Sekjen PP Muhammadiyah: Jika Pak Din Presiden, Saya Tidur pun Bisa Jadi Menteri

Reporter : Seno
IMG-20220407-WA0007

Optika.id - Begini pernyataan Sekretaris jendral PP Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Muti MEd saat ditanya kesiapannya andai menjadi menteri di forum Kajian Ramadhan PWM Jatim di kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya, Ahad (3/4/2022) siang.

Dengan nada dan ekspresi khasnya, saat ditanya terkait Pemilu tahun 2024 oleh Moderator Prof.Biyanto Wakil ketua PW Muhammadiyah Jatim, Prof Muti mengatakan, "tapi masalahnya, 2024 itu ada pemilu apa tidak? Tawa peserta kembali pecah dan menggema di lantai 12 at-Tauhid Tower Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Baca juga: Hadiri Milad Ke-112 Muhammadiyah di Jatim, Abdul Mu'ti Sekaligus Luncurkan Makan Siang Bergizi

Belum selesai, Prof Muti melanjutkan, kemudian yang menjadi presiden siapa? Kalau 2024 itu presidennya Pak Din Syamsuddin, saya yakin, (saya) tidur pun disuruh (jadi) menteri sama Pak Din.

Paling tidak, menurutnya itu karena Prof Din Syamsuddin pernah menjadi ketua umum, sedangkan dia sekretarisnya.

Sudah tahu kinerja saya. Kamu Menristek, Muti!. Saya kira oke, lah! ucapnya seperti dilansir PWMU.CO, Kamis (7/4/2022).

Lebih lanjut dia meralat, walaupun misal Prof. Din yang memberi amanat menjadi menteri itu, dia mengaku tidak mau karena tahu betapa susah pekerjaannya.

Harus nempel presiden, nempel istri malah kadang-kadang kurang, imbuhnya.

Kalau dia boleh memilih, dia menyatakan, mending saya jadi Menteri Urusan Wanita. Itu paling aman.

Baca juga: Mendikdasmen Kunjungi PP Muhammadiyah, Ini yang Dibahas

Hanya saja, dia menyadari menteri itu belum pernah ada. Dia menduga akan mendapat cap bias gender karena dirinya laki-laki. Sehingga dia sudah menyiapkan jawabannya, Kalau Menteri Peranan Wanita harus wanita, itu namanya bias gender!

Padahal, dia menyatakan, warga Aisyiyah boleh dan ada yang menjadi anggota majelis di Muhammadiyah. Tapi nggak ada Muhammadiyah (jadi) majelis di Aisyiyah. Bias gender itu Aisyiyah he-he-he, candanya lagi.

Muti lantas mengajukan pertanyaan, tapi yang mau masuk di Aisyiyah siapa? Tawa peserta menyambutnya.

Dia pun meminta maaf atas candaannya itu. Mohon maaf ibu-ibu ya. Ini supaya nggak ngantuk, saya hanya bicara fakta, pungkasnya.

Baca juga: Mendikdasmen Berencana Lanjutkan Rekrutmen Guru PPPK di Tahun 2025

Oleh: M.Roissudin

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru