Optika.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani akhirnya mengetahui seputar keuangan yang berasal dari pajak masyarakat. Ternyata, Sri Mulyani menyebut bahwa keuangan daerah (APBD) banyak dihabiskan untuk membayar gaji PNS (Pegawai Negeri Sipil), bukan untuk pertumbuhan ekonomi.
Padahal, perolehan APBD itu pun termasuk pengiriman anggaran dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Sri Mulyani tampak kesal dengan kepala daerah, mulai gubernur, walikota hingga bupati.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani Mulai Perhitungkan Dana Makan Siang Gratis Prabowo
Menurut Sri Mulyani, yang terpenting dalam membelanjakan keuangan adalah untuk pertumbuhan ekonomi, yakni belanja modal. Pasalnya, belanja modal diperlukan untuk pembangunan infrastruktur dasar terutama di daerah.
Belanja pegawai naik terus, belanja barang melonjak tinggi, belanja modal relatif stagnan bahkan menurun, tegas Sri Mulyani dalam keterangannya, Jumat (17/6/2022).
Dikatakan Sri Mulyani, setiap pemerintah pusat mengirimkan anggaran ke daerah, paling cepat digunakan untuk membayar gaji. Program lain yang lebih penting justru dikesampingkan.
Bapak ibu sekalian lihat begitu menerima transfer dari pusat langsung gampang bayar gaji aja, katanya.
Baca juga: Pernyataan Menkeu Sri Mulyani Dinilai Janggal, Benarkah?
Sementara, lanjut Sri Mulyani, pemerintah pusat berharap belanja yang disediakan bisa digunakan untuk hal-hal yang bernilai tambah dan berguna bagi masyarakat, seperti mengurangi kemiskinan di daerah.
Kenapa belanja modalnya kurang? Padahal rakyat saya masih infrastruktur dasar, masih ada kekurangan, padahal masih ada daerah yang belum punya MCK memadai, mengapa tidak dipakai untuk itu? Dan tentu dalam hal ini serapan belanja di daerah masih menghadapi kendala, terang Sri Mulyani.
Menkeu berharap, agar pemda bisa kembali membayangkan komposisi belanjanya. Sehingga, belanja modal bisa ditingkatkan.
Baca juga: Sri Mulyani: Anggaran Perlinsos Bansos 6 Tahun Tak Jauh Beda!
Kalau bapak ibu (kepala daerah) melihat belanja modal mengecil, kita enggak akan bisa mengejar ketertinggalan. Artinya bapak ibu harus menjaga komposisi belanja ini, tambahnya.
Reporter: Denny Setiawan
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi