Optika.id - Pertamina angakat bicara terkait vitalnya sebuah unggahan akun Twitter @yo2thok terkait hasil pengujian nilai oktan Pertalite yang hanya menjadi 86.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menyebutkan alat pengujian RON yang akurat harus mengacu pada metode standar seperti ASTM RON methode. Melalui metode standar seperti ASTM RON, seluruh pengujian bisa divalidasi dan alat yang dipakai selalu dikalibrasi.
Baca juga: Kreatif! Pelajar SMK ini Buat Sepeda Motor Berbahan Bakar Gas LPG
Irto menambahkan, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Industri Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) sejauh ini telah melakukan pengujian terhadap Pertalite.
Pengujian tersebut adalah untuk menguji 6 sampel Pertalite di SPBU wilayah Jakarta, dan hasilnya seluruh sampel menunjukkan hasil ataupun spek Pertalite masih sesuai dengan ketentuan.
Seluruh sample menunjukkan hasil atau spek Pertalite masih sesuai dengan ketentuan Dirjen Migas No. 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) BBM Jenis Bensin RON 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri, terangnya.
Sementara itu, Ahli Bahan Bakar dan Pembakaran Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto mengungkapkan, penggunaan alat portable tersebut pernah viral sebelumnya.
Melalui sebuah video, Tri juga memberikan penjelasannya mengenai hasil yang berbeda yang muncul dari alat uji oktan portable. Dalam video tersebut diperlihatkan adanya BBM yang diuji dengan alat portable dan CFR.
CFR atau Coordinating Fuel Research biasa dipakai untuk mengukur oktan bahan bakar dan untuk melakukan pengujian ini tak sembarang orang yang bisa melakukannya. Hal ini dikarenakan hanya operator yang memiliki sertifikat yang bisa melakukannya.
Dari pengujian menggunakan alat tersebut menunjukkan hasil yang berbeda di mana pada alat tersebut hasil BBM yang diuji beroktan 87, sedangkan BBM yang diuji dengan CFR memiliki hasil 98,29.
Baca juga: Demo Ribuan Mahasiswa dan Elemen Masyarakat Surabaya, Minta Kenaikan Harga BBM Dicabut
Hasil berbeda karena mesin CFR adalah alat uji oktan yang berlaku secara internasional dan cara kerjanya menduplikasi pembakaran dalam mesin, terang Tri.
Dengan demikian, menurut Tri, CFR bisa membuktikan ketahanan bahan bakar terhadap ngelitik (knocking) yang hasilnya bisa menjadi acuan.
Kalau alat oktan yang beredar di pasaran bekerja dengan mengukur sifat fisika kima bahan bakar sehingga hasilnya tidak bisa dijadikan acuan, kata dia.
Tri menambahkan bahwa uji RON standar yang harus dipakai adalah ASTM D2699.
Baca juga: Dampak Kenaikan Harga BBM, Menhub Sebut Kenaikan Tarif Angkutan Umum Tidak Akan Timbul Guncangan
Contoh sederhana ukur temperatur (suhu) pakai termometer Celcius dapet angka 100, kalau diukur pakai termometer Farenheit hasilnya angka 212, ujarnya.
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi