Formula E Jakarta akan Meraup Untung atau Malah Buntung?

Reporter : optikaid
Formula E Jakarta akan Meraup Untung atau Malah Buntung?

[caption id="attachment_14301" align="alignnone" width="150"] Ruby Kay[/caption]

Optika.id - Jujur, tadi sore masih terbersit rasa kekhawatiran. Apakah event Formula E di Jakarta yang akan diadakan tanggal 4 juni nanti bisa mendulang keuntungan? Minimal BEP (Break Event Point) alias balik modal.

Baca juga: KPK Terus Selidiki Bukti Dugaan Korupsi Formula E

Perlu diketahui, atas 'desakan' haters Anies Baswedan, KPK sedang melakukan penyelidikan atas penggunaan APBD DKI Jakarta untuk event balapan Formula E. Namanya juga haters, pasti akan menggunakan segala cara untuk menjegal langkah Anies menuju pencapresan. Dalam politik, dinamika seperti ini sangat wajar. Simpatisan gubernur DKI gak perlu baperan.

Yang menjadi pertanyaan, apakah ada unsur korupsi dalam penggunaan APBD DKI Jakarta itu? Jika terbukti ada temuan, maka Anies bisa dipenjara. Kalau bersih, maka jalan Anies menuju pencapresan tahun 2024 insya Allah bisa terlaksana. Event Formula E ini seakan menjadi pertaruhan politik buat Anies Baswedan. Jika tak hati-hati, ia bisa dibui, karirnya seketika terhenti.

Kalau bersih tak perlu risih. Cukup dijawab dengan transparansi dan prestasi. Dan selama ini, Pemprov DKI sudah sangat terbuka kepada stakeholder dan media massa terkait _commitment fee_ yang mesti digelontorkan kepada Formula E Operations (FEO). Kita yang rakyat jelata pun bisa tahu dari berita yang seliweran didunia maya.

Sebelum menarik kesimpulan, ada beberapa hal yang perlu diketahui dan menjadi catatan:

1. Penggunaan dana APBD untuk menggelar event Formula E ini sudah disetujui oleh DPRD DKI. Itu berarti secara aspek politik dan hukum, Anies sudah _on the track._

2. Diawal, FEO meminta commitment fee sebesar 2,3 trilyun rupiah untuk 5 tahun. Pemprov DKI diwakili oleh PT. Jakpro melakukan negosiasi. Kemudian disepakati nominal commitment fee 560 miliar rupiah untuk 3 musim balapan (2022, 2023, 2024).

3. Pemprov DKI juga menggelontorkan dana untuk membangun sirkuit Formula E di kawasan Ancol sebesar 60 miliar rupiah. Terkait hal ini, gue gak ragu. Tendernya transparan, dikerjakan oleh kontraktor berpengalaman. Atap yang rubuh kemarin juga tak perlu dibesar-besarkan. Toh pihak kontraktor bertanggung jawab penuh. Dan tadi sore saat healing tipis-tipis dipinggir pantai Ancol, gue melihat sendiri kalau atap yang rubuh jum'at kemarin sudah diperbaiki.

Selain itu, nominal 60 miliar rupiah untuk membangun sirkuit balapan standar internasional terbilang realistis. Sirkuit sepanjang 2,4 kilometer itu akan menjadi aset Pemprov DKI yang bisa digunakan untuk menggelar event balapan lainnya, tak cuma buat hajatan Formula E semata. IMI (Ikatan Motor Indonesia) sendiri sudah memastikan bahwa setelah balapan mobil listrik Formula E, sirkuit di Ancol itu juga akan menggelar event balap mobil dan motor tingkat nasional maupun regional.

Yang menjadi pertanyaan besar bagi simpatisan maupun haters Anies Baswedan adalah terkait commitment fee 560 miliar rupiah tadi. Apakah dengan menggelar event balapan Formula E hanya 1 kali dalam 1 tahun Jakpro akan merugi, BEP atau malah untung?

Coba kita hitung bersama:
FEO meminta commitment fee untuk menggelar 3 musim balapan Formula E sebesar 560 miliar rupiah. 1 musim berarti kurang lebih 187 miliar.

Jakpro sebagai pihak penyelenggara mengatakan bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk mengadakan 1 kali event balapan Formula E kurang lebih 130 miliar rupiah.

Maka total biaya untuk menghelat 1 kali balapan mobil Formula E adalah hasil penjumlahan commitment fee ditambah biaya operasional:

187 M + 130 M = 317 miliar rupiah

Apakah event balapan Formula E tanggal 4 juni nanti pihak Jakpro akan memperoleh keuntungan, kerugian atau BEP? Kita hitung lagi memakai estimasi logis.

Baca juga: BUMN Tak Sponsori Formula E, Mufti Anam Kritisi Erick Thohir

Jika sama sekali tak ada pihak yang mau berperan serta menjadi sponsor lokal balapan Formula E, dipastikan Jakpro akan merugi. Karena estimasi pemasukan yang didapat dari penjualan tiket hanya sekitar 30 miliar rupiah.

Kalau begitu, darimana Jakpro memperoleh dana untuk menutupi sisanya? Alhamdulillah, berbagai media massa tanggal 1 juni 2022 telah merilis nama-nama sponsor lokal resmi balapan Formula E, yaitu:
1. Indosat Ooredoo Hutchison Powered by Ericsson
2. MS Glow for Men
3. Bank Artha Graha International
4. Pertamina Renewable Diesel
5. Erafone
6. Electronic City
7. Bank DKI
8. Discovery Hotel
9. J Water
10. Paprika
11. Grab
12. Realme
13. PT Anugerah Utama Multifinance
14. Teh Botol Sosro
15. PT Central Omega Resource Tbk
16. Walking Drum
17. Coca Cola
18. Gulavit
19. Medika Plaza
20. Enesis
21. Nescafe
22. Krisbow
23. PT Proline Finance Indonesia
24. Waste for Changes
25. PT Bank China Construction Bank Tbk
26. Hyundai
27. Sony
28. Samsung
29. Sharp
30. LG
31. PT BMW Indonesia

See, ada 31 perusahaan yang sudah teken kontrak dan siap mensponsori balapan Formula E di Jakarta.

Pertanyaannya, berapa estimasi dana yang harus mereka kucurkan agar bisa menjadi sponsor resmi dalam ajang balapan kelas dunia tersebut? Harap dicatat, Formula E bukan event dangdutan koplo, akan tetapi perhelatan olahraga otomotif yang ditayangkan secara live ke 170 negara, ditonton oleh ratusan juta orang dari seluruh dunia.

Perkiraan gue, perusahaan yang ingin menjadi sponsor resmi Formula E Jakarta paling tidak mesti mengucurkan dana 10-15 miliar rupiah.

"Darimana dapat angka segitu? Jangan ngarang bebas lu bray!"

Begini, balapan sesi kualifikasi dan race akan berlangsung dari siang hingga petang. Anggaplah memakan waktu sekitar 8 jam. Dan selama itu, kamera para pewarta berita takkan berhenti menyorot para pembalap, mobil Formula E, paddock, tribun penonton, lintasan balap dan area lain disekitar sirkuit. Dari layar televisi itulah sistem marketing terjadi. Berbagai brand produk yang menjadi sponsor resmi Formula E akan dilihat oleh ratusan juta pasang mata.

Patokan nominal sponsorship sebesar 10-15 miliar rupiah itu berdasarkan informasi terkait tarif iklan yang tayang di jam prime time stasiun TV swasta. Jika sebuah brand mesti membayar 100 juta rupiah untuk slot iklan selama 30 detik disebuah acara yang tayang di Indosiar, maka biaya sponsor 10 miliar untuk satu produk di event Formula E terbilang realistis.

Baca juga: Anies: Kemeriahan Formula E Menyatukan Berbagai Pihak, Bukan yang Menjauhkan

Ahmad Syahroni, crazy rich Tanjung Priok, anggota DPR RI dari fraksi Nasdem yang bertindak sebagai ketua komite penyelenggara Formula E mengungkapkan kepada wartawan, jika ada grup entertainment lokal yang memberi 100 miliar rupiah hanya untuk menjadi sponsor resmi gelaran balap mobil listrik tanggal 4 juni nanti.

See, estimasi gue gak asal-asalan bahkan bisa dibilang perkiraan minimal. Jika diambil nilai rata-rata satu perusahaan mengucurkan 15 miliar rupiah untuk biaya sponsorship, maka dari 31 perusahaan yang sudah resmi menjadi sponsor Formula E, Jakpro akan meraup laba sebesar 465 miliar rupiah. Ditambah estimasi dari penjualan tiket sebesar 30 miliar. Maka total pendapatan adalah 495 miliar rupiah.

Commitment fee dan biaya operasional untuk menggelar balapan 'cuma' 317 miliar. Sedangkan pendapatan yang dihasilkan 495 miliar. Yang begitu untung atau rugi? Biarkan haters Anies menghitung sendiri. Hehehe....

Suka tidak suka akui saja kalau Anies Baswedan lebih cerdas daripada kalian. Ia sudah mengkalkulasi hal ini jauh-jauh hari. Gue sendiri harus mengakui kepiawaian gubernur DKI. Diawal sempat skeptis kalau pendanaan untuk balapan Formula E hanya menghamburkan APBD DKI. Setelah menulis ini, gue jadi malu sendiri. Anies memang pantas jadi Presiden RI.

Ruby Kay

--------------
Source:
https://amp.kompas.com/megapolitan/read/2022/06/01/14151021/panitia-umumkan-31-perusahaan-jadi-sponsor-formula-e-jakarta-ini

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru