Optika.id - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengkritisi Partai Mahasiswa Indonesia (PMI) yang telah menggunakan nama mahasiswa. Meskipun partai tersebut telah terdaftar badan hukum di Kementerian Hukum dan HAM. BEM SI juga menyebut bahwa mereka tidak akan pernah mengakui PMI sebagai suatu partai yang telah ada.
"Partai Mahasiswa Indonesia kita tolak dan kecam keras pemakaian nama mahasiswa sebagai partai. Kita tak akan pernah memandang partai ini ada," ungkap Kaharuddin selaku Koordinator BEM SI pada, Selasa (26/4/2022).
Baca juga: Jokowi Tolak ke Jawa Timur Usai Ada Rancangan Demo Mahasiswa
Menurutnya, mahasiswa bergerak dengan mengusung idealisme dan independensi sebagai gerakan moral ekstra parlementer. Mahasiswa sendiri juga tidak perlu terlibat dengan politik praktis.
"Karenanya kita harus jaga independensi. Jangan sampai mahasiswa ini justru terjerumus oleh politik praksis," terangnya.
Di lain sisi, Kaharuddin juga sempat menegaskan kepada para mahasiswa agar jangan sampai ditunggangi oleh kepentingan elite ataupun suatu partai politik. Ia juga melanjutkan bahwa prinsip-prinsip ini seharusnya dapat diketahui dan dipegang oleh para aktivis mahasiswa.
"Bahkan saya dan beberapa kampus ketika mencalonkan sebagai presiden mahasiswa atau ketua BEM, ada syarat dia tak boleh jadi anggota atau pengurus partai politik, ini jelas," tutur Kaharuddin.
Baca juga: BEM SI Lakukan Demo di Patung Kuda, Polisi Siapkan Lalin di Istana
Sebagai informasi, Partai Mahasiswa Indonesia telah mendapatkan status sebagai badan hukum oleh Kementerian Hukum dan HAM.
Menkumham Yasonna Laoly juga telah merilis daftar 75 partai yang telah berbadan hukum untuk diserahkan menuju
Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dalam daftar tersebut, Partai Mahasiswa Indonesia berada di urutan 69.
Baca juga: BEM SI Desak Jokowi Minta Maaf Usai Cederai Demokrasi, Ini Kata Pengamat
Di jajaran pengurus ada nama Eko Pratama sebagai Ketua Umum Partai Mahasiswa. Sementara Mohammad Al Hafiz sebagai Sekertaris Jenderal, dan Muhammad Akmal Mauludin sebagai Bendahara Umum.
Reporter: Akbar Danis
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi