Optika.id-Hubungan Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) dilaporkan tengah memanas. Ini dimuat Wall Street Journal pekan lalu.
Putra Mahkota Mohammed Bin Salman (MBS) bahkan meneriaki menteri Presiden AS Joe Biden. Kala itu terjadi, pangeran Raja Salman Assaud itu yang kini jadi pemimpin de facto Arab Saudi itu, juga tak berpakaian resmi melainkan menggunakan celana pendek.
Baca juga: Trump Terpilih Jadi Presiden, Bagaimana Nasib Palestina?
Ini akibat pejabat Biden yang menyinggung soal kolumnis, yang kerap mengkritik pemerintahannya, Jamal Khashoggi. Ia terbunuh di konsulat Arab Saudi di Instanbul, Turki, 2 Oktober 2018, saat hendak mengurus dokumen pernikahan.
Hingga kini mayatnya tak ditemukan. Sebagian bukti merujuk keterlibatan MBS di dalamnya.
"Hubungan Arab Saudi dan AS telah mencapai titik terendah dalam beberapa dekade," tulis Journal dikutip Selasa (26/4/2022).
"Putra Mahkota MBS meneriaki penasihat keamanan nasional Jake Sullivan selama pertemuan tahun lalu, ketika pejabat AS membahas pembunuhan kolumnis Jamal Khashoggi," tambah media tersebut.
"MBS, yang mengenakan celana pendek, tampak santai di awal pertemuan tetapi mengakhiri dialog dengan meneriaki Sullivan menambahkan bahwa dia tidak pernah ingin membahas masalah itu lagi," tulis media itu lagi.
Bukan hanya itu, kemarahan MBS juga menyasar minyak. Ia meminta AS berhenti meminta negaranya memompa lebih banyak minyak.
Sebagaimana diketahui Arab Saudi adalah salah satu dari lima negara produsen minyak dunia. AS meminta produksi minyak lebih banyak guna menanggulangi mahalnya harga akibat banyaknya permintaan setahun terakhir, seiring perbaikan dari Covid-19 global, belum lagi ditambah perang Rusia-Ukraina.
Baca juga: Donald Trump Deklarasikan Kemenangannya dalam Pilpres AS 2024
Meski demikian, Gedung Putih membantah laporan Journal. Dalam laporan Middle East Eye, AS mengaku tak ada teriakkan saat pertemuan berlangsung.
Hal senada juga dikatakan Kedutaan Arab Saudi di AS. Laporan itu disebut Arab Saudi bertentangan dengan keadaan kedua negara.
"Hubungan itu bersejarah dan tetap kuat," kata kedutaan.
"Selama 77 tahun terakhir hubungan Arab Saudi-AS, ada banyak ketidaksepakatan ... tetapi itu tidak pernah menghentikan kedua negara untuk menemukan cara bekerja sama untuk mencapai kepentingan terbaik kedua negara," tambah perwakilan kerajaan itu lagi.
Sebenarnya sejak Biden menjabat tahun lalu, kedua negara memang menghadapi beberapa tantangan. Washington sempat menghentikan penjualan senjata ke Riyadh dan mengkritik upaya perang di Yaman.
Baca juga: Arab Saudi Berhentikan Roberto Mancini, Tunjuk Pelatih Baru untuk Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia
Pemerintahan Biden juga menandatangani rilis dokumen CIA yang menyalahkan MBS atas pembunuhan Khashoggi. Baru-baru ini kedua sekutu tersebut berselisih mengenai "posisi" kerajaan dalam perang di Ukraina, di mana negara Muslim itu enggan menerapkan sanksi terhadap Rusia.
Reporter: Angga Kurnia Putra
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi