Optika.id - Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid merespons terkait peluang koalisi nasionalis-religius, yakni Golkar-Demokrat-PKS, di kontestasi Pemilihan Presiden 2024. Bahkan, Wakil Ketua MPR RI itu tak yakin koalisi Golkar-PD-PKS bisa terwujud dalam waktu dekat.
"Silakan, itu sah-sah saja dan terbuka kemungkinannya (koalisi nasionalis-religius). Namun, kok saya pesimis bisa terwujud, apalagi dalam waktu dekat saya nggak kebayang," kata Jazilul, Sabtu (14/1/2022).
Baca juga: Daftar Injury Time, Cak Imin Antar Luluk-Lukamanul ke Kantor KPU Jatim!
Tetapi, Jazilul meyakini belum ada keniscayaan soal peta koalisi 2024. Namanya politik, lanjutnya, dinamikanya tidak bisa ditebak.
Sementara, PPP menilai koalisi tersebut hanya akan berakhir sebagai wacana. Lantaran, tidak ada figur yang menarik dari calon koalisi itu.
"Setiap penjajakan koalisi, titik temunya pada figur. Nah, bangunan koalisi yang belum tercapai sepakat pada figur hanya akan menjadi wacana," kata Ketua DPP PPP Achmad Baidowi, Sabtu (15/1/2022).
Sebelumnya, PKS menyambut baik respons Partai Golkar dan Partai Demokrat (PD) terkait koalisi nasionalis-religius. PKS akan mencari titik temu untuk mengusung capres-cawapres dari koalisi nasionalis-religius. Ini disampaikan jubir PKS Pipin Sopian kepada wartawan, Sabtu (15/1/2022).
"PKS menyambut baik respons Golkar dan PD, yang ingin juga membentuk koalisi nasionalis-religius. PKS sebelumnya menjalin komunikasi dengan Golkar dan PD dan partai-partai lain melalui silaturrahim kebangsaan," ujar Pipin.
Untuk membangun koalisi nasionalis-religius, PKS siap mencari titik temu mengusung cawapres-capres. Ada poin yang disampaikan PKS soal mengusung capres-cawapres nasionalis religius.
"Sesuai hasil dari Musyawarah Majelis Syuro VI, PKS membuka diri dan membangun komunikasi dengan seluruh partai politik dan para tokoh bangsa untuk membangun titik temu dalam mengusung calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang memiliki karakter nasionalis, religius, berkomitmen untuk menegakkan kedaulatan wilayah dan demokrasi, sumber daya alam, pangan, energi dan ekonomi, serta tidak tunduk terhadap kepentingan pihak asing," papar Pipin.
"Mendukung agenda pemberantasan korupsi serta sosok negarawan yang mempersatukan seluruh elemen bangsa dan tidak memecah belah bangsa," sambungnya.
PKS akan mencari titik temu untuk mengusung capres-cawapres dari koalisi nasionalis-religius bersama Partai Demokrat dan Partai Golkar. Sementara, Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief mengatakan pihaknya akan tetap mengajukan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudohoyono (AHY).
Andi Arief awalnya mengakui memang terlalu cepat untuk menentukan capres dan cawapres di koalisi PKS, Demokrat, dan Golkar saat ini. Terlebih, kata dia, masing-masing ketum masih sedang bergerak turun ke masyarakat.
Baca juga: Usai Putusan MK, PKS Diminta Usung Kembali Anies Baswedan!
"Mengenai siapa yang harus dicalonkan, ini too early, terlalu cepat kalau kita bilang siapa berpasangan dengan siapa. Demokrat, Golkar, dan PKS memiliki ketua partai yang sedang turun ke rakyat untuk sama-sama meyakinkan rakyat tentang kemungkinan menjadi presiden," kata Andi Arief dalam keterangannya, Sabtu (15/1/2022).
Meski hal itu masih terlalu dini, Andi Arief menyebut seluruh partai pasti ingin mengajukan ketua umumnya masing-masing. Dia juga mengakui Partai Demokrat tetap akan memajukan AHY sebagai paslon di koalisi tersebut.
"Saya kira Demokrat sama sikapnya dengan Golkar dan PKS bahwa mengedepankan kadernya dulu untuk maju, dalam hal ini Demokrat adalah Mas AHY, Golkar saya yakin juga Pak Airlangga, dan Ustaz Salim di PKS," ucapnya.
Karena itu, Andi Arief menyebut saat ini belum ada keputusan berkaitan dengan siapa yang bakal maju. Namun dia kembali menekankan bahwa semua partai prinsipnya bakal mengajukan kader masing-masing.
"Jadi belum, kalau ini akan jadi opsi, kita akan benar-benar jadi koalisi yang sangat rasional-lah. Karena kita menghendaki, bukan saja, karena untuk mengubah dan melanjutkan pembangunan ini, kan menjadi motornya syaratnya harus menang, faktor utamanya yang akan jadi dasar pertimbangan adalah siapa yang bisa memenangkan pertarungan pilpres nanti. Saya kira itu, prinsipnya semua partai pasti ingin kedepankan kadernya," ujarnya.
Terkait koalisi itu, Gerindra menghormati rencana Demokrat, PKS, dan Golkar berkoalisi dalam poros nasionalis-religius pada Pilpres 2024. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menyebut pihaknya juga membuka kerja sama dengan partai lain untuk Pilpres 2024.
Baca juga: Warga Jakarta Menyatakan Siap Tinggalkan PKS Usai Tak Jadi Dukung Anies
"Kami menghormati rekan-rekan yang melakukan penjajakan politik. Hal tersebut merupakan bentuk ikhtiar konstitusional merebut kekuasaan tahun 2024," kata Habiburokhman dalam keterangannya, Sabtu (15/1/2022).
Habiburokhman menyebut pihaknya juga akan membuka diri terhadap semua partai untuk Pemilu 2024. Dia mengatakan Gerindra tidak pernah punya musuh dengan partai lainnya di Indonesia.
Gerindra juga membuka diri kepada semua partai politik untuk bekerja sama dalam Pemilu 2024. Hubungan lintas partai kami nggak pernah ada masalah, tidak satu pun parpol yang kami musuhi dan setahu kami tidak ada juga parpol yang memusuhi kami, format nasionalis-religius bisa jadi pilihan. Format itulah yang saat ini menjadi favorit semua partai," pungkasnya.
Reporter: Amrizal
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi