NasDem Usung Anies Baswedan, Isu Reshuffle Mengemuka

Reporter : Seno
images - 2022-10-13T053734.731

Optika.id - Wakil Ketua Umum PAN (Partai Amanat Nasional) Yandri Susanto menanggapi ihwal desakan reshuffle menteri dari Partai Nasdem di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ia mengaku keputusan melakukan reshuffle menteri pada Kabinet Indonesia Maju itu ada sepenuhnya di tangan Jokowi.

Baca juga: Reshuffle Kabinet Jadi Nuansa Politis di Pemerintahan Jokowi!

Atas hal ini, Wakil Ketua MPR itu tak ingin berkomentar lebih jauh sebab tidak bisa ikut campur.

"Wah reshuffle hak Pak Jokowi enggak bisa ikut campur. Enggak tau saya belum dengar juga. Kalau itu masalah reshuffle, dari partai manapun, posisi apapun kan terserah Pak Jokowi," kata Yandri di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (12/10/2022). Menurut dia, persoalan reshuffle menteri itu bisa saja terjadi tidak hanya mengganti pejabat dari Partai Nasdem.

Yandri menegaskan, semua pejabat dari parpol manapun bisa kena jika Jokowi berkehendak.

"Tidak mesti dari Nasdem. Partai lain juga kalo kata Pak Jokowi layak tentu di reshuffle. Hak Jokowi itu. Kita enggak bisa ikut campur," jelasnya.

Desakan Reshuffle 

Sebelumnya, relawan Jokowi mendesak Jokowi untuk mengganti seluruh menteri yang berasal dari Nasdem. Desakan tersebut muncul akibat partai yang dipimpin Surya Paloh itu mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres 2024.

Relawan Jokowi itu menilai Anies tak sejalan dengan visi misi pemerintahan Jokowi saat ini. "Kami meminta kepada bapak presiden untuk segera memberhentikan para menteri yang berasal dari Partai Nasdem," kata Freedy Moses selaku relawan Jokowi dalam keterangannya, Senin (10/10/2022)

'Biru' Lepas dari Koalisi

Selain itu, pernyataan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto terkait biru lepas dari koalisi karena sudah mempunyai calon presiden (capres) sendiri merupakan politik rendahan.

Bagi politisi Partai Nasdem, Bestari Barus, pernyataan itu seperti menunjukkan sejauh mana kelas politik Hasto.

Itu merupakan politik rendahan yang sama sekali tidak elegan. Dengan pernyataan ini terlihat kualitas dari Bung Hasto seperti apa, ujar Bestari Barus dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/10/2022).

Dengan pernyataannya itu, kata Bestari, ada kesan Hasto memang tidak suka dengan Nasdem dan Anies Baswedan. Atau Hasto dengan pernyataannya itu, Hasto ingin menutupi lambannya PDIP dalam mengusung capres.

Menurutnya, kalau memang khawatir terhadap permasalahan bangsa, segera saja deklarasikan capres yang dinilai mampu mengatasi persoalan bangsa ke depan.

"Jangan malah mencampuri capres dan urusan partai lain, tukasnya.

Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem Effendi Choirie pun tak ambil pusing omongan Hasto Kristiyanto.

Ia yakin Presiden Joko Widodo tak akan melakukan reshuffle Kabinet Indonesia Maju untuk mengganti tiga menteri Partai Nasdem.

Hasto ngomong apa saja silakan. Omongan seseorang itu cermin dari hati dan pikirannya, sebut Effendi pada wartawan, Senin (10/10/2022).

Dia menuturkan kabinet saat ini merupakan hasil dari koalisi partai politik (parpol) saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Sementara, keputusan Partai Nasdem mengusung Anies sebagai capres untuk menghadapi kontestasi Pilpres 2024.

Jadi kesetiaan Nasdem terhadap pemerintah sekarang ini sampai akhir jabatan, ujarnya.

Effendi menyampaikan Jokowi tak akan melupakan perjuangan bersama Surya Paloh pada Pilpres 2014 dan 2019.

Hal itu yang mendasari keyakinannya bahwa posisi menteri Partai Nasdem dalam Kabinet Indonesia Maju tak akan terganti.

Saya yakin Jokowi sadar itu, betapa besar pengorbanan Pak Surya Paloh dan Nasdem untuk kemenangan Jokowi, tuturnya.

Terakhir ia meminta Hasto menghargai keputusan Partai Nasdem dan tidak memperkeruh suasana.

Ia berharap kontestasi perebutan kursi RI-1 dilakukan dengan cara-cara yang adil tanpa menyebarkan wacana yang tak bisa dipertanggungjawabkan.

Kalau ada persaingan maka dilakukan dengan fair dan sehat. Bukan saling menyudutkan, apalagi menyebarkan hoax dan fitnah, tandasnya.

Sangat Provokatif 

Hal senada dikatakan Direktur Gerakan Perubahan Muslim Arbi. Dia mengatakan PDIP lebih baik fokus urus internal partainya saja untuk mempersiapkan capres yang akan diusung pada Pilpres 2024.

Muslim menilai ucapan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut "biru" lepas dari koalisi pemerintahan Presiden Jokowi sangat provokatif.

Baca juga: PPP dan Perindo Dukung Prabowo, PDIP: Tak Ada Masalah!

Meski tak menyebutkan secara gamblang, "biru" disinyalir merujuk kepada Partai NasDem yang berada di koalisi pemerintahan yang sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024.

Menurut Muslim, apa yang disampaikan Sekjen PDIP tersebut dinilai tidak elok.

"Sikap Sekjen PDIP itu cermin sikap tidak siap kalah dan ingin selalu menang. Indonesia sudah merdeka, kok warna biru dimusuhi?" ujarnya di Jakarta, Rabu (12/10/2022).

Dia pun menyarankan kepada anak buah Megawati Soekarnoputri itu untuk menyiapkan capres dan partainya menghadapi kontestasi di Pemilu 2024, daripada mengurus partai lain.

"Lebih baik Hasto fokus pada partainya saja, daripada membuat narasi-narasi yang menimbulkan permusuhan," tukasnya.

Tanggapan PKB

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan, pihaknya tidak melihat ada partai politik yang lepas dari koalisi pemerintahan Presiden Jokowi, termasuk Partai Nasdem.

"Saya belum melihat ada yang lepas. Para menteri kabinet masih solid bekerja, tidak ada menteri yang di-reshuffle atau menarik diri dari pemerintahan," ujar Jazilul, Rabu (12/10/2022).

Jazilul mengatakan, kedaulatan setiap partai politik harus dihormati, seperti Partai Nasdem yang memutuskan mengusung Anies.

Menurutnya, dengan deklarasi tersebut, Partai Nasdem bersedia mengambil citra, peluang, maupun risiko yang akan dihadapi ke depannya.

"Andaikan karena deklarasi ini disebut lepas, bahkan misalnya keluar dari koalisi atau kabinet, memangnya mau apa? Itu hak penuh Partai Nasdem," kata dia.

Jazilul juga mengatakan, berdasarkan pemberitaan yang dia baca, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyatakan sudah pamit minta izin dan restu Jokowi untuk mendeklarasikan Anies.

"Bukannya secara formal, Pak Jokowi juga tidak punya hak untuk melarang Nasdem," katanya.

Perobekan Kain Biru

Diketahui, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung pendeklarasian Anies Baswedan oleh Nasdem.

Baca juga: Hari Ini, Presiden Jokowi Lantik 3 Menteri dan 1 Wakil Menteri, Siapa Saja?

Ia mengibaratkannya dengan Peristiwa 10 November 1945, saat ada perobekan kain biru dari bendera Belanda di Hotel Yamato.

Awalnya, dalam perayaan HUT TNI tahun 2022 di Kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022), Hasto memamerkan lukisan peristiwa 10 November 1945.

Di dalam lukisan itu, tampak sejumlah tokoh, mulai dari Soekarno hingga Jenderal Sudirman.

Di tengah-tengahnya, ada lukisan yang menampilkan perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato.

"Itu menunjukkan Bung Karno, Jenderal Besar Sudirman, Jenderal Urip Suharjo, dan Bung Tomo," ujar Hasto.

Ia kemudian menunjuk lukisan yang menggambarkan banyak orang sedang merobek bendera warna biru dari bendera Belanda.

Dia pun menyiggung warna biru yang dirobek itu.

"Ya, biru itu dulu warna Belanda. Kalau sekarang kan ada warna biru lainnya juga ya. Anies kan banyak warna biru," katanya.

Lebih jauh, Hasto menyebut "biru" itu kini juga terlepas dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Para pejuang kita kan ada bendera Belanda, birunya dilepas. Dan ternyata birunya juga terlepas kan dari pemerintahan Pak Jokowi sekarang, karena punya calon presiden sendiri," kata Hasto.

Namun, Hasto enggan menyebut secara gamblang siapa "partai biru" yang dimaksud.

Dia hanya mengatakan bahwa terkadang apa yang terjadi di masa lalu bisa terjadi di masa depan.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Jumat, 13 Sep 2024 08:24 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Berita Terbaru