Optika.id, Sidoarjo - Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menegaskan, program Universal Health Caverage (UHC ) Sidoarjo Hanya dinonaktifkan selama 2-3 bulan, sebab saat ini dilakukan evaluasi dan sinkronisasi data kepesertaan.
"Tetap berjalan (program UHC) hanya saat ini untuk sinkronisasi data. kami terus lakukan perbaikan, Memang program yang baru tidak bisa langsung 100 persen berjalan dengan baik," kata Bupati Muhdlor pada wartawan usai sidak RSUD Krian, Selasa (4/1/2022).
Baca juga: Gus Muhdlor Jadwalkan Akan Hadir di Panggilan KPK Hari Ini
Gus Muhdlor, sapaan akrab Bupati Sidoarjo itu menambahkan, langkah ini harus diambil. Sebab banyak ditemukan peserta ganda dan sudah meninggal yang masih menjadi tanggungan pemerintah daerah.
"Kalau sistem seperti itu dibiarkan, yang dirugikan adalah pemerintah daerah. Sebab, dalam satu bulan Pemkab Sidoarjo harus membayar Rp 14 Miliar ke BPJS Kesehatan," ujarnya.
Di sisi lain, Kemensos melakukan pemotongan 44 ribu peserta Penerima Bantuan luaran (PBI). Sehingga Kepesertaan 95 persen sebagai syarat utama UHC tidak terpenuhi.
"Tapi kita sudah lakukan koordinasi dengan staf Kemensos, bahwa Sidoarjo akan dapat jatah PBI cakupan 55 ribu," ungkapnya.
Baca juga: Jumat Depan, KPK Kembali Panggil Tersangka Bupati Sidoarjo
"Ketika cakupan peserta PBI dari Kemensos sudah masuk semua, maka Kabupaten Sidoarjo sudah dikatakan Universal Health Caverage. Karena tingkat kepesertaannya sudah 96 persen," ucapnya.
Sementara, drg Syaf Satriawarman Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo menjelaskan, bagi masyarakat yang tidak mampu tetap bisa mendapatkan fasilitas kesehatan gratis.
"Bagi warga yang ingin berobat, khususnya di puskesmas cukup tunjukkan KTP tetap dilayani," jelasnya.
Baca juga: PT JIEP Buka Lowongan Posisi Site Operasional Manager
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Amrizal
Editor : Pahlevi