Optika.id, Surabaya - Sebanyak 769 sapi di Sidoarjo, Jawa Timur yang terkonfirmasi Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) terus memasifkan monitoring ke sejumlah peternak di Kota Delta.
Sub Koordinator Kesehatan Hewan Fungsional Medik Veteriner Muda Dispaperta Sidoarjo, Rina Vitriasari mengungkapkan, per 8 Mei 2022 ini tercatat ada 14 ekor sapi yang mati, serta 17 ekor sapi dipotong paksa.
Baca juga: DPD IMM Jatim Apresiasi Respons Cepat Gubernur Jatim Dalam Penanganan Outbreak PMK
Yang terkonfirmasi kebanyakan di wilayah Krian. Karena di wilayah itu banyak peternakan sapi, katanya, Senin (9/5/2022).
Sementara gejala yang sudah parah adalah muncul luka seperti sariawan pada hewan ternak, mengeluarkan lendir, hingga kepincangan. Jika penanganan baik, tingkat kematian atas wabah itu hanya sekitar 2 persen.
Rina juga menegaskan jika wabah PMK bukan kategori zoonosis atau penyakit menular dari hewan ke manusia. Tapi memang memiliki tingkat penularan tinggi ke sesama binatang.
Mangsa dari wabah ini adalah hewan berkuku belah seperti sapi, kerbau, kambing, hingga babi. Para peternak diimbau untuk terus menjaga kebersihan kandang. Selain itu juga meminimalisir arus interaksi antar hewan.
Kemudian jika ingin menyembelih hewan yang terinfeksi PMK tidak disarankan untuk dilakukan mandiri. Melainkan disembelih ke Rumah Potong Hewan (RPH).
Menurut Rina, para peternak tidak perlu panik berlebihan menghadapi wabah tersebut. Penyakit yang menyerang hewan ternak itu bisa disembuhkan asal dengan penanganan yang cepat dan tepat.
Sebagai antisipasi, Dispaperta juga telah terjun ke masyarakat. Dispaperta secara rutin akan monitoring ke sejumlah peternak di Sidoarjo. Kemudian, disediakan posko aduan dan Whatsapp Center di tingkat kecamatan. Tim paramedik juga akan terus bersiaga.
Para peternak diimbau agar cepat melapor jika menemukan gejala awal terhadap hewan ternaknya. Gejala itu seperti demam dan sapi tidak mau makan.
Segera lapor agar cepat kami tangani dan cepat sembuh. Nanti petugas akan mengidentifikasi perkembangan wabah PMK-nya, pungkasnya.
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi