Optika.id - Koalisi baru akan muncul menjelang Pemilu dan Pilpres 2025. Partai Demokrat, PKS dan Partai NasDem kini di ambang sepakat membentuk koalisi. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjend) Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengatakan pihaknya sudah 80 persen menemui kesepakatan berkoalisi dengan PKS dan NasDem.
Dia mengakui Demokrat intens menjajakan koalisi dengan PKS dan Demokrat untuk mengusung Capres-Cawapres 2024.
Baca juga: NasDem Jatim Gelar Rakorwil: Panaskan Mesin untuk Kemenangan Khofifah-Emil
"Hari ini kita sudah mulai melakukan panjajakan koalisi. Kemarin NasDem mengatakan, sudah hampir 80 persen nih cocok dengan Demokrat, katanya begitu," ujar Jansen seperti dikutip Optika.id dari acara Catatan Demokrasi TVOne, Selasa (21/9/2022) malam.
"Memang grup kami ini ya berencana mengajukan pasangan Capres dan Cawapres sendiri," sambungnya.
Jansen pun menyinggung ihwal pidato Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengatakan ada pihak yang tidak menginginkan partai berlambang mercy tersebut mengusung Capres sendiri di Pilpres mendatang.
Ia membenarkan pernyataan SBY tersebut. Menurutnya, jangan ada pihak yang menghalang-halangi Demokrat bersama koalisinya mengusung Capres-Cawapres.
"Jangan kemudian ada dalam tanda kutip proses kriminalisasi, misalnya kepada tokoh tertentu dan lain-lain. Ini kan kita saling mengingatkan," tegasnya.
Loyalis SBY ini kemudian menegaskan bahwa pernyataan Ketua Majelis Tinggi Demokrat tersebut adalah sebuah pengingat bagi kita semua, termasuk pemerintah sebagai penyelenggara Pemilu 2024.
Ia tidak menyebut secara pasti siapa yang berusaha menghalang-halangi Partai Demokrat untuk mengusung Capres-Cawapres 2024 nanti.
Sebelumnya, SBY mengaku harus turun gunung menjelang Pemilu 2024 karena ia mengendus indikasi ada kecurangan.
"Konon, akan diatur dalam Pemilihan Presiden nanti hanya diinginkan oleh mereka hanya dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka," ujar SBY dalam pidatonya pada Rapimnas Demokrat 15 September lalu.
"Informasinya Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres-cawapresnya sendiri. Bersama koalisi tentunya. Jahat bukan, menginjak-injak hak rakyat bukan," sambungnya.
Partai Demokrat juga mengungkap pertemuan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketum NasDem Surya Paloh, Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Wapres RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK), hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di resepsi pernikahan anak politikus NasDem Sugeng Suparwoto berlangsung sangat akrab dan nyaman bertemu.
"Memang beliau-beliau tampak sangat akrab dan dekat di acara tersebut, sangat nyaman berada di sekeliling satu sama lain. Karena memang sering berkomunikasi dan berinteraksi. Apalagi sekarang makin intens," kata Kabakomstra DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra.
Herzaky mengatakan para tokoh tersebut memang memiliki semangat yang sama. Yakni, kata dia, semangat membawa perubahan dan perbaikan.
"Apakah ini pertanda atau sinyal koalisi 2024, doakan saja. Untuk koalisi, masih kami godok terus. Semoga kami bisa membentuk koalisi solid yang mengedepankan perubahan dan perbaikan untuk rakyat, bangsa, dan negara ini," ucapnya.
Meski begitu, Herzaky menyebut soal koalisi akan disampaikan kemudian. Demokrat juga membuka saran dari masyarakat terkait capres-cawapres yang mungkin baik memimpin Indonesia.
"Pada saatnya, akan kami sampaikan ke publik, dengan siapa Demokrat akan berkoalisi. Atau, mungkin masyarakat ada aspirasi? Harapan agar Demokrat berkoalisi dengan siapa? Dan, mengusung siapa? Silahkan disampaikan ke kami," ujarnya.
Baca juga: PKS Sebut Indonesia Tak Ada Oposisi, Yang Mengontrol DPR
NasDem juga Sebut 80 Persen Peluang Koalisi
Partai NasDem juga mengaku 80 persen akan berkoalisi dengan Partai Demokrat dan PKS di tengah komunikasi intens yang berjalan. Namun, NasDem menyebut masih ada sejumlah hal yang jadi kendala dengan rencana koalisi tersebut.
"Peluangnya ya sejauh ini komunikasi baguslah. Bisa jadi (sudah 80%), kalau kesepakatan beberapa hal terpenuhi, di sana lah kemudian seni diplomasinya materi yang dinegosiasikan ya tentu ada beberapa hal yang terus menerus dibicarakan lah," kata Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya di gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (19/9/2022) seperti dilansir detikNews.
Willy lalu mengungkap yang sejauh ini masih jadi kendala antara ketiga partai. Salah satunya, kata Willy, yakni ketiga partai belum pernah koalisi sebelumnya. "Satu, kami belum pernah bekerja sama sebelumnya, tentu ini nggak bisa kawin paksa kan," ucapnya.
Kemudian, Willy menyebut membangun kecocokan dengan PKS dan Demokrat harus berangkat dari ranah antarpartai. Kemudian, menuju ke ranah kandidat capres-cawapres di 2024.
"Tentu proses pembangunan chemistry di 2 ranah, ranah antarpartai, ranah antara kandidat dengan partai, itu tidak sederhana itu. 2 layer ini harus berjalan secara simultan, itu yang beratnya itu," ujarnya.
Dalam pembahasan koalisi, ia mengatakan bahwa Partai Nasdem tak hanya membicarakan visi. Namun juga membahas permasalahan kebangsaan dan setelah menemukan titik persamaan, pembahasan calon akan berlanjut.
"Bukan hanya visi, berangkat dari problem, habis itu baru kita bersepakat apa yang harus kita lakukan, abis itu baru, oh kalau begini siapa yang cocok," ujar Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR itu.
Kedekatan 3 Parpol dengan Anies
Baca juga: Surya Paloh Kembali Jadi Ketum, Ingin Kader Tak Ganggu Parpol Lain!
Sementara itu, PKS (Partai Keadilan Sejahtera) menyebut pertemuan itu pertanda kedekatan petinggi tiga parpol dengan Anies.
"Iya kemarin kondangan di acara pernikahan anak Pak Sugeng Ketua DPP Nasdem. Terus kok pas ketemuan. Jadi foto bareng," kata Juru Bicara PKS Muhammad Kholid kepada wartawan, Senin (19/9/2022).
Kholid mengatakan Anies memang dekat dengan Ahmad Syaikhu, Surya Paloh, dan AHY. Dia mengatakan komunikasi Anies dengan para pimpinan parpol itu dekat.
"Karena pimpinan PKS Nasdem dan Demokrat cukup baik komunikasinya. Pak Anies juga memang dekat dengan PKS Nasdem dan Demokrat," ucapnya.
Kholid juga bicara soal kemungkinan terbentuknya koalisi baru, yakni Poros Perubahan. NasDem, PKS, dan Demokrat, kata dia, akan jadi anggota koalisi tersebut.
"Kami sedang mematangkan Poros Perubahan, PKS, Nasdem, dan PD. Masing-masing partai tentu punya aspirasi, dan kita sedang cari titik temu, doakan saja semoga ada jodoh," ujarnya
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi