ada Indonesia gelap," kata Prasetyo di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/02/2025).
Prasetyo meminta warga tetap optimistis dan kompak membangun Indonesia dengan tujuan yang sama. Ia juga meminta masyarakat memaklumi pemerintah yang baru bekerja 4 bulan.
Baca Juga: Mahasiswa Bergerak! BEM SI Gelar Aksi Tolak Kenaikan PPN 12 Persen di Istana Negara
Menanggapi seruan demo mahasiswa, Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, mengatakan Presiden Prabowo menghormati 13 tuntutan mahasiswa. Ia juga bilang pemerintah menerima aspirasi tersebut dengan tangan terbuka
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli merespons soal tagar #KaburAjaDulu sebagai sikap warga untuk meningkatkan keterampilan dan mengambil peluang kerja di luar negeri. Namun, dia mengaku pemerintah memang memiliki tantangan dan catatan untuk menciptakan pekerjaan yang lebih baik di dalam negeri.
"Ini tantangan buat kita kalau memang itu adalah terkait dengan aspirasi mereka. Ayo pemerintah create better jobs itu yang kemudian menjadi catatan kami dan concern kami," kata Yassierli di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/2/2025).
Mahasiswa Bergerak di Tiap Kota
Gerakan mahasiswa Tagar Indonesia Gelap berlangsung di tiap kota besar di Indonesia:
1. Jakarta: Protes berlangsung di depan Istana Negara, dengan ribuan mahasiswa meminta pemerintah memenuhi tuntutan mereka.
2. Bandung: mahasiswa bergerak melakukan tuntutan. Mahasiswa bergerak dari berbagai universitas di Bandung menggelar protes di depan Gedung DPRD Jawa Barat, menuntut pemerintah memenuhi tuntutan mereka.
3. Yogayakarta: Gerakan mahasiswa mulai dai Gejayan Memanggil hingga menguasai jalan Malioboro. Mereka bergerak dengan sikap militant mengoreksi policy rezim Prabowo hingga minta Joko Widodo diadili.
4. Surabaya: ribuan mahasiswa berdemonstrasi ke Gedung Grahadi, depan Kantor Gubernur Jawa Timur hingga ke kantor DPRD (Dewan Pwakilan Rakyat Daerah) Jawa Timur. Mahasiswa dari berbagai universitas di Surabaya menggelar protes di depan Gedung DPRD Jawa Timur, menuntut pemerintah memenuhi tuntutan mereka.
5. Malang: mahasiswa juga melakukan unjuk rasa ke kantor DPRD Kota Malang dengan 13 tuntutan.
6. Banda Aceh: Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar protes di depan Gedung DPR Aceh, menuntut transparansi penggunaan dana otonomi khusus.
7. Medan: Mahasiswa dari berbagai universitas di Medan menggelar protes di depan Gedung DPRD Sumatera Utara, menuntut pemerintah memenuhi tuntutan mereka.
8. Kota Padang: Mahasiswa Universitas Andalas (UNAND) dan Politeknik Negeri Padang (PNP) menggelar protes di depan Gedung DPRD Sumatera Barat.
Baca Juga: Puan Sampaikan Terimakasih pada Mahasiswa Usai Revisi UU Pilkada Batal!
9. Tanjung Pinang: Mahasiswa menggelar protes di depan Gedung DPRD Kepulauan Riau, dengan 62 orang mahasiswa berpartisipasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
10. Palembang: Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah menggelar protes di depan Gedung DPRD Sumatera Selatan, menuntut pemerintah memenuhi tuntutan mereka.
11. Pangkal Pinang: Mahasiswa Universitas Bangka Belitung menggelar protes di depan Gedung DPRD Bangka Belitung.
12. Bandar Lampung: Mahasiswa dari berbagai universitas di Bandar Lampung menggelar protes di depan Gedung Pemerintah Provinsi Lampung.
13. Bengkulu: Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bengkulu menggelar protes di Simpang Lima, Ratu Sambang.
14. Tasikmalaya: Mahasiswa dari berbagai universitas di Tasikmalaya menggelar protes di depan Gedung DPRD Tasikmalaya, menuntut pemerintah memenuhi tuntutan mereka.
Baca Juga: Mengawal Putusan MK, BEM UI Serentak Akan Turun ke Jalan!
15. Indramayu: Mahasiswa dari berbagai universitas di Indramayu menggelar protes di depan Gedung DPRD Indramayu, menuntut pemerintah memenuhi tuntutan mereka.
16. Cirebon: Mahasiswa dari berbagai universitas di Cirebon menggelar prote di depan Gedung DPRD Cirebon, menuntut pemerintah memenuhi tuntutan mereka.
17. Purwokerto: Mahasiswa dari berbagai universitas di Purwokerto menggelar protes di depan Kantor Bupati Banyumas, menuntut pemerintah memenuhi tuntutan mereka.
18. Semarang: Mahasiswa dari berbagai universitas di Semarang menggelar protes di depan Gedung DPRD Jawa Tengah, menuntut pemerintah memenuhi tuntutan mereka.
Tulisan: Aribowo
Editor : Pahlevi