Optika.id - Invasi yang dilancarkan oleh Rusia menuju Ukraina telah memasuki pekan ketiganya pada hari Jumat (11/3/2022) ini. Situasi konflik tersebut juga sempat memanas seusai terjadinya serangan terhadap rumah sakit anak-anak yang berada di kota pelabuhan selatan Mariupol.
Serangan tersebut diketahui menewaskan sedikitnya tiga orang, termasuk satu anak, menurut pejabat Ukraina.
Baca juga: KTT Ukraina Terus Mengupayakan Konsensus, Tapi...
Upaya yang dilakukan agar dapat menciptakan ruang kemanusiaan bagi para penduduk yang berada di kota pelabuhan Mariupol diketahui gagal di tengah pertempuran yang terus berlanjut.
Menurut Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), para korban sipil juga telah meningkat menjadi lebih dari 1.500, termasuk 549 korban jiwa telah dinyatakan tewas.
Ukraina juga tengah berupaya untuk mengevakuasi para penduduknya, mereka diketahui masih terperangkap di daerah-daerah yang terkena dampak parah akibat dari adanya konflik tersebut. Ukraina juga sempat menuduh Rusia dikarenakan mereka telah melakukan kejahatan perang berupa menargetkan para warga sipil.
Iryna Vereshchuk selaku Wakil Perdana Menteri Ukraina juga mengungkapkan dalam postingan Telegram-nya pada Kamis, (10/3/2022). Bahwa sebanyak lebih dari 83.000 penduduk Ukraina telah dievakuasi dari daerah-daerah yang terdampak konflik dalam dua hari terakhir.
Sekitar 60.000 warga sipil juga telah dievakuasi dari Sumy Oblast dalam tiga hari terakhir di tengah memanasnya serangan Rusia ke negara tersebut.
Dmytro Zhyvytskyi selaku Kepala Pemerintah Daerah untuk wilayah Oblast, mengatakan bahwa terdapat sekitar 80.000 orang yang secara keseluruhannya telah berhasil dievakuasi dari kota-kota di Ukraina.
Baca juga: Rusia: Ukraina Kembali Serang dengan Drone dan Rudal
Namun, di kota Mariupol yang tengah terkepung, upaya evakuasi para warga sipil diketahui gagal sehingga Ukraina menuduh para pasukan Rusia yang melanggar perjanjian gencatan senjata.
Badan pengungsi PBB menyatakan bahwa Invasi Rusia sendiri hingga saat ini telah memaksa 2 juta orang untuk meninggalkan rumah mereka. Tak hanya itu, mereka juga mengatakan bahwa sebagian besar pengungsi tersebut mencari perlindungan di negara-negara tetangga mereka.
Polandia merupakan negara yang telah menerima sebagian besar dari para pengungsi, dengan Hungaria, Rumania dan Moldova yang juga tengah menerima puluhan ribu pengungsi lainnya.
Bahkan, perusahaan kereta api nasional Jerman diketahui juga telah mengeluarkan adanya tiket gratis secara khusus bagi para pengungsi Ukraina tersebut agar dapat mencapai wilayah-wilayah kerabatnya.
Baca juga: Sekjen PBB Mengecam Serangan Rusia yang Menewaskan 40 Warga Ukraina
Reporter: Akbar Danis
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi