Waspadai Omicron, Pemerintah Pusat Minta Kepala Daerah Percepat Vaksinasi

Reporter : Uswatun Hasanah
Waspadai Omicron, Pemerintah Pusat Minta Kepala Daerah Percepat Vaksinasi

Optika.id - Untuk mencegah penyebaran varian Omicron semakin masif, pemerintah pusat meminta kepada seluruh kepala daerah agar mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19. tak hanya itu, penegakan disiplin protokol kesehatan harus lebih ditingkatkan.

Dikatahui jika per Sabtu (15/1/2022), kasus positif Covid-19 varian Omicron di Tanah Air mencapai 748 orang. Menanggapi hal itu, Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi angkat bicara. Dia mengatakan jika pemerintah akan terus mendorong vaksinasi dosis kedua untuk umum dan lansia, terutama di provinsi, kabupaten, kota yang belum mencapai 70%. 

Baca juga: Kasus Covid-19 Tembus Ratusan, Dinkes DKI: Masih Terkendali

"Pak Menko (Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan) sudah memohon khusus kepada seluruh kepala daerah dan pimpinan wilayah di daerah-daerah yang dosis dua umum dan lansia masih di bawah 70% untuk mempercepat vaksinasi supaya memberikan perlindungan terhadap varian Omicron," kata Jodi dalam keterangannya, Senin (17/1/2022).

Dirinya juga menjelaskan jika pemerintah sudah menyiapkan langkah-langkah mitigasi. Diantaranya akselerasi vaksin booster bagi seluruh masyarakat, terutama untuk yang tinggal di wilayah Jabodetabek, serta menegakkan protokol kesehatan yang lebih masif daripada sebelumnya.

"Persyaratan masuk ke tempat publik akan diperketat, hanya yang sudah vaksinasi dua kali dapat beraktivitas di tempat publik," ujar Jodi.

Tak hanya itu, pemerintah dipastikan akan terus memantau secara ketat baik terhadap perkembangan sekaligus lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron. Kemudian, pemerintah juga memastikan sistem kesehatan sudah cukup siap dalam menghadapi penambahan kasus nanti. Namun, sebagai catatan, langkah-langkah preventif dari kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan juga merupakan kunci utama dalam menekan laju penyebaran kasus ini.

Sedangkan ahli apidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan mengatakan, kasus Omicron dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dan transmisi komunitas perlu dipisahkan. Menurutnya, 75% kasus Covid-19 saat ini berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. 

Baca juga: COVID-19 Melonjak Lagi, Kemenkes Ingatkan Masyarakat Lengkapi Vaksin Booster

Dia mengimbau agar masyarakat menyikapi kenaikan kasus ini dengan waspada namun jangan terlalu panik. Sebab, imbuh dia, cara pencegahan Covid-19 varian apapun tetap sama yakni protokol kesehatan, testing, lacak, isolasi serta vaksinasi.

Semakin banyak penduduk yang sudah divaksinasi, tentu sudah memiliki antibodi yang cukup terhadap Covid-19. pada jumlah yang memadai, menurutnya akan sangat bermakna dalam mengurangi penularan, hospitalisasi bahkan kematian. Ia menilai bahwa strategi yang diterapkan pemerintah kini berjalan dengan baik. Buktinya, masyarakat selalu taat pada protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi. Dia berharap dengan kombinasi itu semua, Indonesia bisa melewati periode kenaikan kasus Covid-19.

Dia menilai kenaikan kasus Covid-19 saat ini disebabkan oleh penyebaran varian Omicron dan setelah peningkatan mobilitas penduduk dan kerumunan saat libur akhir tahun. "Pada kasus Omicron, banyak kasus terdeteksi pada PPLN, yang berarti karantina kita berfungsi untuk mencegah kasus dari luar negeri ini menyebar di masyarakat," pungkasnya.

Baca juga: Epidemiologi Imbau Peningkatan Covid-19 Jelang Libur Nataru

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru