Optika.id - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo masih menduduki posisi atas survei elektabilitas dalam survei nasional Charta Politika terhadap 10 tokoh. Ganjar mendapatkan elektabilitas mencapai 31,2% disusul oleh Prabowo Subianto dengan perolehan data 23,4% kemudian posisi ketiga diduduki oleh Anies Baswedan yang memperoleh elektabilitas sebesar 20%.
Ganjar Pranowo, dari tiga nama teratas tersebut, dia mengalami berbagai peningkatan elektabilitas yang stabil dibandingkan dengan periode survei yang dilakukan pada April 2022 dengan perolehan 29,2% menjadi 31,2%.
"Dilihat dari sisi tren, Ganjar Pranowo mengalami peningkatan elektabilitas, sementara elektabilitas Prabowo Subianto dan Anies Baswedan cenderung stagnan," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dalam keterangan tertulis yang didapatkan oleh Optika.id, Selasa (14/6/2022).
Baca juga: Basuki Hadimuljono Pimpin Kagama 2024-2029 Gantikan Ganjar Pranowo
Secara umum, lanjut Yunarto, sebanyak 53,3% responden menyatakan sudah mantap dengan pilihannya tersebut.
Hal yang menarik yakni Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meski nilai elektabilitasnya rendah, akan tetapi namanya masuk dalam rapor biru.
Sebanyak 2,9ri responden berdasarkan dari hasil tabulasi silang, memilih Khofifah. Bahkan sebanyak 60ri responden tersebut sudah mantap dengan pilihannya. Sementara yang memilih Ganjar Pranowo, sebanyak 68,4% responden menyatakan sudah mantap dengan pilihannya.
"Jadi, Ganjar Pranowo memiliki basis fanatisme lebih tinggi dibandingkan dengan nama-nama lain dan hanya diikuti oleh Khofifah," ujar Yunarto.
Sementara itu, terkait dengan dua nama lainnya yang menduduki puncak elektabilitas, sebanyak 23,4% responden memilih Prabowo Subianto, 46,3% responden sudah menyatakan mantap memilihnya menjadi calon presiden pada pemilu 2024. Sementara dari 20% yang memilih Anies Baswedan, sebanyak 54,6% responden menyatakan mantap memilih Anies.
Angka kemantapan pilihan, lanjut Yunarto, menjadi acuan dan catatan bagi nama-nama lain dengan tingkat kemantapan di bawah 60% meski secara elektabilitas berada di jajaran atas. Menurut Yunarto, hal tersebut menimbulkan potensi swing voters atau pemilih yang dapat berubah pilihan sesuai dengan ide atau gagasan tertentu.
Baca juga: Jubir PKS Sebut Dukungan Anies ke Pramono-Anung Justru Untungkan RK-Suswono
"Ini biasanya yang kita sebut dengan potensi terjadinya swing voters, yang masih bisa berpindah ketika lawan memberikan tawaran yang lebih menarik, entah itu program, tawaran branding, ataupun hal-hal yang bersifat pragmatis," tutur Yunarto.
Survei ini dilaksanakan pada 25 Mei hingga 2 Juni 2022 melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 1.200 responden yang tersebar di 34 Provinsi.
Metodologi yang digunakan adalah metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ±(2.83%) pada tingkat kepercayaan 95%. Survei ini juga menyajikan tren dari data hasil survei-survei nasional yang pernah dilakukan Charta Politika Indonesia sebelumnya.
Baca juga: Intip Hangatnya Pertemuan Anies, Pramono, dan Rano di Lebak Bulus
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi