Ramai Soal Vaksin Booster, Ini Hasil Studi Vaksin Booster Merek Berbeda

Reporter : Jenik Mauliddina
Ramai Soal Vaksin Booster, Ini Hasil Studi Vaksin Booster Merek Berbeda

Optika.id - Indonesia mengumumkan akan mulai menyuntikkan dosis ketiga atau booster vaksin COVID-19 pada 12 Januari 2022 mendatang. Berbagai studi menghasilkan Suntikan booster dapat meningkatkan antibodi terhadap COVID-19 secara signifikan.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah memproses registrasi lima jenis vaksin Covid-19 yang akan dijadikan vaksin booster. Kelima merek tersebut adalah Pfizer, Astrazeneca, Coronavac, Zifivax, dan Sinopharm.

Baca juga: Kasus Covid-19 Tembus Ratusan, Dinkes DKI: Masih Terkendali

Apakah harus jenis yang sama atau boleh yang berbeda saat suntik booster? inilah pertimbangan booster yang didukung oleh studi, Jumat (7/1/2022).

2 dosis Pfizer + booster Pfizer

Pfizer-BioNTech merilis pernyataan bahwa dosis ketiga vaksinnya ampuh melawan COVID-19. Melibatkan 10.000 partisipan berusia 16 tahun ke atas, suntikan ke-3 Pfizer-BioNTech dapat mendongkrak imun hingga 95,6 persen terhadap COVID-19. Namun, studi ini masih menjalani ulasan sejawat (peer review).

Pada Senin (15/11/2021), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Singapura juga merilis pernyataan efikasi tiga dosis Pfizer-BioNTech. Menkes Singapura, Ong Ye Kung, menekankan bahwa tiga dosis Pfizer-BioNTech mengurangi risiko COVID-19 sebanyak 62 persen.

2 dosis Pfizer + booster Moderna

Dua dosis Pfizer-BioNTech dengan booster vaksin Moderna. Perlu dicatat, kedua vaksin memiliki platform yang sama, yaitu messenger ribonucleic acid (m-RNA). Kombinasi ini menciptakan efikasi hingga 72 persen terhadap COVID-19. Penetral (neutralizing antibody) hingga 785,8 International Unit (IU) dan antibodi pengikat (binding antibody) hingga 6.155 unit/mL.

2 dosis Moderna + booster Moderna

Tiga suntika dosis Moderna terhadap COVID-19. Hasilnya, neutralizing dan binding antibody para partisipan yang menerima tiga dosis Moderna naik masing-masing 901,8 IU dan 6.799,8 unit/mL. Dengan kata lain, bahkan lebih baik dibanding dua dosis Pfizer-BioNTech dan booster Moderna.

2 dosis Moderna + booster Pfizer

Dua dosis Moderna ditambah booster Pfizer-BioNTech. Hasilnya, penambahan neutralizing dan binding antibody masing-masing 677,9 IU dan 5.195,6 unit/mL.

2 dosis Sinovac + booster Sinovac

Pada 5 September 2021, sebuah studi di China yang diterbitkan di medRxiv menguji tiga dosis CoronaVac dari Sinovac Biotech. Diakui memang turun dalam 6 bulan, 

Kemudian, menurut studi di Chile pada Oktober 2021 yang melibatkan 2 juta partisipan dan 140.132 partisipan menerima dosis ketiga vaksin Sinovac, booster vaksin dengan strain virus corona baru SARS-CoV-2 yang dimatikan (inactivated) tersebut dapat mencegah:

Rawat inap: 88 persen (sebelumnya 84 persen)

COVID-19 bergejala: 80 persen (sebelumnya 50 persen)

Lalu, pada laporan Kemenkes Chile pada 25 Oktober 2021 kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO), tiga dosis CoronaVac diketahui dapat mencegah COVID-19 hingga 73,6 persen diukur 14 hari setelah dosis ketiga.

Lalu, pada laporan Kemenkes Chile pada 25 Oktober 2021 kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO), tiga dosis CoronaVac diketahui dapat mencegah COVID-19 hingga 73,6 persen diukur 14 hari setelah dosis ketiga.

Baca juga: COVID-19 Melonjak Lagi, Kemenkes Ingatkan Masyarakat Lengkapi Vaksin Booster

2 dosis Sinovac + booster Pfizer

Kemenkes Chile melanjutkan laporannya bahwa 2 dosis Sinovac ditambah dengan 1 dosis Pfizer-BioNTech dapat mencegah kejadian COVID-19, hampir 95 persen.

Booster vaksin m-RNA tersebut, terhadap dia vaksin Sinovac terdongkrak hingga mengurangi risiko:

Rawat inap: 87 persen (dari sebelumnya 84 persen)

COVID-19 bergejala: 90 persen (dari sebelumnya 56 persen)

2 dosis Sinovac + booster AstraZeneca

Kemudian, dalam studi Chile ini, mayoritas partisipan studi atau 1.506.154 partisipan menerima vaksin Comirnaty (AstraZeneca-Oxford) sebagai booster. Meningkatkan efikasi Sinovac sebanyak:

Rawat inap: 96 persen (dari sebelumnya 84 persen)

COVID-19 bergejala: 93 persen (dari sebelumnya 56 persen)

Baca juga: Epidemiologi Imbau Peningkatan Covid-19 Jelang Libur Nataru

Booster AstraZeneca-Oxford menambah kinerja Sinovac dalam mencegah COVID-19 hampir 94 persen

2 dosis AstraZeneca + booster AstraZeneca

Peneliti Oxford menemukan jika dua dosis AstraZeneca diberi jarak 44-46 minggu, maka titer antibodi AstraZeneca lebih tinggi, hingga 3.738 enzyme-linked immunosorbent assay [ELISA] units [EUs].

Lalu, partisipan dalam penelitian Oxford tersebut juga diberikan dosis ketiga. Hasilnya, saat dosis ketiga diberikan dalam kurun waktu 6-12 bulan setelah dosis kedua, titer antibodi partisipan mencapai 3.746 EUs pada 28 hari setelah injeksi dosis ketiga, dibandingkan 1.792 EUs 28 hari setelah dosis kedua. 

Reporter: Jenik Mauliddina

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru