Optika.id - Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan jika fenomena cuaca ekstrem adalah hal yang luar biasa karena kejadiannya bisa dengan cepat dan bisa cepat berubah juga.
Oleh karena itu, BMKG menilai perlu adanya jejaring dengan para pemangku kepentingan hingga pakar yang ahli di bidangnya untuk memperkuat sinergi data dalam menghadapi kondisi serta akibatnya tersebut.
Baca juga: BMKG Prediksi La Nina Akan Muncul di Indonesia Tahun Ini
Bagi BMKG, fenomena perubahan iklim yang berdampak pada kondisi ekstrem, mengakibatkan lompatan kejadian ekstrem, sebut dia dalam Seminar Ilmiah: "Kejadian Ekstrem dan Perubahan Iklim" secara daring di Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Dikutip dari Antara, BMKG mencatat telah terjadi 70 kali kejadian ekstrem dalam 2 3 tahun terakhir sebagai dampak dari perubahan iklim. Selian itu, kejadian siklon juga sering terjadi akhir-akhir ini.
Menurut Dwikorita, bekerja secara rutin dan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) tidaklah cukup. Pihaknya merasa perlu meningkatkan kapasitas, baik daya analitik, peralatan mendeteksi secara dini fenomena alam, big data, maupun untuk proyek ke depannya.
"Oleh karena itu kami harus semakin mempererat, semakin memperkuat jaringan, sistem dan kerja sama dengan berbagai pihak, terutama dengan para pakar, pakar atmosfer, pakar iklim di Indonesia. Alhamdulillah banyak perguruan tinggi yang mendalami hal tersebut," ujar dia.
Baca juga: Cuaca Ekstrem: BMKG Ingatkan Masyarakat Jawa Timur untuk Waspada
Untuk itu, BMKG harus lebih sering untuk menjalin komunikasi antar-data dengan para pakar, salah satunya melalui seminar ilmiah tersebut, agar terjadi sinergi.
Menurut dia, keberhasilan akan terjadi apabila di saat terjadi cuaca ekstrem, data-data tersebut telah bersinergi. Sehingga, dapat mencegah terjadinya kastatropik, atau bencana yang berdampak besar.
"Itu adalah tolak ukur kerja kita berhasil. Sehingga meskipun si pemilik data sedang istirahat sedang tidur, tetapi alarm sudah meraung-raung, peringatan ini sudah tersebar sebelum kejadian itu," kata Dwikorita.
Baca juga: Patut Waspada! Perubahan Iklim Bisa Kurangi Angka Harapan Hidup Manusia
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi