Duet Anies-AHY Dianggap Kuat, Seberapa Kuat kah?

Reporter : Seno
IMG-20220722-WA0019

Optika.id - Politisi NasDem Zulfan Lindan menyebut duet Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dapat memenangkan kontestasi Pemilihan Presiden 2024. Seberapa kuat kah duet Anies-AHY?

Kepala Departemen Politik CSIS Arya Fernandes menilai duet Anies dengan AHY merupakan pilihan strategis. Menurutnya, duet itu bisa menjadi salah satu upaya untuk membentuk koalisi.

Baca juga: Intip Hangatnya Pertemuan Anies, Pramono, dan Rano di Lebak Bulus

"Itu pilihan strategis, itu bisa sebagai salah satu insentif untuk berkoalisi," kata Arya Fernandes dalam keterangannya, Jumat (22/7/2022).

Arya mengatakan duet itu memenuhi aspirasi NasDem, PKS, dan Partai Demokrat, yang dipotensikan akan berkoalisi. NasDem dan PKS dinilai akan cenderung ke Anies, sedangkan Partai Demokrat dengan AHY. Kedua tokoh itu memiliki magnet elektoral.

"Aspirasi politiknya terpenuhi, karena NasDem lebih dekat ke Anies dan PKS juga dekat ke Anies, pilihan itu strategis karena kedua tokoh itu punya magnet elektoral," ujarnya.

Dia yakin AHY mampu menjadi pendongkrak jika ditempatkan menjadi cawapres. Karena itu, menurutnya, berpasangan dengan Anies bisa menjadi pilihan strategis bagi AHY.

"Dalam kompetisi ketat, itu faktor cawapres bisa jadi pendongkrak suara. Jadi makanya itu akan jadi strategis dia," ujar Arya.

Anies-AHY Figur Oposisi

Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai duet Anies-AHY menarik jika direalisasikan.

"Ini duet figur oposisi. Menarik kalau dikongkretkan," ujarnya.

Menurutnya, Anies-AHY merupakan duet oposisi. Sebab, NasDem, yang saat ini mendukung pemerintah, akan berbeda jalur jika mendukung dua tokoh tersebut.

"Namun ada hal yang menjadi kendala, yakni terkait posisi NasDem yang saat ini. Problemnya, apa mungkin NasDem mau pisah jalan dengan Jokowi dan beda pilihan politik di Pilpres 2024. Karena Jokowi pastinya lebih mendukung jagoan yang muncul dari internal koalisi pemerintah saat ini, seperti Ganjar, Prabowo, dan lainnya," ujarnya.

Kendati demikian, lanjutnya, duet itu akan sulit terwujud jika pilihan NasDem berseberangan dengan keputusan Jokowi. Hal itu mengingat NasDem yang sangat loyal mendukung Jokowi.

"Pada level ini agak sulit membayangkan NasDem akan berhadap-hadapan dengan Jokowi mengingat loyalitas NasDem terhadap Jokowi cukup luar biasa selama ini. Jika NasDem serius mengusung Anies-AHY, tinggal mencari dukungan partai lain untuk bisa mendaftarkan ke KPU," ujarnya.

Respons Demokrat 

Partai Demokrat pun merespons usulan duet Anies-AHY, Demokrat menyebut masih fokus membangun koalisi.

"Untuk membangun koalisi, kami mengedepankan kesepahaman dalam melihat kondisi saat ini serta mendengarkan aspirasi publik yang menginginkan perubahan dan perbaikan nasib rakyat, serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Kepala Bamkostra PD Herzaky Mahendra Putra, Kamis (21/7/2022).

"Pada saatnya nanti, dalam menentukan pasangan calon presiden dan wakil presiden, semua mitra koalisi berada dalam posisi yang setara dan akan membicarakan secara bersama. Tentu dengan mempertimbangkan berbagai masukan dari masyarakat dan peluang untuk kemenangan Pilpres 2024," imbuhnya.

Herzaky mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan usulan duet Anies-AHY. Dia akan melakukan survei lebih lanjut terkait duet tersebut.

"Terkait dengan wacana duet Anies-AHY, kami juga akan melaksanakan survei secara internal dan terus mencermati hasil berbagai lembaga survei lainnya, termasuk yang menempatkan duet Anies-AHY sebagai pasangan capres-cawapres yang memiliki elektabilitas tertinggi dan berpotensi memenangkan Pilpres 2024," ujarnya.

Herzaky mengatakan partainya sudah menjalin komunikasi dengan NasDem dan PKS. Termasuk dengan Anies Baswedan.

"Sejauh ini, kami merasa nyaman dengan Partai Nasdem dan PKS, memiliki komunikasi yang baik dengan saudara Anies Baswedan, dan ada kesamaan pandangan dalam berbagai hal," ucapnya.

Herzaky juga menyebut momen kedekatan AHY dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh. Dia bicara dukungan Surya Paloh terhadap tokoh muda untuk menjadi pemimpin.

"Dalam beberapa pertemuan terakhir, Ketum AHY dengan Ketum Nasdem Bang Surya Paloh menunjukkan keakraban. Ketokohan Bang Surya Paloh dalam dunia politik dan kebangsaan sudah sangat teruji, dan beliau memberikan perhatian khusus dalam mendorong tokoh-tokoh muda untuk tampil sebagai pemimpin nasional," ujarnya.

Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani menambahkan ide duet Anies-AHY juga mencuat di internal Demokrat.

Kamhar menyampaikan aspirasi memasangkan Anies dengan AHY ini juga didukung oleh hasil dari berbagai lembaga survei. Menurutnya, Anies dan AHY memang bisa saling menguatkan di sejumlah wilayah.

"Kami menghormati dan menghargai apa yang disampaikan Bang Zulfan Lindan. Aspirasi memasangkan Anies-AHY pada 2024 nanti juga cukup besar di internal kader Partai Demokrat," katanya.

Baca juga: AHY Tegaskan Pentingnya Penurunan Harga Tiket Pesawat dan Keselamatan Transportasi

Respons Parpol Lain

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menghormati ide dan rencana NasDem tersebut. Hasto tidak mempersoalkan jika ada ide NasDem memadukan paslon Anies dan AHY. Dia menilai itu sebagai terobosan bagus.

Hasto menyebut setiap partai pastinya akan membangun kerja sama untuk 2024. Kerja sama itulah, kata dia, yang kemudian disampaikan ke rakyat untuk mendapat dukungan.

"Itu hal yang bagus dan suatu terobosan bagi NasDem untuk bisa lebih awal memadukan Anies dan AHY," kata Hasto.

Ketua DPP PKB Daniel Johan mengingatkan agar jangan terlalu percaya diri (pede) terkait usulan duet tersebut. Daniel Johan menjelaskan basis pendukung Anies dan AHY tidak saling menguatkan. Selain itu, menurutnya, wilayah Jawa Timur juga basis PKB.

"Jangan over pede dulu karena persyaratan belum memenuhi," katanya.

Selain itu, Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto mengatakan pihaknya tak memusingkan ide duet tersebut. Yandri mengatakan tak merisaukan ide duet Anies dan AHY itu. Dia mengaku memiliki taktik sendiri terkait pencapresan.

"Ya, nggak apa-apa, klaim-mengklaim kan kerjaan orang partai politik, ya, kan. Merasa menang, merasa pemenang, atau membuat permainan sudah selesai, itu sudah biasa," kata Yandri.

Juru Bicara PKS Muhammad Kholid membalas politisi Nasdem Zulfan dengan pantun yang bermakna jangan terburu-buru.

"Hari minggu ke Gondangdia, Ngobrol seru bareng teman. Pilpres 2024 masih lama. Ojo kesusu, kita masih ta'arufan," katanya.

Kholid mengatakan PKS enggan terburu-buru menentukan pilihan. PKS saat ini masih dalam tahap penjajakan dengan partai lain.

"Kalau cari jodoh kan ada tahapannya. Pertama, nyari dulu. Kedua, penjajakan (taaruf). Ketiga, lamaran. Keempat, baru nikah. PKS dalam tahapan kedua dan sedang proses menuju ke tahapan ketiga. Sekarang DPP masih penjajakan. Karena DPP PKS tidak punya kewenangan menentukan koalisi dan pencapresan. Kewenangan di Majelis Syuro. DPP ditugaskan bangun komunikasi politik untuk kemudian dilaporkan ke Majelis Syuro," katanya.

Kholid mengungkap nama Anies memang muncul di internal partainya. Meski begitu, Majelis Syuro lah yang disebutnya akan mempertimbangkan dan membuat keputusan.

Baca juga: Tom Lembong Terjerat Kasus Impor Gula, Anies Buka Suara

"Kalau dilihat dari komunikasi politik yang berkembang saat ini dan aspirasi dari anggota-anggota PKS, ya nama beliau muncul dan akan dipertimbangkan. Mayoritas pemilih PKS menurut survei memilih Pak Anies. Ini akan jadi pertimbangan penting yang akan disampaikan ke Majelis Syuro," lanjutnya.

Sementara, PPP mengatakan partainya masih fokus menggodok nama bersama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

"Sejauh ini PPP bersama KIB belum memutuskan calon presiden yang akan diusung, kami masih menggodok nama dan mencermati untuk sampai pada pendaftaran capres di tahun depan. Jadi masih ada waktu satu tahun untuk menimbang dan membaca peluang untuk kemungkinan bisa menang dan mendongrak partai yang ada di KIB," kata Ketua DPP PPP Achmad Baidowi (Awiek).

Awiek mengatakan semua tokoh yang masuk dalam bursa capres memiliki potensi. Namun, perlu diukur lebih dalam.

Dia menyebut PPP belum menentukan nama untuk diusung jadi capres dan masih menjaring tokoh capres sesuai pertimbangannya.

"Belum kita masih ada waktu satu tahun lah, untuk inventarisasi, tentu perkembangan survei kita lihat lah, termasuk juga untuk mengukur elektabilitas seseorang. PPP mendasarkan pertama pada aspek integritas, kualitas, pengalaman di birokrasi baik di daerah pusat atau pengalaman memimpin partai politik. Berikutnya punya komitmen keumatan dan kerakyatan dan elektabilitas," ujarnya.

Diketahui, Zulfan Lindan berbicara soal ide duet Gubernur DKI Anies Baswedan dan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk Pilpres 2024. Zulfan menilai duet Anies-AHY bakal tokcer memenangi pilpres.

Zulfan mengatakan partainya sudah sepakat tak memajukan capres dari internal. Sebagai informasi, ada tiga bacapres yang bakal dijagokan NasDem, yaitu Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Sementara itu, lanjutnya, Demokrat dinilai masih bersabar untuk memajukan AHY sebagai capres lantaran masih muda.

"Saya kira itu kenapa Demokrat bisa begitu. Ini faktor ketumnya masih muda, masih bisa bersabar. NasDem ini kan memang nggak ada calon, artian kader NasDem kan tidak punya calon. Jadi ya sudah kita lihat saja nanti. Memang ada tiga kan. Jadi mesti sabar-sabar, nunggu mana tiga ini yang keluar," kata Zulfan di acara talk show Total Politik di Jakarta, Senin (17/7/2022).

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru