Optika.id - Terpilihnya KH Yahya Cholil Staquf menjadi Ketua Umum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) periode 2021-2026 dinilai akan memberi efek politik bagi elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Hal ini dikatakan oleh Tokoh muda NU (Nahdlatul Ulama) Nusron Wahid.
Dia menganggap hal itu bisa terjadi, lantaran Gus Yahya sapaan akrab KH Yahya Staquf, dan Airlangga mempunyai hubungan emosional dan persahabatan yang panjang.
Baca juga: Mahfud Lepas Jabatan, TKN Ingin Prabowo Tetap Jadi Menhan
"Beliau berdua sama-sama aktivis di kampus UGM tahun 1980-an. Apalagi Gus Yahya mempunyai komitmen yang kuat untuk menjaga jarak yang sama dengan kekuatan politik mana pun. Tidak akan ada partai yang menjadi anak emas NU di bawah kepemimpinan Gus Yahya," ujar Nusron dalam keterangannya, Sabtu (25/12/2021).
Nusron menuturkan, positioning PBNU yang diputuskan Gus Yahya berpotensi menguntungkan Airlangga yang sedang bersiap-siap menjadi calon presiden 2024.
"Berkali-kali Gus Yahya mengatakan tidak akan ada calon presiden atau calon wakil presiden dari PBNU. Tapi tetap membantu warga NU yang ingin berkarier di jabatan publik, termasuk capres atau cawapres. Tapi PBNU-nya tidak boleh ikut menjadi pihak yang bertarung dan kompetisi," jelas Nusron.
Kondisi ini, kata Nusron, menguntungkan buat Airlangga. Karena, selain sebagai Ketum Partai Golkar, beliau juga keluarga besar NU.
"Daya terima dan daya setrum Airlangga Hartarto di kalangan grass root nahdliyin sangat kuat dan mengakar. Apalagi dia sebagai keturunan Kiai Ageng Gribig, tokoh penyebar Islam pada zaman Kerajaan Mataram," kata politisi Golkar ini.
Baca juga: Gerakan “Asal Bukan Prabowo”: Bukan Fenomena Baru, Berdampak Pada Elektoral?
Menurutnya, terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketum PBNU akan menguntungkan Airlangga. Apalagi Airlangga juga sangat dekat dengan Gus Yahya, dan sudah saling mengenal sejak di mahasiswa.
"Pasti nanti Gus Yahya dan Airlangga Hartarto runtang-runtung ke basis-basis NU. Tentunya dalam konteks pemberdayaan masyarakat, dalam kapasitas sebagai Menko Perekonomian dan program-program ekonomi mikro dan ultramikro yang menjadi basis garapan warga NU," tuturnya.
Diketahui, dalam Muktamar ke-34 NU ini, KH Yahya Cholil Staquf mendapatkan 337 suara, sementara KH Said Aqil Siroj mendapatkan 210 suara.
Baca juga: Prabowo Sindir Anies dan Ganjar Soal Pertahanan: Jangan Menyesatkan, Memprovokasi, dan Menghasut
Reporter: Amrizal
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi