[caption id="attachment_19035" align="aligncenter" width="150"] Oleh: Ruby Kay[/caption]
Optika.id - Dulu sempat bertanya-tanya, kenapa Pemprov DKI Jakarta tak menyediakan tempat sampah di stasiun MRT? Kok sepertinya pelit banget yak. Berapa sih harga tong sampah, masak dengan anggaran puluhan trilyun gak mampu membeli tong sampah. Sediain aja banyak-banyak di berbagai area publik agar warga tak kebingungan bila ingin membuang sampah.
Baca juga: Intip Hangatnya Pertemuan Anies, Pramono, dan Rano di Lebak Bulus
Keheranan itu lama gue pendam sendiri. Hingga semalam melihat cuplikan podcast Atta Halilintar tengah meng-interview bung Anies Baswedan.
Jleb! Jawaban Anies membuat diri ini sadar akan satu hal, Anies tipikal pemimpin visioner yang mampu melihat ke depan. Sedangkan gue cuma rakyat jelata yang bisa dikatakan berpikiran standar.
Berpikir standar itu hanya sebatas menghadirkan solusi konkrit jangka pendek. Agar Jakarta menjadi kota yang bersih, solusinya sediakan tong sampah di area publik, tambah jumlah tenaga petugas kebersihan, berikan mereka gaji yang layak. That's it.
Namun seorang pemimpin visioner cara berpikirnya gak seperti itu. Manager tak cuma berusaha menghadirkan solusi atas sekian banyak permasalahan yang terjadi. Tapi juga bertanggung jawab untuk melakukan edukasi.
Baca juga: Tom Lembong Terjerat Kasus Impor Gula, Anies Buka Suara
Yup. Tanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat acapkali dilupakan oleh pejabat publik. Biasanya kita hanya melihat pejabat sibuk membangun infrastruktur, melengkapi pelayanan dasar, melakukan pendekatan represif yang mengedepankan cara-cara arogan. Pemukiman kumuh digusur, PKL diobrak-abrik, yang penting kota terlihat cantik. Persetan orang miskin gak punya tempat berteduh, gak mau tahu kalau pedagang kaki lima itu hanya berupaya menafkahi anak istrinya.
Jawaban bung Anies singkat namun punya bobot intelektualitas. Sebagai gubernur DKI Jakarta, tugasnya tak cuma melengkapi sarana dan prasarana kota. Tapi juga berusaha mendidik warga agar bertanggung jawab. Jika tak menemukan tong sampah, maka bawalah sampahmu, simpan sementara di dalam tas atau saku.
Visi Anies ini tentunya selaras dengan kebiasaan warga yang hidup di negara-negara maju. Barusan gue melihat kesibukan distrik Shibuya di kota Tokyo via Youtube. Nyaris tak ada tong sampah dikawasan pusat perbelanjaan dan hiburan itu. Padahal manusia padat berjubel, ada yang tengah mengunyah permen karet, menjilat es krim dan berbagai aktifitas lainnya. Tentu semua itu menyisakan sampah. Tapi kok Shibuya selalu tampak bersih? Jawabannya karena sejak usia dini, orang Jepang sudah dididik untuk menjaga kebersihan. Ragam profesi mulai dari pengusaha, karyawan kantoran, guru, dokter, petani, nelayan hingga pekerja seks komersial yang seliweran di distrik Shibuya sudah memahami arti kata tanggung jawab. Silahkan merokok, silahkan makan burger dipinggir jalan. Tapi bekas puntung rokok dan kertas pembungkus makanan mesti lu kantongin. Baru dibuang setelah menemukan tong sampah.
Baca juga: Anies dan Ganjar akan Hadir dalam Pelantikan Prabowo-Gibran Minggu Besok
Superb bung Anies! Anda memang punya kapabilitas untuk menjadi pemimpin. Tapi entah kenapa, orang-orang yang berjiwa visioner selalu dibenci, diserang haters secara bertubi-tubi.
Dulu kita punya pak BJ. Habibie. Tapi ya gitu deh, ada saja pihak yang gak suka dengan orang-orang berotak cemerlang. Mereka lebih memilih dipimpin oleh orang yang berotak pas-pasan.
Editor : Pahlevi