SEMANGGI TERBANG KE MANCA NEGARA, KELUARGA SEJAHTERA

Reporter : optikaid
SEMANGGI TERBANG KE MANCA NEGARA, KELUARGA SEJAHTERA

[caption id="attachment_15513" align="alignnone" width="160"] Shanty[/caption]

Surabaya, Optika - Semanggi Suroboyolontong balap Wonokromolagu khas Surabaya yang menceritakan makanan khas arek-arek Suroboyo ini begitu terkenal. Mengingat, makanan yang terdiri dari sayuran semanggi yang disiram bumbu kacang dan dilengkapi dengan kerupuk puli ini keberadaannya sangat populer di masyarakat. Semanggi ini melengkapi makanan asli Surabaya lainnya, seperti rujak cingur dan lontong balap. 

Baca juga: BPOM Temukan 6.001 Obat Berisiko Rusak Ginjal di E-Commerce Indonesia

Nah, bagaimana jika pecel semanggi diolah secara instant? Berikut perbincangan Optika dengan Aminah, pelopor semanggi instant dari Surabaya yang produknya bertajuk Selendang Semanggi sudah melenggang ke mancanegara.

Bagaimana awalnya anda membuat semanggi instant?

Ide membuat semanggi instant sejatinya dilatarbelakangi keprihatinan saya. Ceritanya, tiap musim hujan, Anteng, ibu saya, tak bisa berjualan pecel semanggi. Penyebabnya, daun semanggi tak bisa dipanen lantaran terendam banjir. Sementara di musim kemarau panen semanggi melimpah.

"Kalau stok daun semanggi melimpah juga susah. Karena daun semanggi tidak tahan lama. Tidak bisa dijual," jelas Aminah. 

Aminah punya keinginan melayani penikmat semanggi dan tidak harus datang ke Surabaya. Tepatnya membuat semanggi instan. Kebetulan, Aminah pernah punya pengalaman mengeringkan semanggi. Dari kondisi itu, Aminah lantas berpikir, bagaimana caranya membuat daun semanggi bisa dimanfaatkan lebih lama.  Tahun 2011, dia bergabung dengan Pahlawan Ekonomi. Disana Amina tertantang untuk berinovasi. Semanggi instan Aminah tersebut direspons baik oleh para mentor Pahlawan Ekonomi. Aminah dianggap mampu membuat hal yang berbeda dalam melakoni usaha. Itu sangat diperlukan agar pelaku usaha bisa menggaet pasar kuliner yang menjanjikan. Aminah lantas mendapat penghargaan sebagai Juara Pertama Pahlawan Ekonomi Award 2015 Kategori Culinary Business.

Semanggi instan Aminah kemudian diikutkan program Tatarupa yang me-repackaging dan rebranding produk pelaku usaha Pahlawan Ekonomi. Hingga disepakati nama produknya, Selendang Semanggi. 

Perempuan yang tinggal di Kecamatan Sambikerep, Surabaya itu, sudah memasarkan produknya ke berbagai kota di Indonesia. Yang menyenangkan, Selendang Semanggi juga beberapa kali dikirim ke Belanda dan Amerika Serikat (AS). 

Bagaimana Selendang Semanggi bisa melenggang ke mancanegara? 

Iya, saya punya pelanggan setia. Namanya Estin, tinggal di kawasan Citraland, Surabaya. Estin kerap membawa semanggi instant buatan saya untuk diberikan kepada saudaranya yang tinggal di Belanda.Satu lagi, Bu Ferry. Rumahnya di Kertajaya Indah, Surabaya. Bu Ferry punya saudara yang bermukim di Amerika Serikat. Ketika berada di Jakarta saudaranya itu sempat makan semanggi instan. Setelah tahu rasanya, ia pesan lagi dan dibawa ke Negeri Paman Sam. Kini, saban pulang ke Jakarta, saudara Bu Ferry selalu minta dipesankan semanggi instan.

Anda kerap kali didapuk sebagai narasumber di berbagai seminar, bagaimana perasaan anda?

Seperti bermimpi berbicara di depan puluhan orang yang menghadiri acara itu. Saya dipilih   lantaran saya  menjadi salah satu pelaku usaha inovatif. Lewat semanggi instan saya menceritakan suka duka jualan semanggi. Saya dulu jualan semanggi gendong. Masuk kampung keluar kampung. Sering "ngetem" juga di Taman Bungkul. Sekarang saya bisa meraup untung jutaan rupiah dari jualan semanggi.  

"Alhamdulillah, berkat jualan semanggi keluarga saya bisa sejahtera. Saya juga bersyukur sudah punya asuransi pendidikan buat anak-anak saya," tutur Aminah dengan rona penuh haru.

Apakah proses semanggi instant yang anda lakukan sudah tepat?

Saya telah melakukan beberapa kali uji coba mengeringkan daun semanggi. Hingga saya menemukan cara yang dianggap pas. Dimana, daun semanggi yang baru dipanen, lantas dicuci bersih, ditiris, lalu dijemur selama satu hari kalau ada panas. Setelah itu, daun semanggi dipanaskan menggunakan mesin oven.

"Saya pakai oven untuk menghilangkan bakteri dan jamur. Makanya, kalau ada daun semanggi yang agak gosong itu akibat dioven," beber Aminah.

Pada Proses berikutnya, saya memasukkan daun semanggi yang sudah dikeringkan ke dalam plastik kedap udara. Tujuannya agar tahan lama. Menurut saya kalau dikeringkan dengan oven saja, rasa semanggi bisa berubah, makanya harus menggunakan juga sinar matahari. Cara itu cukup efektif membantu penjualan semanggi. 

Menurut Aminah, ketika masa paceklik daun semanggi, Anteng, ibunya bisa tetap jualan pecel semanggi. Ada pasokan daun semanggi yang dikeringkan. Hal itu pada gilirannya membuat para penjual pecel semanggi di kampungnya bertanya-tanya. "Kok isok rendheng-rendheng dodolan (kok bisa musim hujan masih bisa jualan, red?" begitu kata mereka.

Belakangan, mereka tahu kalau Anteng punya cadangan daun semanggi yang dikeringkan. Kendati begitu, Anteng tak mau egois. Dia selalu berbagi bahan daun semanggi hasil pengeringan. Dia melayani penjual semanggi di kampungnya yang ingin kulakan daun semanggi. Harga grosir, bukan eceran tentunya. Sejak itu, ketika musim hujan tiba, di Surabaya masih banyak didapati penjual pecel semanggi. 

Baca juga: BPOM Lempar Tanggung Jawab ke Industri Farmasi Terkait Gagal Ginjal Akut

Bagaimana proses pengeringan daun semanggi?

Menurut saya, dalam proses pengeringan daun semanggi harus pas. Tidak boleh terlalu kering karena bisa remuk. Aromanya juga beda. Setelah itu, daun semanggi dimasukkan plastik, lalu di-packing. 

Untuk semanggi instant alam satu kemasan bisa berapa porsi? 

Semanggi instan buatan saya diolah menjadi empat porsi dan bertahan hingga dua bulan. Selain daun semanggi, saya juga mengeringkan bumbu pecel dan kerupuk puli yang menjadi satu sajian kuliner khas Surabaya.

Produk Selendang Semanggi dibagi dua versi, ukuran 30 gram dan 80 gram. Untuk satu dus 30 gram dibandrol Rp 55 ribu, sedang satu dus yang 80 gram dihargai Rp 95 ribu. Dalam satu dus yang dibungkus plastik terdiri dari daun semanggi yang telah dikeringkan, bumbu pecel, dan kerupuk puli, tutur Aminah,

Apakah anda mencantumkan cara memasak semanggi dalam kemasan?

Iya, cara memasak semanggi instan itu dituliskan dalam dus tersebut. Di mana konsumen hanya perlu merebus daun semanggi dan ditambahi sedikit garam. Bumbu kering yang sudah tersedia ditambah air dan kerupuk yang telah digoreng. Cara memasak semanggi instan ini sama seperti memasak mi instan. Mudah, cepat, dan tidak ribet. "Rasanya juga sama seperti makan semanggi segar," jamin dia.  

Bagaimana penjualan semanggi instant saat ini? 

Dengan kemasan baru, penjualan semanggi instant Selendang Semanggi bergerak naik. Saya memanfaatkan betul pemasaran via online.  Baik di marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia, dan Shopee. Juga di Facebook dan Instagram. Setiap  bulan, 500 bungkus semanggi instan dikirim ke konsumen di Jakarta, Tangerang, Bandung, Bali, Sumatera dan beberapa kota di Kalimantan. Sebagian di antara mereka telah menjadi reseller-nya.  Tiap bulan, saya membutuhkan 200 kilogram daun semanggi. Dari hasil penjualan,omzet yang saya raup berkisar Rp 6-7juta untuk semanggi instant dan Rp 10-12 juta untuk pecel semanggi sebulan.

Meski jual semanggi instan, Aminah masih tetap melayani pecinta pecel semanggi di rumah. Keluarga Aminah, yang tinggal di Sawo no 17 RT 2 RW 2 Kelurahan Beringin Kecamatan Sambikerep Surabaya ini merupakan keluarga yang menekuni usaha produksi semanggi. Mulai neneknya, Sapifah kemudian diteruskan ibunya Anteng sampai dirinya semuanya berjualan semanggi.

Baca juga: Imunolog Beri Peringatan Pemberian Antibiotik yang Tepat Pada Anak

Bgaimana anda bisa meneruskan usaha keluarga ini hingga bisa mengemas secara instant?

Pada awalnya saya berjualan semanggi dan jamur tiram. Pecel semanggi saya jual dengan harga Rp 12.000 per porsi. Namun, sejak 2011 saya hanya fokus hanya berjualan semanggi. Tahun 2011 saya gabung di Pahlawan Ekonomi (PE) untuk menambah ilmu. Mentor saya di PE inilah yang meyakinkan saya untuk mengembangkan bisnis semanggi

Di program PE, saya tak hanya mendalami cara pengeringan semanggi yang sudah saya lakukan sebelumnya. Tetapi juga diajari cara mengemas semanggi kering dan menjualnya secara online.

Keyakinan saya untuk berusaha dibidang semanggi samakin menguat saat kegiatan launching produk semanggi yang dihadiri oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Selama ada kemauan dan siap bekerja keras, tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan, pesan Ibu Tri Rismaharini, kepada saya, ujar ibu dari Andi Muhammad Firdaus dan Hilmi Hendra Kusuma.

Tidak hanya mapu mendongkrak penjualan semanggi, Aminah juga meraih berbagai penghargaan best of the best dari PE. Yakni, pada 2015 dan 2017.  Dan pada 10 Desember 2017 Aminah, menerima penghargaan dari Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia di Jakarta, dia juga berhak memperoleh pembinaan berupa modal sebesar Rp 8.500.000.

Apakah yang sudah anda capai saat ini?

Alhamdulilah, semua izin mulai dari PIRT, Halal dan Paten sudah saya penuhi, kata Aminah, yang juga istri dai M Fauzi. Produk semanggi instant milik Aminah, di pasarkan dengan cara dititipkan di Siola, Pemerintah Kota, Bhek Putra, dan Sudi Mampir di Genteng, serta melayani pembelian secara online. Semanggi milik Aminah, sudah dikirim ke berbagai wilayah di Indonesia. Seperti Jakarta, Banten, Riau, dan Kalimantan.

Apa rencana anda ke depan?

Semanggi kering dalam kemasan merupakan tombo kangen untuk orang Surabaya di luar kota dan luar pulau. Ke depan, mempunyai resto khusus semanggi yang berada di tengah areal kebun semanggi merupakan keinginan dan impian saya, bahkan jika memungkinkan saya ingin membuka gerai dan Franchise serta  ingin mengembangkan inovasi untuk berjualan varian baru. Yaitu pentol semanggi, nugget semanggi, kerupuk semanggi dan rengginang semanggi. (Shanty)

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru