Julaibib, Sahabat Rasulullah yang Terlupakan

Reporter : optikaid
Julaibib, Sahabat Rasulullah yang Terlupakan

[caption id="attachment_14301" align="alignnone" width="142"] Ruby Kay[/caption]

Namanya jarang ditemukan dalam buku-buku yang membahas sirah sahabat Rasulullah. Namanya tak ditemukan dalam Rijal Haula Rasul yang ditulis oleh Syaikh Khalid Muhammad Khalid. Namanya tak ada dalam Shuwar Min Hayati Shahabat karya Syaikh Abdurrahman Raf'at Al Basya yang berisi biografi 60 sahabat Rasulullah. Namanya baru kita temukan bila membaca buku Ashabur Rasul karya Syaikh Mahmud Al Mishri. Itupun juga dibahas pada halaman terakhir.

Baca juga: Muhammad Ibn Abdullah dan Kebangkitan Arab-Islam

Julaibib sama sekali tak populer dikalangan ummat Islam akhir jaman. Ia tenggelam dalam kemegahan nama Abu Bakar Ash Shiddiq, Ustman bin Affan, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Khalid bin Walid, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam. Bahkan kita lebih mengenal kisah Uwais Al Qarny ketimbang Julaibib. Padahal Uwais bukan sahabat Nabi, namun digolongkan sebagai tabi'in, yaitu orang-orang mukmin yang hidup dijaman Rasulullah namun tak pernah bertemu dengan baginda Nabi Muhammad SAW.

Bagaimana dengan Julaibib? Orang ini selalu berada dishaf terdepan saat sholat berjamaah dengan Rasulullah. Saat masih hidup, Julaibib selalu berada digarda terdepan dalam tiap peperangan yang dipimpin oleh Rasulullah. Julaibib merupakan penduduk Madinah yang biasa bercakap-cakap dengan Rasulullah. Mengapa ia tak populer dikalangan ummat Islam? Karena Julaibib miskin, tak jelas asal usulnya (tidak bernasab), buruk rupa, tubuhnya pendek, pakaiannya lusuh, pekerjaannya sehari-hari cuma buruh serabutan.

Yup. Namanya hanya Julaibib, nasabnya tak diketahui. Kemungkinan ia dibuang oleh orang tuanya saat masih balita, lalu hidup menggelandang dikota Madinah. Saat mendengar risalah ajaran Islam, Julaibib tertarik dan langsung bersyahadat. Namun, jangankan ummat Islam akhir jaman, muslim di Madinah saat periode kehidupan Nabi Muhammad SAW juga jarang yang mengenal Julaibib.

Pada suatu hari sehabis menjadi imam sholat berjamaah, Rasulullah menghampiri Julaibib yang sedang membersihkan beranda masjid.

"Wahai Julaibib, tidakkah engkau ingin menikah?", tanya Rasulullah dengan lembut.

Julaibib terperanjat, tak menyangka kekasih Allah SWT akan bertanya seperti itu.

"Ya Rasulullah, mana ada wanita yang mau menikah denganku", ucap Julaibib sambil tertunduk malu penuh hormat.

Esok hari Rasulullah mengajukan pertanyaan yang sama. Beliau mengulangnya hingga tiga kali, dan dijawab Julaibib persis seperti hari sebelumnya. Tiba-tiba, Rasulullah memegang lengan Julaibib lalu mengajaknya pergi kerumah salah satu pemuka kaum Anshor.

Betapa bahagia pembesar kaum Anshor Madinah itu saat rumahnya didatangi oleh Nabi Muhammad SAW. Ia lalu bertanya tentang maksud kedatangan Rasulullah.

"Aku ingin melamar putrimu untuk Julaibib", ucap Rasulullah dengan penuh wibawa.

Hah?! Terkaget-kaget pembesar kaum Anshor. Ia menyangka puterinya yang cantik jelita akan dilamar oleh Rasulullah, tapi ternyata mau dinikahkan dengan Julaibib yang miskin nan buruk rupa.

Kabar itu lalu disampaikan pada sang istri. Sang ibu jelas menolak mentah-mentah, ia tak mau anak gadisnya dijodohkan dengan Julaibib. Ibarat orang tua jaman sekarang, mana ada sih yang mau anak perempuannya dinikahi oleh gelandangan miskin, jelek lagi. Mayoritas ortu jaman now mendambakan anak perempuannya bisa berjodoh dengan pria gagah yang berprofesi sebagai pengusaha, pilot, dokter, PNS, karyawan bank atau anak pejabat. Kenapa Rasulullah malah menjodohkan putri mereka dengan pria lusuh, jelek lagi miskin?

Baca juga: Charles Martel, Membendung Ekspansi Islam ke Eropa Barat

Tanpa disadari, putri mereka ternyata telah mendengar semua obrolan dari bilik kamar. Tak lama ia keluar lalu menghampiri orang tuanya.
"Wahai ayah dan bunda, tidakkah kalian telah membaca ayat ini?"

"Dan tidaklah patut bagi lelaki beriman dan perempuan beriman, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata". (QS. Al-Ahzab: 36)

Setelah ayat itu diperdengarkan, kedua orang tua itu tersadar dari kekhilafan. Maka dipersiapkanlah resepsi pernikahan antara putri mereka dengan Julaibib. Rasulullah bahkan mendoakan wanita solehah itu secara spesial.
Ya Allah, limpahkanlah kebaikan atasnya, dalam kelimpahan yang penuh berkah. Jangan kau jadikan hidupnya payah dan bermasalah," demikian doa indah Nabi Muhammad SAW kepada mempelai perempuan. Dan doa ini benar-benar terkabul. Dimasa depan, putri pembesar kaum Anshor itu menjadi saudagar yang dermawan seperti Ustman bin Affan.

Namun pernikahan Julaibib dan putri pembesar kaum Anshar tadi bertepatan dengan meletusnya perang Uhud. Sejatinya Rasulullah sudah memberi keringanan bagi Julaibib agar tidak perlu ikut berperang. Seakan memberi kesempatan bagi Julaibib agar bisa menikmati malam pertama dengan istrinya yang cantik jelita.

Karena lebih mencintai Rasulullah, Julaibib memutuskan untuk ikut berjihad kemedan perang Uhud. Baginya, urusan syahwat bisa ditunda, namun ikut serta dalam jihad jadi perkara yang utama.

Maka bergabunglah Julaibib dengan pasukan Rasulullah. Perang berkecamuk hingga membuat banyak kaum muslimin terbunuh. Nabi Muhammad SAW sendiri terluka parah dalam perang Uhud, bahkan gigi serinya patah akibat keganasan pasukan musuh yang saat itu dipimpin oleh Khalid bin Walid.

Saat perang berakhir, Rasulullah menugaskan pasukannya untuk mengumpulkan mayat kaum muslimin. Setelah didata satu persatu, beliau tak menemukan Julaibib. "Kemana Julaibib? Apakah ada diantara kalian yang melihat Julaibib?", tanya Rasulullah.

Baca juga: Politik Stigma Belanda: Tarekat dan Stigma Gila

Julaibib yang terlupakan. Saat itu tak ada seorangpun yang mengingatnya kecuali baginda Rasulullah. Maka para sahabat kembali mencari Julaibib diantara mayat yang bergelimpangan. Tak lama kemudian, ditemukanlah jasad Julaibib bersimbah darah. Ia syahid dimedan perang Uhud dengan luka sayatan dan bacokan disekujur tubuh.

Dengan menahan rasa sedih, Rasulullah sendiri yang mengkafani dan memasukkan jasad Julaibib keliang kubur. Saat mensholatkan jenazahnya, Rasulullah berdoa, "ya Allah, dia adalah bagian dari diriku, dan aku adalah bagian dari dirinya". See, tak semua orang mendapat doa seperti itu. Membuktikan bahwa sosok Julaibib memang spesial dimata Rasulullah.

Begitulah akhir kisah Julaibib yang lebih memilih berjihad disamping Rasulullah ketimbang menuruti syahwat. Dan pilihannya itu mendapat ganjaran setimpal dari Allah SWT. Ia yang tak terkenal didunia, tak sempat menikmati malam pertama, ternyata sudah dinantikan oleh ribuan bidadari disurga.

Ruby Kay

------------------
Catatan:
Khalid bin Walid tergolong sebagai salah satu sahabat Rasulullah. Namun saat perang Uhud meletus, beliau memang belum memeluk Islam. Ia baru mengucap dua kalimat syahadat pada tahun 8 hijriyah saat peristiwa fatkhu Mekkah (pembebasan kota Mekkah).

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Jumat, 13 Sep 2024 08:24 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Berita Terbaru