Hati - Hati Modus Penipuan Bisnis Online

Reporter : Mei Nurkholifah
Hati - Hati Modus Penipuan Bisnis Online

Optika.id - Modus penipuan bisnis online yang menjadi salah satu bisnis yang cukup menjanjikan yang hanya bermodal komputer serta jaringan internet.

Penipuan online adalah hal yang selalu ada dan merajalela. Hal ini dikarenakan pengguna internet semakin banyak dengan perhatian akan keamanan dalam penggunaannya yang masih rendah.

Baca juga: Ini Ide Bisnis Keluarga yang Bisa Dicoba Untuk Tambah Penghasilan di Tahun Baru!

Di Amerika Serikat saja yang jauh lebih melek internet, punya rasio satu banding sepuluh orang yang jadi korban penipuan online. Melansir Business Insider, Kamis (31/3/2022), angka tersebut bahkan naik setiap tahunnya dengan prosentase 34 persen.

Sebenarnya bisnis online dan bisnis offline itu hampir serupa, supaya bisa berjalan dengan baik maka kutu kerja keras dan yang paling penting yaitu cara setelah mengambil suatu tindakan apapun.

Sedangkan perbedaan antara bisnis online dan bisnis offline yaitu hanya pada media yang dipakai saja.

Selain itu modal berupa materi serta pengetahuan yang memadai juga menjadi salah satu faktor terpenting untuk menjalankan bisnis online.

Apabila ada yang berkata bahwa untuk mendapatkan keuntungan yang besar dari bisnis online tersebut dan hanya berbekal menjalankan saja tanpa adanya dasar ilmu terkait dengan bisnis online, maka bisa dipastikan orang tersebut membuat sales letter punya niatan yang tidak baik atau penipu atau juga scammer.

  1. Penipuan yang terkait dengan penggunaan kartu kredit (money mule

Penipuan ini seringkali terjadi akibat adanya kebocoran informasi kartu kredit. Dalam melakukan pembayaran online, informasi yang dibutuhkan hanyalah berupa nomor kartu dan nomor CVV. 

Pastikan Anda tidak memberikan kedua informasi tersebut kepada orang yang tidak dikenal, ataupun mengunggahnya dalam bentuk foto di platform mana pun. Anda juga perlu berhati-hati dalam mengisi data pembayaran atau formulir apapun secara online

Pastikan website yang Anda kunjungi merupakan situs kredibel dan telah terenkripsi untuk mencegah kebocoran data. 

Selain itu, kebocoran data juga dapat terjadi karena kartu kredit yang dipindahtangankan untuk melakukan pembayaran, misalnya di restoran atau tempat perbelanjaan lain. 

Baca juga: Mengapa Live Commerce Seperti TikTok Shop Diminati Konsumen?

Jika kartu Anda tidak berada dalam pengawasan, petugas yang berjaga dapat mengambil data-data kartu Anda.

  1. Social engineering

Modus penipuan ini berkaitan dengan manipulasi psikologis dengan tujuan menipu korbannya secara halus. Salah satu contoh yang paling sering ditemui adalah kasus penipuan lewat telepon.

Oknum menelepon dan mengaku sebagai polisi atau pihak berwajib palsu. Selain melalui saluran telepon, ada pula yang berpura-pura menawarkan promo lewat sms, atau medsos dengan syarat transaksi transfer virtual account. 

Anda harus berhati-hati dalam menerima telpon dan SMS, tetap tenang ketika menerima panggilan yang dapat dicurigai penipuan.  

Jangan pernah membocorkan kode OTP (One Time Password) Anda kepada pihak manapun, karena informasi itu sama pentingnya dengan nomor PIN dalam bertransaksi. 

  1. Pemalsuan nama akun  

Beberapa oknum penipu juga membuat akun palsu di platform belanja online dengan menggunakan nama perusahaan pemerintah, leasing, dll. 

Baca juga: Nasib Penjual Online Usai TikTok Shop Dilarang

Akun-akun tersebut pun dapat terlihat sangat meyakinkan dan rapi, bahkan beberapa memasang iklan Google, Facebook, maupun Instagram. 

Jenis penipuan ini pun sering kali dilaksanakan oleh sekelompok orang yang memiliki berbagai macam peran. Semuanya dilakukan supaya seolah-olah terdapat sebuah kantor dan karyawan sungguhan yang sedang bekerja di dalamnya.

Reporter: Mei Nurkholifah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Jumat, 13 Sep 2024 08:24 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Berita Terbaru