Optika.id - Tahapan relokasi pedagang kaki lima (PKL) Malioboro tinggal menghitung hari. Setelah Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta menargetkan akhir Januari ini kebijakan itu mulai dijalankan. Dua lokasi untuk relokasi, yakni eks gedung Bioskop Indra dan eks gedung Dinas Pariwisata DIY pekan lalu juga telah dicek dan dipastikan kesiapannya operasional sehingga layak menampung sekitar 2.000 PKL.
"Untuk lokasi relokasi sudah dicek dan sudah siap, kata Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji dalam keterangannya, Senin (24/1/2022).
Baca juga: Kunjungi Yogyakarta, Bamusi Surabaya Napak Tilas Perjuangan KH Ahmad Dahlan
Pemprov DIY pun telah menyusun tahapan relokasi. Para PKL sedianya bisa mulai boyongan atau pindahan pada Rabu (26/1/2022) hingga akhir Bulan Januari ini. Para PKL diharapkan segera mempersiapkan diri agar bisa beroperasi penuh pada Bulan Februari mendatang.
"Jadi ketika masuk Februari para PKL itu semua sudah masuk (relokasi) ke dua tempat itu dan tidak ada yang di Malioboro lagi, kata Aji. Dia menyebut para PKL yang dimaksud merupakan PKL yang selama ini terdaftar resmi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.
Sementara, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan secara umum kondisi fisik, sarana dan fasilitas di lokasi untuk relokasi PKL Malioboro sudah siap. "Kesiapan seluruh tempat relokasi untuk PKL Malioboro sampai saat ini sudah siap 99 persen lebih, kami hanya minta ada perbaikan ringan seperti memberi penanda, meja kursi dan sarana teknis saja," katanya.
Heroe mengatakan dua tempat relokasi PKL yang dinamai Teras Malioboro itu siap seiring selesainya pendataan para PKL yang akan menempatinya. Misalnya pendataan berdasar jenis komoditas dagangan seperti kuliner dan non kuliner.
Teras Malioboro 1 di bekas gedung Bioskop Indra dan Teras Malioboro 2 untuk di bekas gedung Dinas Pariwisata DIY.
"Jadi tinggal penentuan lapaknya saja, sesuai aspirasi PKL, apakah akan diundi atau bagaimana, kata Heroe.
Baca juga: Mobil Seruduk Andong di Kawasan Malioboro, Kerugian Capai Puluhan Juta Rupiah
Heroe menuturkan meski direlokasi, pemerintah memastikan para PKL akan tetap mendapat pembinaan perhatian pemerintah agar tetap menjadi ikon dan daya tarik wisata Malioboro. Mengingat lokasi untuk relokasi masih tetap di kawasan jalan utama Malioboro, hanya tidak lagi di trotoar depan pertokoan melainkan terpusat di ujung utara dan selatan. "Wisatawan tetap bisa membeli oleh-oleh, makan lesehan di Malioboro. Penataan pedagang kaki lima di Malioboro tidak akan menghilangkan keberadaan pedagang dari kawasan utama wisata di Kota Yogyakarta tetapi justru memberikan ruang khusus untuk aktivitas jual beli," katanya.
Pedagang tidak dipindah dari Malioboro. Tetap ada di Malioboro. Hanya saja dikumpulkan di tempat khusus yang juga masih ada di Malioboro, imbuhnya.
Sebelumnya, Asisten Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kadri Renggono mengatakan, dengan menempati lokasi baru maka pedagang akan berstatus formal.
Harapannya, pedagang bisa memiliki manajemen yang lebih modern. Misalnya dari perizinan, pembukuan, penggunaan transaksi non tunai, termasuk akses pada permodalan, pungkasnya.
Baca juga: Muhammadiyah Tanggapi Polemik Jilbab di Sekolah Negeri di DI Yogyakarta
Reporter: Amrizal
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi