Optika.id, Surabaya - Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, Fauzie Mustaqiem Yos, tak menampik adanya kelangkaan minyak goreng sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) di berbagai minimarket di Surabaya.
"Kelangkaan minyak goreng di beberapa toko swalayan maupun toko modern itu dikarenakan distribusi dari produsen belum lancar jadi sampai sekarang banyak yang kosong," ujarnya saat dihubungi Optika.id melalui sambungan telepon, Jumat (4/2/2022)
Baca juga: 'Minyak Makan Merah' Bakal Diproduksi Januari 2023, Katanya Bakal Lebih Murah
Ia mengungkapkan, pihaknya telah melakukan Inspeksi mendadak diam-diam ke berbagai toko retail untuk memastikan tidak adanya penimbunan.
"Jadi kami lakukan sidak ke teman-teman swalayan modern barang ada enggak, disimpan gudangnya apa enggak, ditunjukkan ke distibutor ke agen," ungkapnya.
Menurutnya ada beberapa permasalahan yang menyebabkan kekosongan bisa sampai terjadi. Pertama, pendistribusian bahan baku ke produsen, produsen ke konsumen tersendat.
Kedua, Kementerian Perdagangan mengeluarkan aturan harga jualnya itu paling tinggi untuk minyak goreng premium Rp 14.000/liter, kemudian ada harga Rp 13.500/liter untuk kemasan biasa dan ada Rp11.500/liter untuk minyak goreng curah.
"Sementara pedagang sudah terlanjur membeli dengan harga tinggi. Kalau mereka menjual dengan harga Rp 14.000 ke bawah, mereka akan rugi, itu tidak mungkin. Di satu sisi juga kalau mereka nggak jual mereka dianggap menimbun."
"Kita masih tunggu untuk dari pusat itu sebenarnya seperti apa. Karena dari Kemendag itu untuk juknis dan petunjuk pelaksananya teknisnya belum ada. Sanksi belum ada," lanjutnya.
Baca juga: Kejagung Segera Sidangkan Kasus Korupsi Ekspor CPO Minyak Goreng
Dinkopumdag Kota Surabaya juga telah melakukan jajak pendapat dengan distributor dan produsen minyak goreng tentang kendala yang mengakibatkan kekosongan stok.
"Kita sudah melakukan aktivitas juga oleh teman-teman distributor dan produsen untuk membantu dan men-support dalam rangka minyak goreng. Kita juga tanya permasalahan apa yang dihadapi oleh mereka kenapa barangnya kosong," imbuhnya.
Sementara itu, Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan Operasi Pasar untuk mengisi kekosongan, memenuhi permintaan masyarakat, dan menetralkan harga pasar.
"Kami sudah melakukan operasi pasar di beberapa titik sudah tersebar beberapa tempat kelurahan dan yang terakhir itu tanggal 31 januari 2022 di Kecamatan Bubutan rata-rata yang jual kurang lebih 200 sampai 2 ribu liter per kelurahan. Di bulan Februari ini sudah ada di beberapa titik, kita ikut anjuran aturan dari pemerintah dan Kemendag tahun 2022," ungkapnya.
Baca juga: Kasus Minyak Goreng Langka, KPPU Tingkatkan Pemberkasan 27 Perusahaan Nakal
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi