Turunkan Stunting, Pemkot Surabaya Jalankan 8 Aksi

Reporter : angga kurnia putra
bG9jYWw6Ly8vcHVibGlzaGVycy8xNDE4ODcvMjAyMjAzMDYxMjU3LW1haW4uY3JvcHBlZF8xNjQ2NTQ2MjM3LmpwZWc

Optika.id-Pemerintah Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, menjalankan 8 aksi untuk mempercepat penurunan angka kasus stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi tengkes.

"Aksi pertama adalah analisis situasi di Kota Surabaya, dalam hal ini, kami menghitung anggaran untuk kegiatan yang akan diselenggarakan dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah kota di Surabaya, Rabu (24/8/2022).

Baca juga: Banjir Parah di Greges Timur, Warga Desak Penanganan Cepat

"Datanya bisa dilihat per kelurahan dan kecamatan, kita bisa tahu, mana saja yang perlu disentuh menggunakan anggaran yang ada," katanya.

Aksi selanjutnya, ia mengatakan, menggunakan anggaran untuk mendukung pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan stunting serta membina kader. 

Pemerintah Kota Surabaya selama 2021 memberikan pembinaan kepada 27.000 Kader Surabaya Hebat (KSH). Pada tahun 2022, jumlah KSH mencapai 48.000 orang.

"Mereka ada di setiap RT, kemudian mendata kesehatan warga Surabaya. Jadi, dengan adanya KSH akan diketahui ketika ada bayi atau balita yang kurang gizi, tingginya kurang dan sebagainya," ujar Eri.

Ia menambahkan, warga yang tergabung dalam Pendampingan Oleh Kader dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru atau Pendekar Biru juga mendukung upaya pemerintah mempercepat penurunan angka kasus stunting.

Baca juga: Haedar Nashir Hadiri Milad Seabad RS PKU Muhammadiyah Surabaya

Menurut Wali Kota, aksi lain yang dijalankan untuk mempercepat penurunan stunting yakni lomba Generasi Emas (Eliminasi Masalah Stunting), survei melalui aplikasi Sayang Warga, pendampingan bagi ibu menyusui, pendampingan pemenuhan gizi anak, bimbingan pranikah, serta pembangunan kemitraan dengan perguruan tinggi dalam penanganan stunting.

Dia mengatakan bahwa angka kasus stunting di Kota Surabaya yang pada tahun 2021 sebanyak 12.788 kasus berhasil diturunkan menjadi 6.722 kasus pada tahun 2022.

"Kami berharap tahun 2023, Surabaya bisa bebas dari stunting," kata dia.

Baca juga: Pilwali Surabaya, Eri Cahyadi-Armuji Akan Melawan Kotak Kosong?

Reporter: Angga Kurnia Putra

Editor: Pahlevi 

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru