Mariupol Penting Bagi Rusia

Reporter : optikaid
Mariupol Penting Bagi Rusia

[caption id="attachment_9675" align="alignnone" width="300"] Oleh: Cak A. Cholis Hamzah[/caption]

Media Amerika Serikat dan Sekutunya (NATO) selalu memberitakan kekalahan Rusia dalam perang dengan Ukraina sekarang ini, berita itu termasuk berapa ribu tentara Rusia yang terbunuh. Rusia dianggap gagal menguasai Ukraina karena perlawanan tentara Ukraina yang tangguh terutama di wilayah ibukota Kiev dan sekitarnya. Berita dari pihak Rusia tentu sebaliknya memberitakan kemajugan serangan Rusia ke Ukraina. 

Baca juga: KTT Ukraina Terus Mengupayakan Konsensus, Tapi...

Seorang jurnalis independen kebangsaan Amerika Serikat keturunan Chili Gonzalo Lira yang bermukim di Ukraina menjelaskan kondisi perang yang terjadi berdasarkan apa yang dia saksikan. Gonzalo Lira menjelaskan berbeda dengan strategi perang Amerika Serikat yang melakukan bombardir besar-besaran di suatu wilayah atau kota baru kemudian tank-tank dan ribuan pasukan infanterinya masuk kota itu. Rusia tidak melakukan strategi seperti itu, karena itu Rusia tidak menyerang lansgung ibukota Ukraina Kiev. Sebaliknya Rusia memfokuskan serangannya ke daerah timur Ukraina yaitu Donbas dimana ada dua wilayah yang memberontak terhadap pemerintah Ukraina yaitu Luhanks dan Donets. Mayoritas penduduk kedua wilayah ini suku dan berbahasa Rusia. Untuk menyerang kota-kota lain diluar Donbas Rusia mengandalkan peluru kendali jarak jauh yang memiliki presisi tinggi untuk meluluh lantakan infrastruktur militer Ukraina. Dengan demikian menguasai ibukota Kiev bukan tujuan Rusia.

Sejak beberapa minggu lalu Rusia melakukan serangan ke wilayah Mariupol dan presiden Putin mengumumkan keberhasilan serangan pihak Rusia dan mengatakan Mariupol telah dikuasai. Kecuali sekitar 2.000 pasukan Ukraina (dengan ratusan tentara bayaran asing) dan penduduk sipil yang berlindung. Pihak Ukraina meng-klaim Mariupol belum jatuh ketangan Rusia.

Mariupol penting bagi Rusia untuk dikuasai karena wilayah ini adalah wilayah industri dan pelabuhan penting di wilayah timur Ukraina. Menduduki  Mariupol membuat bisa Rusia membangun wilayah penghubung dengan pulau Krimea yang di aneksasi Rusia tahun 2014. Kegagalan Ukraina mempertahankan wilayah Donbas dimana didalamnya ada Mariupol dan pulau Krimea merupakan kekalahan telak bagi Ukuraina.

Baca juga: Rusia: Ukraina Kembali Serang dengan Drone dan Rudal

Tujuan Rusia menyerang Ukraina sejak tanggal 24 Februari 2022 adalah untuk melindungi mayoritas penduduk Ukraina yang berbahasa Rusia di Donets dan Luhansk dari serangan brutal Ukraina dimana banyak pasukannya adalah penganut Neo Nazi ke wilayah itu selama 8 tahun. Sementara Krimea resmi dicaplok Rusia setelah ada referendum warga Krimea yang memilih bergabung dengan Rusia.

Sampai artikel ini saya tulis, masih terjadi pertempuran di Mariupol dimana ribuan tentara Ukraina bertahan di pabrik baja Azovstal seluas 11 km. Pabrik baja ini dibangun tahun 1930 dan merupakan pabrik baja penting Ukraina. Diberitakan bahwa ada bunker dan jalan-jalan/ruangan bawah tanah. Rusia bisa saja merudal pabrik baja itu dari jarak jauh dengan bom penghancur bunker. Tapi Presiden Putin memerintahkan menteri Petahanannya untuk menghentikan serangan karena didalamnya ada warga sipil dan mengumumkan pada tentara Ukraina untuk menyerah meletakkan senjatanya. Dikabarkan juga tentara Ukraina tidak berani menyerah karena mendapat ancaman dibunuh dari komandannya. Putin nampaknya menggunakan taktik perang kuno dengan mengepung daerah target sampai musuhnya kelaparan dan kehabisan peluru untuk menyerah. Perintah Putin jelas Kepung pabrik baja itu sampai lalatpun tidak bisa keluar.

Wartawan independen Gonzalo Lira yang menceritakan kondisi perang yang dilihatnya di Ukraina itu sekitar dua minggu lalu menghilang tidak ada kabar. Banyak pihak menanyakan keberadaannya; dan baru-baru ini muncul di media youtube nya Richard Medhurst wartawan kebangsaan Inggris dan George Galloway mantan anggota parlemen Inggris dan mengakui bahwa dia ditangkap 8 anggota dinas rahasia Ukraina SBU dengan senjata lengkap, diinterogasi. Gonzalo Lira tidak bisa membocorkan interogasi SBU itu karena sesuai kesepakatan Gonzalo tidak boleh membicarakan masalah itu; dan diapun tidak bebas berbicara karena seluruh akun media sosialnya termasuk HP nya diblokade pihak SBU.

Baca juga: Sekjen PBB Mengecam Serangan Rusia yang Menewaskan 40 Warga Ukraina

Penulis: Cak A. Cholis Hamzah
Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Jumat, 13 Sep 2024 08:24 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Berita Terbaru