Senat AS Labeli Vladimir Putin Sebagai Penjahat Perang

Reporter : Akbar Akeyla
Vladimir Putin, Presiden Rusia.

Optika.id - Setelah empat pekan berlalu semenjak Rusia pertama kali melancarkan invasinya menuju Ukraina, kondisi konflik antara kedua negara ini tak kunjung juga usai dan semakin memanas hingga berita ini diturunkan.

Bahkan, Senat Amerika Serikat (AS) pada Rabu (16/3/2022), diketahui telah mengeluarkan resolusi yang mengutuk Vladimir Putin selaku Presiden Rusia sebagai penjahat perang. 

Baca juga: KTT Ukraina Terus Mengupayakan Konsensus, Tapi...

Resolusi tersebut diusung oleh Senator Republik, Lindsey Graham dan didukung oleh senator dari kedua belah pihak, baik dari Partai Republik ataupun partai Demokrat.

Resolusi tersebut diketahui mendorong Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang berada di Den Haag dan negara-negara lain untuk menargetkan setiap militer Rusia dalam penyelidikan kejahatan perang yang dilakukan selama operasi militer mereka ke Ukraina. 

Chuck Schumer selaku Pemimpin Mayoritas Senat, juga mengatakan bahwa Putin harus dapat bertanggung jawab terhadap tindakannya atas rakyat Ukraina.

"Kita semua bergabung bersama, dengan Demokrat dan Republik, untuk mengatakan Vladimir Putin tidak dapat lepas dari pertanggungjawaban atas kekejaman yang dilakukan terhadap rakyat Ukraina," tegas Schumer.

Sebagai informasi, Rusia mengatakan bahwa operasi militer yang dilakukan di Ukraina tersebut bertujuan untuk demiliterisasi dan denazifikasi. Putin juga menyebutkan bahwa Ukraina sebagai koloni AS dengan rezim boneka, dan tidak memiliki tradisi kenegaraan yang merdeka.

Baca juga: Rusia: Ukraina Kembali Serang dengan Drone dan Rudal

Filippo Grandi selaku Komisaris Tinggi PBB untuk para Pengungsi, juga mengatakan bahwa PBB sendiri memperkirakan terhadap total pengungsi yang akan mencapai angka 4 juta penduduk dalam kurun waktu beberapa minggu ke depan. 

Polandia merupakan negara yang telah menerima sebagian besar dari para pengungsi, dengan Hungaria, Rumania dan Moldova yang juga tengah menerima puluhan ribu pengungsi lainnya. 

Bahkan, perusahaan kereta api nasional Jerman diketahui juga telah mengeluarkan adanya tiket gratis secara khusus bagi para pengungsi Ukraina tersebut agar dapat mencapai wilayah-wilayah kerabatnya.

Baca juga: Sekjen PBB Mengecam Serangan Rusia yang Menewaskan 40 Warga Ukraina

Reporter: Akbar Danis

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru