Optika.id - Naik gunung menjadi hobi yang digandrungi kawula muda akhir-akhir ini, sebagai pendaki entah pemula atau sudah mahir, tentunya tidak ada seorang pun yang ingin tersesat di gunung. Akan tetapi, hal ini bisa saja terjadi tanpa pernah bisa diterka. Situasi ini bisa datang dari keterbatasan pengetahuan yang kita miliki, ataupun faktor lain misal kondisi tertentu yang berada di luar kendali kita.
Adapun yang dimaksud dengan keterbatasan pengetahuan ialah pendaki tidak memiliki perbekalan yang cukup mulai dari navigasi, pengetahuan akan ilmu-ilmu pengetahuan, atau minimnya jam terbang aktivitas di luar ruangan.
Baca juga: Begini Cara Memakai Parfum yang Benar Agar Aroma Tak Cepat Hilang
Keterbatasan pengetahuan yang sewaktu-waktu dialami oleh pendaki akan menjadi parah ketika dikombinasikan dengan terjadinya kondisi tertentu seperti longsor, kebakaran hutan, badai, dan lain sebagainya. Dalam kondisi buruk tersebut para pendaki rentan terkena dampak yang tidak diinginkan, seperti tersesat di gunung.
Dalam keadaan tersesat itu dibutuhkan pengetahuan untuk membuat sinyal darurat sebagai pertahanan hidup para pendaki. Berikut Optika.id jelaskan beberapa cara membuat sinyal darurat SOS yang wajib diketahui sebelum mendaki gunung, Senin (4/7/2022):
1. Gunakan pemantul cahaya atau barang berwarna terang
Jika para pendaki mengalami kondisi darurat pada siang hari, maka pendaki bisa menggunakan benda yang dapat memantulkan cahaya seperti cermin atau selimut darurat yang berbahan aluminium.
Alternatif lainnya ialah membawa peralatan yang berwarna terang seperti tas, sleeping bag, atau jaket yang bisa digunakan sebagai alat sinyal darurat.
Jika para pendaki jeli, barang-barang luar ruangan selalu memiliki pilihan warna cerah dan cenderung terang. Hal itu disebabkan produsen memilih warna tersebut untuk visibilitas para pendaki itu sendiri.
Tempatkan barang-barang ini di area terbuka yang mudah terlihat bagi tim pencari dari udara.
2. Benda yang dapat bersinar di malam hari
Untuk berjaga-jaga, tak ada salahnya membawa powerbank/baterai cadangan untuk penerangan. Saat gelap gulita, berbagai penerangan yang kita miliki menjadi satu-satunya penanda yang bisa kita manfaatkan untuk melihat dalam gelap.
Pendaki bisa menggunakan senter konvensional, senter dari gawai, flash kamera atau senter dari powebank.
Kode lampu SOS bisa dilakukan dengan sinyal 3 kedipan singkat (S), jeda, kemudian 3 kedipan panjang (O), jeda kemudian 3 kedipan singkat lagi (S).
Baca juga: 3 Kebiasaan Toxic Yang Menghambat Perkembangan Diri, Yuk Hindari!
Namun, yang perlu diperhatikan ialah keterbatasan energi di alam bebas membuat pemakaian alat harus dilakukan sebijak mungkin sebagai antisipasi sepanjang pendakian.
3. Sinyal api
Tak hanya penerangan elektrik seperti senter, membuat api juga bisa menjadi sinyal darurat yang efektif di malam hari. Pembuatan api di gunung, apalagi yang jauh dari jalur pendakian umum, akan dimaklumi untuk membantu pencarian pendaki yang tersesat dan menanti tim pencari.
Pendaki bisa membuat api sebesar mungkin untuk meningkatkan visibilitas saat malam. Buatlah api di ruang terbuka yang aman sehingga tidak mendatangkan risiko kebakaran hutan.
Membuat api di musim kemarau dengan ranting kering akan terasa sangat mudah, beda cerita di musim penghujan.
4. Benda yang menghasilkan bunyi
Salah satu alternatif lainnya adalah media suara. Kelebihan media suara dalam menjadi sinyal ialah memiliki daya jangkau luas dan tidak mengenal siang maupun malam. Akan tetapi, hal ini harus dilakukan manual dengan bantuan napas kita dan kapasitas suara.
Baca juga: Generasi Z Bicara Soal Pernikahan, Dianggap Tidak Penting?
Kini, sudah banyak produsen ransel gunung dari berbagai merk yang melengkapi tas dengan peluit. Gunakan peluit ini sebagai sinyal jika dalam keadaan darurat pendaki membutuhkan pertolongan.
Saat tersesat dan menanti tim pencari pun pendaki bisa menggunakannya, bahkan ketika sudah mendengar suara dari tim pencari. Sebab, dengan membunyikan peluit atau bunyi-bunyian lain, tim pencari akan mendeteksi arah datangnya suara dan akan membantu pendaki tersebut ditemukan dengan cepat.
Itu dia beberapa cara dasar untuk membuat sinyal darurat saat tersesat. Sekali lagi, kegiatan luar ruangan bukanlah sekedar tamasya, teknik-teknik bertahan hidup (survival) dasar juga haruslah kita miliki untuk mengantisipasi hal-hal yang jauh dari kendali.
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi