Optika.id-Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mendaulat Zulkifli Hasan atau Zulhas sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Muhammad Lutfi yang terkena reshuffle kabinet pada Rabu (15/6/2022).
Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, sebelumnya merupakan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) periode 2019-2024. Ia juga merupakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN).
Baca juga: Reshuffle Kabinet, Jokowi: Untuk Transisi Pemerintahan Pak Prabowo!
Pria kelahiran Lampung 31 Agustus 1962 itu dikenal sebagai politikus yang kenyang asam garam pengalaman politik. Duduk di kursi legislatif maupun eksekutif sudah pernah dirasakan olehnya.
Selama karier politiknya, Zulkifli Hasan juga sempat dikaitkan dengan beberapa kontroversi. Salah satu yang paling menyita perhatian adalah kasus suap alih fungsi hutan di Provinsi Riau.
Kasus korupsi ini menyeret mantan Gubernur Riau Annas Mamun yang terjaring OTT KPK pada September 2014. Sempat dua kali tak hadir, Zulkifli Hasan dipanggil KPK untuk menjelaskan alih fungsi hutan karena kapasitasnya sebagai Menteri Kehutanan saat izin tersebut keluar.
Kontroversi banyaknya alih fungsi hutan
Pada era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Zulkifli Hasan menjabat sebagai Menteri Kehutanan yaitu sejak 22 Oktober 2009 hingga 1 Oktober 2014. Sebelum Zulkifli Hasan, Menteri Kehutanan dijabat oleh MS Kaban.
Di era SBY tersebut sebagaimana dikutip dari data resmi KLHK, pemerintah sudah menerbitkan 2.312.603 hektar dari tahun 2004 sampai tahun 2014. Di mana Zulkifli Hasan menjabat di tahun 2009-2014 dan MS Kaban 2004-2009.
Organisasi nirlaba Greenomics sempat merilis data, dari jumlah area pelepasan hutan di era dua periode SBY tersebut, sebanyak 1,64 juta hektare dikeluarkan di era Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.
Jumlah hutan yang dilepas untuk pelepasan kawasan hutan ini jauh lebih banyak dibandingkan era BJ Habibie (1998-1999) seluas 763.041 hektare, Abdurrahman Wahid (1999-2001) seluas 164.147 hektare, Megawati Soekarnoputri (2001-2004) seluas 3.702 hektare.
Sementara catatan KLHK sepanjang 2014-2020 atau di era Presiden Jokowi, jumlah pelepasan kawasan hutan yakni seluas 619.357 hektare. Jumlah kawasan hutan yang dilepas di era SBY hanya kalah dari Presiden Soeharto, di mana sepanjang 1984-1998 ada 3.468.801 hektare hutan yang dilepas pemerintah.
Baca juga: Teater Airlangga Hartarto: Pagi Didepak, Malam Diajak Makan dan Guyonan
Izin Pelepasan Kawasan Hutan adalah perubahan peruntukan kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi menjadi bukan kawasan hutan, seperti untuk peruntukan pembukaan perkebunan kelapa sawit.
Selain izin Pelepasan Kawasan Hutan, pemerintah juga memberikan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH).
Sebagai informasi, IPPKH adalah izin yang diberikan untuk menggunakan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan kawasan hutan.
Izin IPKH bisa diberikan pemerintah untuk keperluan tambang maupun non-tambang antara lain keperluan lahan jalan tol, jalan umum, jaringan telekomunikasi, jaringan listrik, migas, dan geothermal.
Jumlah IPPKH melonjak di dua periode pemerintahan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan luas mencapai 322.169 ha yang meliputi peruntukan tambang 305.070 ha dan 17.097 ha sebagai kawasan non-tambang atau yang terbesar dibanding 5 Presiden Indonesia lainnya.
Baca juga: Pratikno Bantah Kabar Jokowi Reshuffle Kabinet: Nggak Ada
Disentil Harrison Ford
Zulkifli Hasan juga pernah membuat ramai media sosial Tanah Air karena dirinya disinggung oleh aktor Hollywood Harrison Ford saat diwawancarai untuk keperluan pembuatan film dokumenter berjudul Years of Living Dangerously.
Kala itu, Zulkifli Hasan dicecar bintang film Indiana Jones itu sejumlah pertanyaan terkait kerusakan dan perambahan hutan, terutama Taman Nasional Tesso Nilo.
Reporter: Angga Kurnia Putra
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi