[caption id="attachment_9675" align="alignnone" width="300"] Oleh: Cak A. Cholis Hamzah[/caption]
Optika.id - Kalau kita melihat perang yang terjadi di Ukraina, kita melihat pemandangan yang menyedihkan disamping korban manusia, juga kehancuran kota, propinsi yang rata dengan tanah akibat rudal jarak jauh Rusia. Ukraina yang kekuasaan pemerintahnya dikuasai dan didikte kelompok Oligarki menjadi hancur karena berperang dengan negara kuat Federasi Rusia. Demikian juga kalau kita melihat negara-negara yang menjadi tempat peperangan seperti Libia, Yaman, Irak, Afghanistan, Palestina, Siria, Haiti, Ethiopia dsb kita melihat kehancuran seperti yang terjadi di Ukraina. Padahal negara-negara terssebut dulunya adalah negara yang makmur, rakyatnya bahagia dan memiliki kejayaan budaya yang tinggi.
Baca juga: Kerahkan Pesawat Jet, Taiwan Mulai Hadapi Serangan Tiongkok
Di Yaman misalnya masih dalam suasana pertempuran dimana pasukan koalisi yang di pimpin negara Saudi Arabia yang dibantu Amerika Serikat dan Inggris mengempur habis-habisan pemberontak Houthi yang di dukung Iran, ribuan orang mati dan kelaparan yang menurut PBB sebagai kondisi kelaparan/kemiskinan yang paling tinggi di dunia.
Setiap saya berkenalan dan berbicara dengan orang=orang dari negara-negara yang saya sebut diatas, saya sedih karena pada saat ini atas nama perebutan kepentingan geo-politik di kawasan, dan ditunggangi oleh kepentingan negara-negara barat, AS, Eropa- mereka mengalami penderitaan yang berkepanjangan akibat perang saudara yang ujung-ujungnya mengarah pada perseteruan aliran keagamaan seperti Sunni melawan Syiah, Sunni melawan Alawite; saling membunuh sesama Muslim karena politik kawasan. Di Irlandia dan Ukraina sesama Kristen juga bertempur; di India ummat Hindu konflik dengan ummat Islam dsb.
Akibat pertikaian semacam itu menyebabkan masyarakatnya terbelah antara Mereka vs Kita, di negara paling maju di dunia ini pun Amerika Serikat saat ini masyarakatnya juga terbelah berdasarkan aspirasi politik antara Republik dan Demokrat, berdasarkan ideology antara Konservative dan Liberal juga berdasarkan etnis/ras antara kulit putih dan kulit berwarna.
Baca juga: Netizen Kecam Kasus Mahasiswa Meninggal, Saat Ikut Diklat Menwa UNS
Kita di Indonesia kalau tidak menyadari akibat pertikaian berdasarkan agama dan etnis itu maka akan terjadi kehancuran yang membangunnya kembali membutuhkan waktu yang lama dalam ukuran dekade. Saat ini kita menyasikan terbelahnya masyarakat baik karena aspirasi politik, lambannya pemerintah maupun karena provokasi yang berasal dari luar negeri dan dalam negeri. Muncul status masyarakat yang berlabel Kampret dan Kecebong dsb. Kita harus ingat tentang betapa besarnya potensi kekayaraan negeri ini, kalau tidak dijaga dan dipelihara bisa jadi akan hancur seperti negara-negara yang saya sebut diatas.
Saya ingat Jakarta Post pernah melaporkan tahun 2002 tentang kekayaan alam kita antara lain tanah air kita ini memiliki 515 spesis binatang mamalia, 515 spesis reptile, 1.553 species burung; Pada tahun 1821, Gubernur Inggris Sir Stamford Raffles sudah menginformasikan bahwa Indonesia ini merupakan negara dengan jumlah spesis kera yang disebut Siamang (Symphalangus Syndactylus) terbesar di dunia, serta mempunyai sekitar 1.400 spesis ikan tawar dsb. Itu kekayaan fauna nya. Dibidang floranya, Indonesia merupakan salah satu lima besar negara di dunia yang memiliki sekitar 38.000 spesis pohon tinggi, menjadi negara nomor satu dibidang keragamaan kelapa sawit dengan 477 spesis dan jenis-jenis lainnya yang di tempat lain tidak ada. Itu diantaranya kekayaan biodiversitas Indonesia, dan itu adalah sumber alam yang penting untuk kelangsungan hidup bangsa Indonesia (bahkan dunia).
Tak heran ketika delegasi Saudi Arabia ketika berpidato di Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 mengatakan bahwa Indonesia itu adalah Penggalan Surga di Dunia. Kita perlu bersyukur Allah mengaruniai tanah air ini dengan kekayaan alam yang hebat yang di negara-negara lain tidak ada, semua nya tumbuh dengan subur, benih cabai kita buang di halaman rumah, besok pagi nya sudah tumbuh, Subhanallah!. Negeri kita ini dalam bahasa Jawa nya Ijo Royo-Royo sepanjang mata memandang-betul-betul Surga di Dunia
Mengingat hal itu, ada baiknya semua elemen bangsa ini untuk selalu merawat Indonesia sebagai Penggalan Surga di Dunia ini dengan baik. Merawat dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan rasa syukur kehadirat Ilahi. Sayang kalau negeri yang aman damai dan subur ini, yang bak Surga ini lantas bubar = hancur lebur karena kepentingan politik sempit jangka pendek, atau karena praktek politik yang tidak berbudaya, atau sistim politik yang melanggengkan kekuasaan Oligarki yang menghisap kekayaaan negara demi kepentingan sendiri dsb.
Penulis : Cholis Hamzah
Editor : Aribowo
Editor : Pahlevi