Optika.id, Kota Kediri - Kasus Tuberkulosis (TBC) di Kota Kediri, Jawa Timur masih cukup tinggi. Dari data Dinas Kesehatan Kota Kediri, setiap tahunnya 1000 warga terinfeksi meski ada tren menurun menjadi 600 kasus saat pandemi COVID-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, dr. Fauzan Adima, intensif melakukan berbagai upaya untuk menekan penyebaran TBC dengan melakukan promosi serta sosialisasi kepada masyarakat tentang pencegahan TBC, pelayanan dan anjuran untuk periksa melalui tenaga kesehatan, kader kesehatan serta penyebaran informasi lewat media sosial.
Baca juga: Lansia Berpotensi Terkena TBC Imbas Polusi Udara
"Sejak pandemi warga menjadi takut untuk memeriksakan diri, sehingga temuan menurun pada dua tahun terakhir. Tahun 2021 ada sebanyak 659 temuan kasus TBC. Masyarakat tidak perlu khawatir untuk pengobatan jika terkena TBC, cukup lakukan pengobatan secara rutin selama enam bulan agar kondisi dapat segera pulih," katanya, Sabtu (26/3/2022).
Selain itu, tindakan pencegahan penularan TBC juga dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kontak erat jika ada salah satu warga yang terinfeksi TBC.
"Tracing biasanya kami lakukan kepada keluarga, tetangga ataupun orang-orang terdekat untuk memastikan tidak terjadi penularan," ujarnya.
Dinkes menyiapkan layanan pengobatan secara gratis kepada masyarakat Kota Kediri yang terinfeksi TBC. Pengobatan ini dapat dilakukan di tujuh rumah sakit termasuk RSUD Gambiran, RSUD Kilisuci ataupun 9 puskesmas di Kota Kediri.
Lebih lanjut, Fauzan mengatakan dinas kesehatan juga memberikan rehabilitasi dan telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kota Kediri untuk memberikan bantuan bagi pasien TBC.
Setelah pasien TBC dinyatakan sembuh, Dinkes Kota Kediri juga memberikan pendampingan dan membentuk komunitas mantan TBC untuk memulihkan mental dan kepercayaan diri pasien yang telah sembuh.
"Sering kali pasien akan tidak percaya diri untuk kembali ke masyarakat setelah sembuh. Pemulihan kepercayaan diri ini sangatlah penting agar pasien TB yang telah sembuh dapat bersosialisasi dan bermasyarakat dengan normal kembali," imbuhnya.
Baca juga: Mengkhawatirkan, Kasus Tuberkulosis Indonesia Terbanyak Nomor Dua
Fauzan juga berharap masyarakat tidak perlu takut untuk memeriksakan diri jika merasakan gejala-gejala TBC. Peran masyarakat juga sangat penting agar penularan di masyarakat dapat terkendali.
"Maka dari itu, saya harap masyarakat dapat aktif memeriksakan diri secara rutin, serta yang terdiagnosa TBC mau koordinatif dan patuh dalam menjalani pengobatan hingga dinyatakan sembuh," kata Fauzan.
Selain itu untuk memperingati Hari Tuberkulosis sedunia, Dinas Kesehatan Kota Kediri menggelar senam bersama perwakilan puskesmas, pasien TBC dan kader kesehatan di halaman kantor Dinkes Kota Kediri.
Kegiatan senam bersama ini merupakan salah satu cara investasi untuk mencegah terjangkitnya penyakit yang disebabkan kuman Mycobacterium Tuberculosis tersebut, mengingat TBC salah satu penyakit yang paling berbahaya di dunia dan termasuk penyakit paru-paru menular.
Baca juga: Merebut Hak Atas Tanah di Kediri
Selain senam, pada kesempatan tersebut Dinkes Kota Kediri juga memberikan tali asih kepada 27 pasien TBC yang saat ini sedang menjalani pengobatan. Dinkes juga menyediakan pengecekan kesehatan secara gratis.
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi