Pemkot Surabaya Gencar Perangi Stunting

Reporter : angga kurnia putra
Pemkot Surabaya Gencar Perangi Stunting

Optika.id-Pemerintah Kota Surabaya terus berupaya melakukan pencegahan dan penanganan terhadap balita stunting di Ibu kota Provinsi Jawa Timur itu dengan cara melakukan terapi secara berkala terhadap balita stunting di RSUD.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Jumat mengatakan saat berkeliling di Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, pihaknya menemui tiga balita stunting. Masing-masing balita tersebut, terindikasi memiliki penyakit bawaan, yang semula tidak diketahui oleh orang tuanya, hingga menyebabkan bayi tersebut menjadi stunting.

Baca juga: Jelang Pendaftaran Pilgub Jatim, Pasangan Khofifah-Emil Belum Ada Penantang!

"Pendampingan awal yang dilakukan adalah memastikan kesehatan ibu hingga melahirkan. Setelah melahirkan, kebanyakan ibu ini tidak mengetahui gejala awal yang menimpa anaknya. Akhirnya, anak tersebut ada yang terserang hipotiroid, ada yang memiliki riwayat kejang, hingga ada yang terkena epilepsi," katanya, Jumat (31/12/2021).

Oleh karena itu , Wali Kota Eri menjelaskan, untuk mencapai zero stunting atau nol kasus stunting di Kota Surabaya, pihaknya meminta setiap orang tua harus proaktif melaporkan kondisi kesehatan anaknya, kepada pendamping kesehatan atau kader kesehatan di kelurahan dan kecamatan setempat.

"Ada yang tidak terbuka, ada juga yang saat dikunjungi tapi pulang kampung. Hal ini kemudian menjadi tantangan untuk para pendamping kesehatan maupun kader kesehatan, intinya kita juga harus sabar dan telaten," katanya.

Sebagai bentuk respons cepat, para pendamping kesehatan dan kader kesehatan langsung melaporkan temuan bayi stunting ke puskesmas setempat untuk mendapat penanganan. Hasilnya, para bayi stunting tersebut langsung mendapat tindakan, dengan pelaksanaan terapi secara berkala di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo dan RSUD Dr. Soewandi.

"Orang tua juga harus telaten, Insya Allah nanti pasti bisa sembuh. Maka harus rutin melakukan terapi, jika kebingungan akan didampingi oleh pendamping kesehatan atau para kader untuk dibawa ke poli tumbuh kembang," katanya.

Sementara itu, Pendamping Kesehatan dari Puskesmas Wonokusumo Sularsi menjelaskan, bahwa ibu dari ketiga bayi stunting tersebut sebelumnya dinyatakan sehat. Deteksi awal yang dilakukan adalah dengan pengecekan dan pendampingan sejak ibu hamil, apakah ibu tersebut normal atau mengalami kekurangan energi kronis (KEK).

"Contoh tiga balita itu, berawal dari demam dan diare dalam kurun waktu yang lama, hingga mengalami kejang. Kebanyakan penduduk disini belum sadar dengan kesehatan, maka kita datangi rumah ke rumah untuk diberikan penjelasan dan sosialisasi," ujarnya.

Baca juga: Awal Agustus, PDIP Jatim Akan Umumkan Sosok yang Diusung untuk Pilgub Jatim!

Sulastri menyebut, bahwa masih banyak orang tua yang belum paham dalam proses atau pola mengasuh anak usai melahirkan. Ia berharap, para orang tua atau para ibu muda bisa langsung proaktif untuk melaporkan kondisi kesehatan anaknya.

"Kami akan terus berupaya untuk mendekatkan diri kepada para ibu balita, supaya bisa mencegah kemunculan bayi stunting," katanya.

Sementara itu, salah satu orang tua balita stunting Alfiatul Jamila menyampaikan ucapan terima kasih kepada Wali Kota Eri, karena telah memberikan bantuan secara berkala untuk proses kesembuhan anaknya.

"Terima kasih sudah memperhatikan gizi makanan dan vitamin untuk anak saya. Alhamdulillah, anak saya bisa memulai terapi dan segera sembuh," pungkasnya.

Baca juga: Khofifah-Emil Masih Jadi Pertimbangan PDIP Jatim, Kenapa?

Reporter: Angga Kurnia Putra

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru